Prinsip dasar istri agar disayang suami tergantung dari perspektif kita. Jika istri yang matre, ia akan mencoba beribu rayuan model apapun agar suaminya sayang dan memenuhi apa yang ia tuntut. Ia tampil cantik, dandan habis tujuannya cuma satu, supaya disayang suami (perspektifnya jadi lain kan), kendati tujuan yang sesungguhnya tersembunyi.
Sementara istri yang bersahaja, naluri keibuannya kuat, berpenampilan berdasarkan nalar, mampu mengikuti arus dengan logika dan piawai membaca tanda-tanda jaman, umumnya tidak mempunyai tujuan di luar konteks keutuhan keluarga. Melainkan hanya mengharap terciptanya harmonisasi antara suami, istri dan anak-anak.
Memang jagad perempuan tidak bisa lepas dengan segala atribut yang menyertainya. Kosmetik, pakaian, perhiasan dan uang (relatif) merupakan asesori perempuan di segala jaman. Tetapi, pemakaian asesori tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang menyertai yakni fenomena alam. Bagaimana mungkin seorang wanita yang sudah berumur 50 tahun ingin punya kulit wajah sekencang wanita 20 tahunan, jika dari mudanya tidak dirawat. Demikian sebaliknya, wanita berusia 25 tahunan bisa saja memiliki wajah yang kadarnya seperti wanita 50-an, lantaran aspek psikis yang menghimpit, dan sebagainya.
Jadi, sederhananya, perempuan yang bisa bicara dengan nalarnya ketika berhadapan dengan suaminya dan bukan dengan hatinya, dipastikan ia akan menjadi teman seiring suami sampai akhir hayat.