Jantung

Kalina

Moderator
Sering Sesak Napas? Awas, Kelainan Jantung

Ghiboo.com - Menurut data WHO, serangan jantung masih menjadi salah satu pembunuh terbesar
manusia di dunia. Tercatat 30,5 persen penyebab
kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit jantung. Tak jauh berbeda dengan kondisi di negara kita. Data
statistik WHO pada tahun 2012 menunjukkan penyakit jantung menyumbang sekitar 30 persen kematian di Indonesia. Penyakit jantung banyak sekali macamnya. Salah satu kelainan jantung yang tak banyak diketahui masyarakat adalah kardiak aritmia. Aritmia memiliki gejala yang berbeda dengan jenis kelainan jantung lainnya. Malahan, aritmia bisa muncul tanpa gejala apapun. "Pasien dengan aritmia mengalami gejala lain, seperti pusing, keletihan, nafas lebih pendek dan mendadak
kehilangan kesadaran," jelas Dr. Reginald Liew,
Spesialis Jantung dari Mount Elizabeth Novena Hospital Singapura, yang ditemui Hotel Mulia Jakarta dalam siaran pers yang diterima Ghiboo (22/3). Kardiak Aritmia merupakan kondisi abnormal pada
denyut jantung, yang disebabkan adanya gangguan
pada sistem elektrik jantung, sehingga menyebabkan
jantung berdenyut terlalu cepat atau terlalu lambat.
Saat mengalami palpitasi (jantung berdebar),
umumnya penderita tidak menyadari denyut jantung, hal ini mungkin terjadi karena kardiak aritmia. Beberapa orang lahir dengan kondisi jantung yang
tidak normal seperti lubang pada jantung atau
hubungan elektrikal berlebih pada jantung mereka,
yang dapat menyebabkan aritmia. "Seseorang dengan masalah jantung, seperti serangan jantung atau gagal jantung, yang juga dapat menyebabkan aritmia," tambah Dr. Liew, yang pernah ditunjuk sebagai Penasehat Ahli Jantung di Pusat Jantung Nasional Singapura. Mencegah dari penyakit jantung menjadi cara terbaik. Merubah gaya hidup menjadi lebih sehat menjadi solusinya. Seperti, olahraga teratur, turunkan berat badan berlebih, konsumsi makanan sehat dan kurangi asupan garam. "Menghindari kondisi yang dapat memicu palpitasi,
seperti mengkonsumsi kafein berlebih dan stress,
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terutama
rajin mengecek level kolesterol, tekanan darah dan
pemeriksaan untuk diabetes," sarannya.
 
Re: Jantung Sehat!!

Masuk Angin Tanda Gangguan Jantung?

Ghiboo.com - Salah satu hal yang patut diwaspadai adalah ketika tubuh mengalami gejala: badan pegal, berkeringat dingin, mual, muntah dan sesak pada dada. Biasanya banyak yang mengira hal ini terjadi akibat 'masuk angin'. Padahal para ahli medis menyatakan hal ini merupakan indikasi awal serangan jantung atau stroke. Banyak di antara kita punya kebiasaan mengatasi masalah masuk angin dengan kerokan. Namun jika gejala nyeri terasa pada dada dan punggung, waspadailah! Bisa jadi itu tanda-tanda awal adanya gangguan kardiovaskuler. "Kerokan untuk menghilangkan masuk angin belaka
pada sebagian orang memang berhasil. Namun ada hal yang harus diwaspadai adalah melakukan kerokan pada bagian leher, baik belakang, samping atau pun depan," Prof. DR. Dr. Budhi Setianto, SpJP dari
Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. "Kerokan membuat lapisan kulit menipis dan merusak
jaringan yang ada. Jika lapisan di leher menipis atau terkikis akibat kerokan malah bisa menyebabkan risiko stroke," tambahnya.
 
Re: Jantung Sehat!!

Ingat, Begini Saja Anda Bebas Serangan Jantung

BERUNTUNGLAH Anda yang sekarang sudah berhenti merokok? Selain terbebas dari segala
penyakit, Anda juga terhindar dari risiko penyakit kardiovaskular (serangan jantung dan stroke) sebesar 53 persen. Hal ini sesuai dengan pernyataan hasil penelitan baru yang ditayangkan Journal of American Medical
Association. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa obesitas adalah kunci dari faktor risiko itu, tetapi merokok lebih berkontribusi besar. Nikotin masuk dalam tubuh secara perlahan-lahan menggerogoti alat vital di tubuh Anda, mulai dari paru-paru, ginjal sampai dengan jantung. Dalam jurnal tersebut, Marshall Goldberg, M.D.
Profesor Medicine at Thomas Jefferson University memberikan panduan menjaga paru-paru dan jantung bagi Anda yang baru berhenti merokok. "Konsumsilah dua sendok teh minyak zaitun sebelum makan, ini berguna menahan kontraksi perut Anda
hingga membuat perut kenyang lebih lama. Hal ini juga merupakan proses masa pelepasan sel-sel negatif yang selama ini ada di tubuh Anda,” katanya, sebagaimana dikutip Mens Health.

Okezone.com
 
Re: Jantung Sehat!!

