Mari Sehatkan GINJAL!!

Kalina

Moderator
Banyak Orang Abaikan Kesehatan Ginjal

KOMPAS.com

Organ ginjal memang tidak sepopuler jantung atau otak di pelbagai ulasan tentang kesehatan. Penyakit ginjal juga jarang dijadikan perenggut nyawa dalam serial drama. Masih banyak orang belum peduli dengan kesehatan organ yang berperan penting dalam sistem metabolik tubuh ini. Kesehatan ginjal memang jarang menjadi perhatian, bahkan orang yang mengidap penyakit ginjal biasanya baru terdeteksi ketika sudah berada pada stadium lanjut. Dokter spesialis penyakit dalam yang mendalami ginjal Parlindungan Siregar mengatakan, gejala penyakit ginjal jika masih stadium awal biasanya tidak terlalu terlihat. Itulah yang menyebabkan orang
seringkali baru menyadarinya ketika sudah parah. "Padahal jika sudah disadari pada kondisi stadium
lanjut yaitu 4 atau 5, pengobatannya akan
menghabiskan biaya yang sangat tinggi," ungkapnya dalam acara temu media Rabu (6/3/2013) di Jakarta untuk memperingati Hari Ginjal Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Maret mendatang. Kesehatan ginjal tak boleh dipandang sebelah mata, karena fungsinya sangat penting bagi kesehatan. Komplikasi dari kesehatan ginjal yang terganggu pun banyak, dari mulai penyakit kardiovaskuler, diabetes, hingga pengeroposan tulang. "Ginjal merupakan filter dari tubuh, fungsi utamanya adalah untuk membersihkan racun dan mengeluarkan limbah dari darah," papar dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini. Pada kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) sekaligus praktisi di bidang kesehatan ginjal Dharmeizar mengatakan, penyakit ginjal memiliki dua tipe yaitu tipe yang dapat disembuhkan dan tipe yang tidak dapat disembuhkan. "Penyakit ginjal yang dapat disembuhkan misalnya batu ginjal, jika faktor pencetusnya sudah dihilangkan maka fungsi ginjal akan normal kembali. Sedangkan penyakit ginjal yang tidak dapat disembuhkan seperti penyakit ginjal kronis, fungsi ginjal sudah tidak dapat normal kembali," tutur Dharmeizar. Kendati tidak dapat disembuhkan namun Dharmeizar mengatakan bahwa penyakit ginjal kronik dapat diperlambat proses perkembangannya dengan menjalani berbagai macam pengobatan dan menjalani gaya hidup sehat.
 
KOMPAS.com

Jika ingin ginjal sehat, rajinlah memantau tekanan darah. Jangan sampai Anda mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Menurut Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Dharmeizar, hipertensi
merupakan salah satu faktor penyebab penyakit
ginjal kronik (PGK). Hipertensi menurut data dari Indonesian Renal
Registry menyumbang 35 persen penyebab PGK
paling tinggi di antara faktor-faktor lain. Selain
hipertensi, PGK juga dapat disebabkan oleh
diabetes mellitus, serta penyakit lain yang
berhubungan dengan ginjal, antara lain batu ginjal yang tidak disembuhkan, penyakit ginjal polikistik, dan glomerulonefritis kronik. PGK merupakan penyakit dengan prevalensi yang
cukup tinggi di Indonesia, yaitu berdasarkan data
survei yang dilakukan PERNEFRI baru-baru ini
mencapai 30,7 juta penduduk. Menurut data PT ASKES, ada sekitar 14,3 juta orang penderita
penyakit ginjal tingkat akhir (PGTA) yang saat ini menjalani pengobatan yaitu dengan prevalensi 433 perjumlah penduduk. Tingginya angka prevalensi PGK perlu diwaspadai,
mengingat penyakit tersebut tidak dapat
disembuhkan, melainkan hanya dapat diperlambat perkembangannya. "Pasien dengan penyakit ginjal kronik fungsi ginjalnya tidak pernah bisa kembali normal dan harus menjalani pengobatan seumur hidupnya," tutur Dharmeizar yang juga merupakan dokter spesialis ilmu penyakit dalam Rumah Sakit dr. Ciptomangunkusumo (RSCM) dalam konferensi pers memperingati hari ginjal sedunia di Jakarta, Rabu (6/3/2013). PGK berbeda dengan penyakit ginjal lainnya seperti batu ginjal ataupun infeksi saluran kemih akibat berkurangnya fungsi ginjal. PGK merupakan penurunan fungsi ginjal perlahan namun pasti sehingga pada suatu saat tertentu akan mengakibatkan gagal ginjal. Menurut keterangan dari Dharmeizar, PGK ditandai dengan adanya kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan yang didefinisikan oleh adanya abnormalitas struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Namun dapat juga ditandai dengan LFG yang kurang dari 60 mL permenit untuk lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal. Pengobatan untuk PGK pada stadium tahap akhir, kata Dharmeizar, memerlukan terapi pengganti ginjal, diantaranya hemodialisis atau cuci darah, peritoneal dialisis, hingga transplantasi ginjal. "Untuk mengatasi penyakit ginjal kronik tentunya harus ada penambahan penyebaran sentral pengobatan, namun pencegahanlah yang paling penting," tandasnya. Hal senada juga diungkapkan oleh spesialis ginjal dan hipertensi dr. Parlindungan Siregar. Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa upaya pencegahan perlu dilakukan untuk menekan angka prevalensi PGK. "Mengapa pencegahan penting? Karena pengobatan penyakit ginjal kronis itu sangat mahal. Bayangkan, pertahun untuk hemodialisis menghabiskan Rp 50 hingga Rp 80 juta, transplantasi ginjal mencapai Rp 250 sampai Rp 350 juta, pertahunnya butuh perawatan lagi yang mencapai Rp 75 hingga Rp 150 juta," katanya.
 
