HIDUP OLEH IMAN (Ibrani 10:23-39)

common

New member
Ibr 10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."



Dalam Roma pasal 3 Rasul Paulus mengatakan bahwa setiap kita dibenarkan hanya karena iman yaitu karena percaya kita pada Yesus sehingga kita beroleh pembenaran dan menerima status sebagai orang benar. Tentunya setelah berpredikat orang benar/orang beriman kita harus tetap didalam iman kita, mempertahankannya dengan hidup didalam kebenaran. Tetapi kenyataan yang seringkali kita lihat banyak anak-anak Tuhan yang mundur dari imannya dengan berbagai alasan. Dalam Alkitab ada beberapa contoh misalnya Yudas Iskariot menjual imannya hanya karena uang, Samson karena kecantikan seorang wanita melanggar apa yang sudah Allah tetapkan, Yunus karena iri hati menetang perintah Tuhan, dan banyak lagi yang lainnya.



Pada ayat diatas penulis Kitab Ibrani tegaskan sebagai orang benar kita harus hidup oleh iman artinya apapun yang terjadi didalam hidup kita, kita harus tetap mempertahankan iman kita, tidak menjual Yesus dengan alasan apapun dan apabila kita mengundurkan diri maka Allah tidak lagi berkenan pada kita. Ada enam hal yang dapat kita pelajari dari penulis Kitab Ibrani yaitu bagaimana kita dapat tetap dalam iman dan tidak menjadi orang-orang yang mengundurkan diri.





1. BERPEGANG TEGUH PADA PENGHARAPAN



Ibr 10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.



Apa yang kita harapkan? Tentunya janji-janji Allah. Kita harus percaya bahwa Allah itu setia, Dia Allah yang tidak pernah ingkar janji, yang selalu menepati apa yang di janjikan-Nya (Maz 12:6). Sering kita mendengar seorang anak Tuhan bahkan hamba Tuhan merasa kecewa karena janji Allah belum tergenapi dalam hidupnya lalu undur dari Tuhan. Seharusnya mereka tetap percaya dan bersabar karena Allah pasti mengenapi janjinya pada waktu-Nya. Kita lihat Abraham tetap percaya dan bersabar saat menanti janji-Nya bahkan secara manusia sudah tidak ada harapan lagi, namun Abraham tetap berharap juga dan percaya (Rom 4:18) dan pada akhirnya Allahpun menggenapi apa yang di janjikannya pada Abraham bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa.



Sebagaimana ayat diatas katakan, saat menantikan janji Allah kitapun harus sesering mungkin memperkatakan(confess) akan apa yang Alah janjikan itu pasti di genapi, ini adalah bentuk pengakuan yang sangat bermanfaat untuk membangkitkan iman kita saat kta lemah. Pengakuan tentang pengharapan kita bukan sekedar kata-kata positip saja tetapi ini adalah perkataan tentang kebenaran(Firman) yang memang harus kita nyatakan.(Rom 10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman??.



Karena itu agar tetap bertahan dalam iman, yang pertama kita harus memiliki pengharapan dan teguh berpegang pada pengharapan ktia pada-Nya dengan terus percaya dan meningkatkan kesabaran kita juga memperkatakan janji-Nya sampai tergenapi didalam hidup kita.





2. BANGUN PERSEKUTUAN YANG SEHAT



Ibr 10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.



Pada ayat ini penulis kitab Ibrani menasihatkan agar kita membangun suatu persekutuan yang sehat seorang akan yang lain yaitu dengan saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Idealnya dalam persekutuan yang sehat itu akan terjadi interaksi saling membangun seorang akan yang lain bukan saling menjatuhkan, irihati, menghakimi, masabodoh, atau hal-hal negatif lainnya sehingga ketika kita berbeban berat atau lemah ada teman kita yang menghibur dan menguatkan.



Inilah yang seharusnya menjadi tujuan Gereja dimana persekutuan yang sehat terbangun sehingga kekuatan dari persekutuan(The Power of Koinonia) itu terbentuk dan menjadi penolong bagi anggota jemaat untuk tetap bertahan dalam imannya. Contoh dalam Alkitab terdapat pada cara hidup jemaat mula-mula (Kis 2:41-47) dimana mereka bersatu, saling berbagi dan memperhatikan, menguatkan dan tentunya hal-hal yang positip lainnya.



Itukan?.gereja mula-mula bagaimana dengan gereja sekarang?...Jika kita mau jujur kenyataannya pada Gereja masakini seringkali tidaklah demikian malah sebaliknya individualistis, exclusive , masabodoh telah masuk dalam lingkungan Gereja. Hubungan kita seorang dengan yang lainnya sebatas hari minggu saja saat bertemu di Gereja bahkan yang lebih parah irihati, ambisi dalam pelayanan, saling menghakimi, menjatuhkan, seringkali mencemarkan persekutuan yang ada. Kita menjadi seperti orang munafik ingin terlihat rohani di Gereja tetapi hati kita sama seperti orang fasik yang penuh dengan kejahatan.