Makan Ini, Penyakit Jantung Hilang Seketika

APAKAH Anda suka makan dengan sayur, kacang- kacangan, dan minyak zaitun? Jika ya, beruntunglah Anda. Pasalnya, sebuah penelitian yang dipublikasikan The New England Journal of Medicine menyatakan bahwa seseorang yang mengatur pola makan ala mediterania bisa terhindar dari risiko penyakit jantung sebanyak 30 persen. Dalam penelitian tersebut melibatkan 7.500 orang dari Spanyol, dengan kondisi sebelumnya menderita
diabetes, obesitas, dan penyakit lainnya yang
berhubungan dengan jantung. Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk melakukan variasi pola
makan. Di mana kelompok satu diharuskan makan dengan menambahkan empat sendok minyak zaitun dari menu harian mereka, kemudian kelompok dua harus menambahkan 30 gram kacang per hari dalam
menu mereka, dan kelompok terakhir menjalani pola makan rendah lemak. Penelitian yang berlangsung selama lima tahun ini
membuahkan hasil yang menunjukkan bahwa
kelompok pola makan rendah lemak lebih cepat
menstabilkan dan menyembuhkan penyakit
penderita. Demikian seperti dilansir Womens Health. Dalam penelitian itu disimpulkan bahwa kelompok dengan risiko tinggi mengalami hipertensi, diabetes, pada akhirnya perlu menjalani pola makan sehat rendah lemak agar hasilnya lebih cepat.

Okezone.com
 
Re: Jantung Sehat!!

wah bagus sekali gan....
bantu sundul


edited by. KalinaMaryadi
(3. Jika ingin jualan atau bertransaksi harus di forum Jual & Beli dan sub forumnya, tidak boleh di kategori forum lain, forum lain adalah tempat untuk tanya jawab dan berdiskusi, bukan beriklan/promosi/jualan)
 
Last edited by a moderator:
Re: Jantung Sehat!!

Risiko Gagal Jantung Bakal Terdeteksi Hanya dari Napas Pasien

Gagal jantung atau berhentinya fungsi
jantung seringkali menyebabkan kematian secara mendadak jika tak ditangani dengan cepat. Beruntung
sekelompok peneliti mengklaim menemukan sebuah cara sederhana dan cepat untuk mendeteksi risiko gagal jantung pada pasien hanya dari napasnya. Secara khusus peneliti menganalisis kandungan
napas pasien yang disebut dengan volatile organic compounds (VOC). Dengan menganalisis VOC tersebut, peneliti mengaku sejauh ini metode yang mereka
temuan ini mampu mendiagnosis risiko gagal jantung pada pasien yang baru saja diopname dengan akurasi mencapai 100 persen. "Setiap individu memiliki 'jejak' napas yang berbeda antara satu orang dengan yang lain, tergantung pada
apa yang terjadi pada tubuhnya. 'Jejak' itu dapat memberitahukan kepada kita segala aspek tentang pasien bersangkutan, termasuk apa saja yang memapari mereka dan penyakit apa yang mereka idap," terang ketua tim peneliti Dr. Raed Dweik dari
department of pulmonary, allergy and critical care medicine, Respiratory Institute, Cleveland Clinic, AS. "Itulah mengapa deteksi penyakit dengan analisis
napas begitu menjanjikan karena metode ini bersifat
non-intrusif sehingga tidak menimbulkan risiko
apapun. Anda pun bisa melakukannya dimana saja, entah itu di klinik maupun rumah sakit," tambahnya. Metode ini juga diklaim dapat memudahkan setiap
orang untuk mengetahui risiko gagal jantungnya.
Pasalnya, menurut US National Heart, Lung and Blood Institute, selama ini diagnosis gagal jantung harus
mempertimbangkan sejumlah faktor seperti riwayat kesehatan, uji fisik agar tim dokter dapat mendengarkan detak jantung dan paru-paru pasien, termasuk pengecekan kaki dan perut pasien untuk
memastikan apakah ada gejala penumpukan cairan pada organ-organ itu atau tidak. Selain itu, tes darah dan penggunaan
elektrokardiogram juga dapat memastikan risiko
gagal jantung pada pasien. Dalam studi ini, peneliti memastikan efektif tidaknya metode non-invasif untuk mengidentifikasi gagal
jantung ini dengan cara mengumpulkan sampel napas 41 pasien yang telah diopname di Cleveland Clinic. 25 pasien diantaranya harus diopname di klinik
karena didiagnosis dengan 'acute decompensated heart failure' sedangkan 16 pasien lainnya tidak
menunjukkan gejala gagal jantung sama sekali namun pernah mengalami gangguan kardiovaskular lainnya. Sampel napas tunggal partisipan diambil dari setiap pasien dalam kurun 24 jam setelah masuk klinik, begitu juga ke-36 pasien tambahan yang telah 'divonis' dengan acute decompensated heart failure sebagai perbandingan. Dua jam setelah sampel napas dikumpulkan, keseluruhan sampel itu dianalisis menggunakan
teknologi "mass spectrometry" untuk memindai kandungan molekuler dan kimiawi dari sampel-sampel tersebut. Sejumlah senyawa yang ditemukan dari sampel telah dipastikan berpotensi menjadi indikator gagal jantung. Hasilnya menakjubkan, metode tes napas ini dapat mengidentifikasi seluruh pasien gagal jantung dengan tepat, bahkan cara ini benar-benar mampu membedakan antara kejadian gagal jantung dengan gangguan kardiovaskular lainnya. "Teorinya, tes ini terbilang murah. Tapi tentu saja kami masih berada dalam proses sangat awal untuk
menggali potensinya. Kami masih memerlukan
banyak perbaikan agar metode ini dapat digunakan secara luas," tutupnya Dweik seperti dilansir dari health24, Jumat (29/3/2013).