kalau kekurangan minum, memang bisa kena dehidrasi dan bahaya di ginjal. Bisa kena batu ginjal. Tapi, kebanyakan minum atau overhidrasi juga gak baik loh, untuk ginjal :)
 
Hari Ginjal Sedunia, Sayangi Ginjal dengan Nutrisi Super Ini

Hari Ginjal Sedunia diperingati setiap hari
Kamis minggu kedua pada bulan Maret, yang pada tahun 2013 jatuh tepat pada hari ini, 14 Maret 2013. Ada banyak cara untuk menyayangi ginjal, salah satunya dengan mengonsumsi makanan super. Untuk menjaga ginjal tetap sehat, banyak makanan
bernutrisi yang dapat Anda masukkan ke dalam menu sehari-hari. Selain itu, ginjal yang sehat juga memerlukan olahraga yang teratur, makanan detoksifikasi, buah serta sayuran yang kaya air. Secara lengkap, berikut beberapa makanan super yang dapat membantu menjaga ginjal tetap sehat, seperti dilansir Boldsky, Kamis (14/3/2013):

1. Bawang putih

Bawang putih merupakan makanan super yang banyak mengandung antioksidan dan anti-pembekuan darah yang dapat mengurangi risiko
penyakit jantung. Bawang putih juga dapat
menurunkan jumlah kolesterol jahat dan peradangan dalam tubuh.

2. Buah beri

Keluarga buah beri seperti stroberi, cranberry, raspberry dan blueberry, merupakan nutrisi super yang bersahabat dengan ginjal. Buah-buahan ini
mengandung zat anti inflamasi yang dapat
menurunkan risiko peradangan dan meningkatkan fungsi kandung kemih.

3. Paprika merah

Orang dengan atau tanpa penyakit ginjal, harus menyertakan makanan super ini ke dalam menu hariannya. Paprika merah rendah kalium dan kaya vitamin A, C dan B6, asam folat dan serat, yang menjaga ginjal tetap sehat dan juga mencegah berbagai jenis kanker.

4. Kubis

Kubis dapat meningkatkan fungsi ginjal dan paling umum digunakan sebagai obat alami untuk memperbaiki dan memelihara ginjal.

5. Apel

Anggur, apel dan cherry adalah buah-buahan sehat yang baik untuk detoksifikasi dan membersihkan ginjal. Sebaiknya konsumsi apel setiap hari agar jauh
dari dokter.

6. Minyak zaitun

Sudah banyak diketahui bahwa minyak zaitun
merupakan minyak terbaik untuk jantung. Minyak zaitun mengandung asam lemak anti inflamasi yang dapat menurunkan oksidasi dan mempromosikan
ginjal sehat.