Melihat kenyataan diatas seharusnya kita sadar untuk membangun persekutuan yang sehat memang tidaklah mudah butuh waktu dan proses dan selama proses berjalan pasti terjadi konflik/gesekan seorang akan yang lain ini satu hal yang tidak bisa kita hindari. Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi konflik yang terjadi dengan dewasa.



Dua hal yang penting untuk kita sadari dan lakukan dalam membangun persekutuan tersebut:



- pertama kita harus sadar agar kita tidak menjadi bagian dari kumpulan orang-orang yang merusak persekutuan, dengan bertobat dari sikap-sikap mementingkan diri sendiri, individualistis, exclusive , masabodoh dan hal-hal negatif lainnya.



- Kedua kita harus menyadari juga bahwa terbangunnya persekutuan yang sehat itu harus dimulai dari diri kita jadi mulailah belajar perduli terhadap orang lain, belajar menerima perbedaan dan menghargai seorang akan yang lain sehingga kekuatan dari persekutuan(The Power of Koinonia) itu terbentuk dan menjadi penolong bagi anggota jemaat untuk tetap bertahan dalam imannya.





3. JANGAN MENJAUH DARI PERSEKUTUAN



Ibr 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.



Seperti yang saya sampaikan pada point kedua dalam suatu persekutuan orang percaya pasti terjadi gesekan seorang akan yang lain ini satu hal yang tidak bisa kita hindari. Terkadang Tuhan ijinkan gesekan terjadi untuk membentuk karakter kita sebagaimana Amsal 27:17 katakan ?Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.? jadi saat konflik terjadi Tuhan sesungguhnya ingin kita belajar melembutkan hati kita untuk saling mengampuni dan belajar mengakui kesalahan jika bersalah.



Karena itu alangkah baik kita mendengarkan nasihat yang ketiga dari penulis Kitab Ibrani yaitu supaya kita tidak menjauhkan diri dari persekutuan yang sudah kita bangun, masalah/gesekan yang terjadi dalam persekutuan harus kita selesaikan dengan kerendahan hati bukan dengan meninggalkan persekutuan.



Murtadnya seorang anak Tuhan biasanya diawali dengan menjauhkan diri dari persekutuan orang percaya. Saat masalah terjadi dalam gereja terkadang kita langsung ngambek dan tidak mau beribadah lagi, memang dalam gereja pasti ada model orang seperti ini yang kebiasaanya menjauh dari ibadah seperti yang penulis kitab Ibrani sampaikan diatas hal ini tentu sangat membahayakan iman orang tersebut. Karena itu seharusnya kita tidak demikian apapun terjadi pertahankan persekutuan kita, karena dalam persekutuan orang percaya ada kasih karunia dan kekuatan dari Tuhan.



1Tim 4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.





4. INGAT MASA LALU YANG INDAH / BERNOSTALGIA



Ibr 10:32 Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,



Hal yang keempat penulis kitab Ibrani katakan supaya kita bernostalgia/mengingat masa lalu kita, tentu kenangan-kenangan yang dapat membangkitkan iman/semangat/memotivasi kita (hal yang positif), bukan sebaliknya (negatif). Pada ayat 33-34 penulis kitab Ibrani mencontohkan supaya umat Tuhan mengingat kembali/bernostalgia tentang saat-saat bertahan dalam mengalami aniaya setelah bertobat/menerima terang.



Suatu saat saya pernah ingin mengundurkan diri dari gereja dimana saya berjemaat, saya merasa sudah diperlakukan tidak adil oleh pemimpin meski hal tersebut belum tentu benar. Syukurnya saya terbiasa untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan sebelum saya doakan dulu masalah yang saya alami. Anehnya saat saya berdoa Roh Kudus menuntun saya untuk bernostalgia/mengingat kembali masa-masa indah selama saya berjemaat, melayani, bahkan hal-hal lucu yang terjadi selama inipun Roh Kudus ingatkan. Hal inilah yang membuat saya tidak jadi mengundurkan diri, saat itu saya berpikir masa sih? hanya karena masalah belum tentu kebenarannya, saya harus melupakan dan meninggalkan masa-masa indah selama ini.



Dalam suatu hubungan entah itu hubungan keluarga/rumah tangga, suami-istri, orang tua-anak, pertemanan, ataupun bergereja kita pasti akan mengalami masa-masa krisis seperti yang saya alami. Mungkin dalam hubungan pernikahan sepertinya masalah kita begitu pelik dan tidak ada jalan keluarnya selain berpisah. Ketika mengalami masa-masa krisis tersebut penting sekali kita bernostalgia /merenungkan/mengingat akan masa yang indah selama ini. Hal tersebut akan menolong kita agar tidak mengambil keputusan yang salah, saat mungkin kita sedang dikuasai emosi.



Dalam perjalanan iman kita selama mengikut Yesus masa krisis itupun akan kita alami, mungkin kita mengalami penderitaan seperti yang Ayub alami, kita kecewa karena doa-doa kita belum Tuhan jawab, sehingga mulai tawar dan berniat undur dari Tuhan. Pada saat seperti itu penting sekali kita mengingat akan kebaikan Tuhan , pemeliharaannya, pertolongannya selama ini. Kita jangan seperti bangsa Israel yang karena tidak sabar menanti jawaban Tuhan melalui Nabi Musa, lalu dengan mudah meninggalkan Tuhan dengan membuat patung lembu emas. Mereka melupakan kebaikan Tuhan selama ini dimana saat dikepung tentara mesir Allah bebaskan, tiang awan dan tiang api memimpin mereka sehingga siang tidak kepanasan malam tidak kedinginan, mana dari surga, daging burung puyuh, dan banyak lagi kebaikan Tuhan yang mereka lupakan begitu saja.



Saya percaya dengan mengingat-ingat kebaikan Tuhan selama ini kita akan semakin setia dan mencintai Tuhan dan kita tidak akan masuk dalam hitungan orang-orang yang mengundurkan diri.





5. LIHAT UPAH SORGAWI



Ibr 10:35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.



Keselamatan yang kita terima adalah anugerah, pemberian Tuhan tanpa usaha kita. Sedangkan upah sorgawi akan kita peroleh melalui pengorbanan, jerih payah atau hasil kerja kita selama mengikut Tuhan dan Firman Tuhan katakan besar upah yang menanti kita jika kita bertahan dalam iman kita.



Seorang anak Tuhan harus memandang pada perkara-perkara diatas atau hal-hal yang kekal, tentu tidak ada salahnya jika kita mengharapkan suatu pujian ataupun upah selama itu dari Tuhan bukan dari manusia. Inilah yang saya maksud tentang hal-hal yang kekal segala sesuatunya terpusat pada Tuhan yang seharusnya menjadi sumber pengharapan kita. Dalam 1Kor 9:18 Paulus mengatakan ? Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.? Perkataan Paulus ini jelas menunjukan bahwa Paulus tidak mengharapkan upah duniawi yang memang menjadi haknya sebagai pemberita Injil tetapi Paulus mengharapkan sesuatu yang lebih mulia dan bersifat kekal yaitu upah sorgawi yang akan Allah berikan bagi orang-orang yang setia.



Coba kita lihat seorang bisnisman atau seorang salesman, apa yang membuat mereka giat bekerja? Tentu keuntungan/upah yang akan mereka peroleh. Semakin mereka giat maka kemungkinan hasil/upah yang mereka perolehpun akan semakin besar. Demikian juga jika kita memandang pada upah sorgawi yang besar tentu akan membuat kita semakin giat dalam pekerjaan Tuhan dan kita tidak mungkin melepaskan begitu saja apa yang kita percaya.



Why 22:12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya





6. SADAR WAKTU KITA SINGKAT



Ibr 10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.



Perkataan penulis kitab Ibrani diatas memperlihatkan ia sangat percaya bahwa Yesus akan segera datang namun kenyataannya malah penulis kitab Ibrani yang lebih dahulu datang kepada Yesus alias wafat. Pengharapan seperti ini tidak hanya terjadi pada penulis kitab Ibrani saja tetapi juga pada Paulus, Petrus dan juga pengikut-pengikut Kristus lainnya. Mereka semua mempunyai pengharapan Yesus segera datang tetapi kenyataannya mereka yang lebih dahulu datang pada Yesus. Sebagai anak Tuhan seharusnya kita memiliki pengharapan seperti mereka yaitu Yesus akan segera datang, sehingga kita akan semakin giat dalam pekerjaan Tuhan inilah sikap berjaga-jaga yang benar.



Hal tersebut diatas seharusnya juga menyadarkan kita bahwa hidup kita didunia ini sangatlah singkat, Yesus akan segera datang atau kita yang datang kepada Yesus alias meninggal.



Dalam Mazmur 90:10 dan 12 Nabi Musa mengatakan ? Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun,?? ~ ?Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana?. Musa menasihatkan agar kita menghitunghari-hari kita yang singkat ini agar kita lebih bijaksana dalam mengisi waktu yang tersisa alam hidup kita. Kenyataan rata-rata masa hidup manusia sekarang ini sama seperti yang Nabi Musa katakan yaitu +/- 80 tahun, bahkan menurut badan kesehatan dunia (WHO) rata-rata usia hidup orang Indonesia lebih rendah dari usia hidup orang-orang di negara maju (+/- 65 tahun) hal ini dikarenakan kwalitas hidup sehatnya juga rendah. Karena itu seharusnya kita sadar dan lebih bijaksana lagi mengisi waktu hidup kita yang tersisa.



Saya percaya jika kita menyadari waktu ini singkat (Yesus akan segera datang atau kita yang datang pada Yesus) maka kita akan semakin giat dalam pekerjaan Tuhan, semakin sungguh-sungguh, kita tidak akan menjadi orang-orang yang mengundurkan diri, inilah sikap yang benar saat menanti kedatanganNya.



Mat 24:36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."
 
Back
Top