7. Bawang merah

Bawang merah dapat mengobati batu ginjal secara alami, juga dapat mendetoks ginjal dan
membersihkannya.

DetikHealth
 
Ahli Ginjal: Kebanyakan Minum Air Berbahaya

Ghiboo.com

Aturan minum air putih yang tepat adalah tidak kekurangan dan tidak berlebihan. Kekurangan cairan tubuh berdampak pada menurunnya fungsi kognitif, masalah jantung dan sebagainya. Sebaliknya, kelebihan minum juga berakibat fatal bagi tubuh. DR. dr. Parlindungan Siregar, SpPD-KGH, dari Staf Divisi
Ginjal Hipertensi, Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI- RSCM, menjelaskan bahwa kelebihan minum air memicu sebuah kondisi yang disebut hiponatremania. "Minum air 2-3 liter sehari itu aman bagi mereka yang
ginjalnya masih sehat, terutama anak muda. Karena minum air yang banyak dapat menghambat terjadinya pembentukan batu ginjal," jelas dr. Parlindungan, saat ditemui dalam jumpa pers Hari Ginjal Sedunia di Hotel Grand Sahid, Jakarta (6/3). Namun, bagi orang yang sudah memiliki gangguan ginjal memang disarankan tidak meminum terlalu
banyak air. "Maksimal 1,5 liter air per hari sudah
cukup bagi orang memiliki kelainan ginjal dan orang berusia lanjut," tambahnya. Hiponatremania merupakan kondisi dimana tingkat natrium dalam darah turun. Kasus ekstrim kelebihan
air dalam tubuh pernah terjadi dalam sebuah
perlombaan minum air putih sebanyak mungkin, yang menyebabkan pesertanya meninggal dunia. "Kalau hiponatremania-nya terjadi cepat, orang yang
banyak minum bisa meninggal dunia. Namun, kalau terjadi lambat, bisa mengakibatkan ngantuk. Pada orang tua bisa menyebabkan mudah jatuh," jelas dr.
Parlindungan.
 
Diet Protein Ternyata Berbahaya untuk Ginjal

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Diet protein tinggi biasa direkomendasikan untuk orang-orang yang ingin menurunkan berat badan dan membentuk otot-ototnya, namun, nutrisionis dari Danone Research Internasional, Liliana Jimenez, mengatakan diet ini
justru berbahaya untuk ginjal. "Kadar protein tinggi dalam tubuh akan membahayakan ginjal," kata Liliana pada konferensi pers Hari Ginjal Dunia di Jakarta. Ia menjelaskan, ginjal orang-orang yang melakukan diet jenis ini akan bekerja ekstra keras untuk menyaring sisa protein dalam tubuh sebelum dikeluarkan dalam bentuk urine. "Ginjal menyaring
terlalu banyak sisa protein, ginjal harus bekerja lebih keras, sementara air yang diperlukan oleh ginjal menjadi lebih sedikit karena sudah terserap protein," kata Liliana. Hal serupa juga disampaikan dokter spesialis penyakit dalam FKUI-RSCM, Dr.dr. Parlindungan Siregar
SpPD.KGH. Ia mengatakan semakin banyak protein yang dikeluarkan ginjal, maka fungsi ginjal juga akan
lebih cepat menurun. Pelaku diet tinggi protein lebih banyak mengkonsumsi daging atau sumber protein sejenis, namun seringkali
melupakan karbohidrat, serat dan asupan cairan yang diperlukan tubuh. Akibatnya, badan akan menjadi lemas karena kurangnya karbohidrat. Usus juga menimbun banyak lemak karena kurangnya asupan serat, serta timbulnya dehidrasi akibat kadar protein yang terlalu tinggi pada tubuh.
 
Cegah Sakit Ginjal dengan Minum 8 Gelas Air

Metrotvnews.com

Pola makan dan hidup di zaman modern dapat mengganggu fungsi
pencernaan, seperti ginjal. Sebelum itu terjadi, ada baiknya Anda minum delapan gelas air putih setiap hari dan banyak beraktivitas. Internist subspesialis ginjal, Dokter Lucky Azizah SpPD KGH, mengatakan pola makan dan gaya hidup modern menjadi pemicu gangguan ginjal. Seperti
makan makanan cepat saji dan goreng-gorengan. Sebenarnya, pola makan itu tak bermasalah bagi orang sehat. Yang menjadi masalah, katanya saat
mengisi acara Wideshot Metro TV, Rabu (20/3),
orang-orang zaman sekarang sedikit beraktivitas. Misalnya para pekerja kantor lebih sering berada di belakang meja. Padahal aktivitas fisik dapat membantu ginjal
berfungsi lebih baik. Adapun fungsi ginjal yaitu mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Ginjal juga berfungsi menyaring zat kimia obat atau vitamin yang dikonsumsi. Azizah menyebutkan dua jenis penyakit ginjal. Jenis
pertama yaitu penyakit ginjal akut yang datang tiba-tiba. Sementara penyakit ginjal kronik terjadi karena fungsi pencernaan menurun. Itu diakibatkan peradangan pada ginjal, batu, infeksi, serta penyakit sistemik seperti lupus pada perempuan usia muda. Penyakit dehidratif seperti diabetes melitus dan
kolesterol pun dapat berujung pada penyakit
komplikasi ginjal. Teorinya, itu berlangsung selama 15 tahun. Namun pada nyatanya, ada pasien yang baru menderita diabetes melitus selama dua tahun sudah mengalami sakit ginjal. Bahkan ada pasien yang menyadari mengalami diabetes melitus setelah dokter mengatakan dirinya terkena penyakit ginjal. Menurut Azizah, penyakit ginjal akibat diabetes
melitus tak menunjukkan gejala. Itu dapat diketahui setelah pasien melakukan uji laboratorium. Pada
gangguan ringan, hasil laboratorium menunjukkan
penumpukan protein pada urine atau peningkatan leukosit. Ada pula pasien yang mengeluh sakit atau pegal pada pinggang. Bila pinggangnya diketuk, rasa sakitnya luar biasa. Itu bisa mengindikasikan sakit ginjal akibat batu atau infeksi. Namun, itu juga bisa saja menandakan hanya sakit
otot biasa. Sebab, banyak orang yang lebih banyak
duduk dengan posisi tak baik. Apapun itu, Azizah
menyarankkan gangguan tersebut ke dokter. Bila sudah terkena sakit ginjal, biasanya pasien akan
melakukan tindakan cuci darah. Hingga 2013, sekitar 150 ribu orang Indonesia harus cuci darah. Namun akibat keterbatasan fasilitas, rumah sakit di Indonesia baru menangani 20 ribu orang. Azizah pun menaksir ledakan pasien yang melakukan cuci darah terjadi pada 2015. Tampaknya, pemerintah dan diri sendiri harus lebih perhatian mencegah gangguan tersebut.
 
Cegah Penyakit Ginjal Dengan Jeruk Nipis

Ancaman penyakit batu ginjal ternyata tak melulu
hanya pada pria, tetapi juga wanita. Kurang air
minum, menahan buang air kecil, terlalu banyak
alkohol, mengonsumsi obat kimia, memicu
pembentukan batu ginjal di dalam tubuh. Tak perlu khawatir, ada cara untuk membantu Anda lepas dari ancaman si batu ginjal. Seperti dilansir oleh Antaranews.com, batu ginjal dapat dicegah dengan menggunakan jeruk nipis. Jeruk nipis tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur semata, namun buah masam ini juga berfungsi untuk menghambat terbentuknya batu ginjal. "Berdasarkan penelitian di Jogja pada orang dewasa, asam sitrat atau air jeruk nipis dapat
menghambat proses pembentukan kristal (batu ginjal)," kata Ketua Perhimpunan Nefrologi
Indonesia (Pernefri) dr. Dharmeizar, Sp, PD-KGH
dalam jumpa pers Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Rabu. Batu ginjal terbentuk dari campuran kalsium, fosfat, oksalat, serta asam urat. Jika pasien gangguan fungsi ginjal memiliki kadar sitrat yang rendah di dalam tubuhnya, maka dia berisiko tinggi
menderita batu ginjal. "Dua butir jeruk nipis diperas dan dicampur ke
dalam segelas air putih, ini bisa dikonsumsi para
penderita batu ginjal setiap hari," jelas Dharmeizar. Dharmeizar menjelaskan bahwa tidak hanya jeruk nipis yang memiliki fungsi tersebut. Pola hidup
sehat dan kecukupan konsumsi air putih juga
sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya
pembentukan batu ginjal. Selain itu, olah raga secara teratur, menjaga kadar gula darah agar selalu stabil, menjaga tekanan darah, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi obat tanpa memeriksakan fungsi ginjal terlebih
dahulu, merupakan cara lain untuk mencegah
proses pembentukan batu ginjal. "Minum air putih setidaknya dua liter per hari, supaya urin cukup encer dan tidak terbentuk kristal. Selain itu kurangi makanan yang mengandung protein tinggi setidaknya kurang dari 50 gram protein per hari," kata dia. Lebih lanjut Dharmeizar menjelaskan bahwa konsumsi air putih (air mineral) sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Sementara elektrolit bisa didapatkan melalui konsumsi buah seperti pepaya dan pisang. "Jadi nggak perlu mahal-mahal beli air elektrolit,
makan pisang saja," imbuh dia. Bosan dengan jus buah atau minuman lain, sediakan jeruk nipis di rumah untuk diperas dan disajikan sebagai minuman segar. Yuk hidup sehat mulai dari sekarang.

Vemale.com
 
Demi Kesehatan Ginjal, Hindari Hal-hal Berikut Ini

Gangguan ginjal bisa dipicu oleh hal-hal sepele yang tanpa disadari sering dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Siapa sih yang belum pernah minum obat pereda nyeri, mengonsumsi garam atau gula? Rupanya itu semua bisa merusak ginjal. Tentu saja tidak perlu menghindari sepenuhnya, cukup dibatasi saja agar tidak berlebihan. Garam
misalnya, bagaimanapun tetap dibutuhkan untuk
menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Hanya takarannya saja yang disesuaikan, jangan sampai berlebihan. Beberapa hal yang bisa menyebabkan ginjal
bermasalah seperti dikutip dari Huffington Post, Sabtu (30/3/2013).

1. Minum obat pereda nyeri jangka panjang

Penggunaan obat tertentu seperti pereda nyeri dalam jangka panjang apalagi dalam dosis tinggi bisa merusak jaringan ginjal. Baik obat resep mau pun yang dijual bebas, keduanya sama-sama punya efek
samping merusak ginjal. Diperkirakan 1-3 persen
kasus gagal ginjal kronis disebabkan oleh penggunaan pereda nyeri yang berlebihan.

2. Merokok

Efek negatif rokok terhadap jantung dan paru-paru sudah banyak dipublikasikan, tetapi kini penelitian juga menunjukkan bahwa perokok memiliki
kandungan protein dalam urine. Ini menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan ginjal. Penyakit yang
merusak ginjal seperti diabetes dan tekanan darah tinggi juga memburuk akibat konsumsi rokok.

3. Berlebihan mengonsumsi gula

Banyak mengonsumsi gula adalah faktor risiko
berbagai penyakit seperti diabetes mellitus dan obesitas. Kedua penyakit ini juga berdampak pada fungsi ginjal yang memburuk. Membatasi asupan gula
tidak hanya menyelamatkan ginjal, tetapi juga lingkar
pinggang.

4. Berlebihan menjalani prosedur radiologi

Ada baiknya melakukan tes fungsi ginjal sebelum
menjalani pemindaian dengan alat apapun di rumah sakit. CT Scan, -Ray dan angiogram terkadang menggunakan pewarna khusus yang disuntikkan ke dalam tubuh untuk meningkatkan kontras warna. Hal itu berisiko memicu AKI (Acute Kidney Injury), yang diperkirakan dialami oleh 40 persen pasien di rumah sakit.

5. Banyak mengonsumsi garam

Terlalu banyak konsumsi garam natrium bisa
meningkatkan tekanan darah, yang berujung pada kerusakan fungsi ginjal. Orang dewasa di Amerika Serikat mengonsumsi garam natrium rata-rata 3.300
mg/hari, jauh lebih tinggi dibanding batasan yang
dianjurkan pemerintah yakni 1.500 mg/hari.

DetikHealth
 
Cukup Kalsium Justru Mencegah Batu Ginjal

Kompas.com — Para ahli mengatakan, jumlah kalsium yang kita terima baik dari produk susu
maupun non-susu berpengaruh besar pada
terjadinya batu ginjal. Orang yang cukup mendapat kalsium ternyata risikonya terkena batu ginjal lebih
rendah. Batu ginjal terjadi karena penumpukan zat-zat sisa
di urin yang lama-kelamaan akan terbentuk menjadi kristal sehingga sulit dikeluarkan lewat sistem pembuangan. Gejala batu ginjal antara lain
rasa nyeri pada punggung bawah, ada bercak darah di urin, pusing, demam, hingga muntah. Para ahli percaya batu ginjal bisa disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain obesitas, terlalu
banyak mengasup makanan mengandung gula dan garam, faktor usia, sampai kurang minum air. Dalam studi yang dimuat dalam Journal of Urology,
tim peneliti mengukur kadar kalsium dalam
makanan baik produk susu maupun non-susu serta kaitannya dalam menurunkan risiko batu ginjal. Dr Eric Taylor dari Maine Medical Center di Portland mengepalai penelitian tersebut untuk menganalisis tiga studi berbeda, yakni Health Professionals Follow-up Study, Nurses Health Study I, dan Nurses
Health Study II. Penelitian tersebut mengikutkan lebih dari satu juta pria dan wanita sehat berusia di bawah 60 tahun selama 20 tahun. Setiap empat tahun para
partisipan diminta mengisi survei mengenai
frekuensi mengasup suatu jenis makanan untuk mengetahui asupan kalsiumnya. Para partisipan studi dibagi dalam 5 kelompok
tergantung pada berapa banyak kalsium yang
diasup. Kelompok dengan jumlah asupan kalsium terbanyak menunjukkan 77 persen penurunan risiko batu ginjal dibanding dengan kelompok yang asupan kalsiumnya rendah. Pria dan wanita yang tiap hari mengasup 450 miligram kalsium dari produk non-susu menunjukkan risiko lebih baik untuk terhindar dari batu ginjal. Mereka yang mengasup 800 miligram kalsium setiap hari dari produk susu hanya menurunkan risikonya sampai 30 persen, dibanding dengan mereka yang mendapat 150 miligram kalsium. "Ada beberapa data lain yang menyebutkan tidak perlu ada pembatasan kalsium untuk mencegah batu ginjal. Meski kebanyakan batu yang terbentuk
di ginjal dibuat dari oksalat kalsium, kita tak perlu takut mengasup kalsium," kata Taylor.
 
Transplantasi Tak Jamin Kesembuhan Pasien Ginjal

Operasi transplantasi ginjal dianggap sebagai solusi akhir bila ginjal sudah tidak dapat bekerja dengan baik. Namun sebenarnya, jika tidak rutin melakukan pemeriksaan pasca operasi, pasien bisa mengalami gagal ginjal kembali. Disampaikan oleh Prof. DR. dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH dalam konferensi pers di Auditorium lantai 6 Gedung RSCM Kirana, Jl Diponegoro, Jakarta, Senin, (15/4/2013) bukan berarti seseorang yang sudah operasi transplantasi lantas dikatakan sembuh. "Transplantasi memang dilakukan sebagai langkah terbaik jika ginjal mengalami kerusakan dan tidak mampu berfungsi, namun bukan berarti setelah itu pasien bisa bernafas lega," ujar dr. Endang. Setelah pasien gagal ginjal melakukan operasi transplantasi, pasien tetap harus menjaga kesehatannya.Selai itu, yang paling penting tetap melakukan kontrol secara rutin ke rumah sakit. Obat yang diberikan oleh dokter pun harus dihabiskan. "Banyak pasien pasca operasi transplantasi malas minum obat karena takut ginjalnya rusak, padahal justru dengan mengonsumsi obat tersebut, ginjalnya akan mampu beradaptasi dengan kondisi barunya," lanjut dr. Endang. Ketidakteraturan pasien melakukan pengobatan pasca operasi dibenarkan Dr. Endang sebagai salah satu faktor utama ginjalnya mengalami kerusakan lagi. Bahkan bukan tidak mungkin pasien bisa mengalami gagal ginjal kembali. "Yang tidak kalah pentingnya, pasca operasi pasien sangat mudah terinfeksi, sehingga kondisi rumahnya harus selalu bersih, selalu menggunakan masker, dan mau mengonsumsi obat," ucap dr. Endang. "Pasien paling tidak harus memantau kondisinya setiap hari selama 2 bulan pasca operasi, jika sudah lama bisa dilakukan 1 atau 2 tahun sekali," imbuh dr. Endang.

DetikHealth
 
Back
Top