DetikHealth
 
Re: Jantung Sehat!!

Terlalu Banyak Anastesi, Pria Kena Serangan Jantung

SEORANG pria meninggal dunia di California, usai melakukan prosedur perawatan gigi. Diperkirakan ada komplikasi yang terjadi selama prosedur
tersebut dilakukan. Pria berusia 25 tahun, Marek Lapinski meninggal dunia usai menjalani prosedur mengekstrak dua gigi gerahamnya. Keluarga Marek mengatakan, Lapinski mengalami serangan jantung dan meninggal dunia, demikian yang dilansir Foxnews. Pihak keluarga menduga, Lapinski diberikan terlalu banyak obat penenang oleh dokter bedah sehingga
mengalami batuk-batuk selama operasi. Ini
kemudian berujung pada serangan jantung dan
menyebabkan kematian. Dari catatan medis yang diterima, Lapinski diberikan setidaknya enam obat penenang oleh dokter yang
melakukan pembedahan. Anastesi yang terlalu
banyak memicu gangguan pada jantung Lapinski. Selain serangan jantung, keluarga juga menemukan adanya kain kasa yang bersarang di saluran pernapasannya.

Okezone
 
Re: Jantung Sehat!!

Manfaat Minyak Ikan, Bikin Jantung Lebih Sehat

Minyak ikan memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan manusia, salah satunya adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, kata dokter spesialis gizi klinik dari FKUI-RSCM, Dr.
Fiastuti Witjaksono, SpGK. "Minyak ikan dapat menjadi suplemen untuk
tumbuh kembang anak dan kesehatan orang
dewasa, karena mengandung banyak zat penting," kata Fiastuti pada jumpa pers Champs Emultion di Jakarta, Rabu. Selain mengandung vitamin A dan D, minyak ikan juga mengandung lemak tidak jenuh ganda yaitu Omega 3 dan Omega 6. Asam lemak tidak jenuh ganda atau yang kerap disebut PUFA , sangat bermanfaat untuk proses kecerdasan, penglihatan, dan sistem kekebalan tubuh balita. "EPA dan DHA penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan susunan saraf pusat anak, karena jenis lemak tidak jenuh ganda ini mencapai 30 persen dari total berat otak," ujar Fiastuti. Selain itu, minyak ikan dikatakan Fiastuti juga bermanfaat untuk mencegah aterosklerosis akibat inflamasi, serta penyakit jantung koroner. Lebih lanjut Fiastuti mengemukakan bahwa lemak ikan adalah lemak yang paling sehat dibandingkan dengan lemak hewani lainnya. Hal itu dikarenakan, ikan memiliki tingkat kolesterol yang sangat rendah, namun gizi dan protein yang tinggi. "Ikan cod, salmon, tongkol, ikan kembung, serta ikan tuna adalah beberapa ikan yang kaya akan lemak tidak jenuh ganda. Ikan-ikan ini biasanya hidup di perairan laut dalam dingin," demikian Fiastuti.

Vemale.com
 
Daging Olahan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung hingga 72 Persen

Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition disebutkan bahwa daging bebas lemak berkontribusi penting dalam diet jantung
sehat seperti halnya manfaat yang bisa didapatkan dari daging putih. Namun, Anda perlu berhati-hati saat akan membeli daging untuk dikonsumsi, terutama daging olahan. Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal BMC Medicine menyebutkan, mengonsumsi daging olahan secara berlebihan dapat mempersingkat usia. Penelitian yang melibatkan lebih kurang setengah juta pria dan wanita dengan usia 35 sampai 70 tahun di 10
negara yang ada di benua Eropa ini berlangsung selama 1 tahun. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner tentang menu makanan yang dikonsumsi selama
rentang 1 tahun. Peneliti memberikan pertanyaan
dengan klasifikasi khusus yang menyangkut
konsumsi daging. Baik itu daging merah, putih, dan olahan. Daging tersebut meliputi daging sapi, kambing, domba, kuda hingga babi. Sedangkan daging putih termasuk daging ayam, kalkun, kelinci, hingga bebek. Peneliti menganggap bahwa konsumsi daging olahan dikatakan tinggi jika melebihi 160 gr perhari. Dari hasil survei ditemukan lebih dari 5000 partisipan meninggal akibat gangguan arteri dan penyakit jantung, lebih dari 9000 terkena penyakit kanker, dan lebih dari 1000 orang mengalami gangguan pernapasan. Sabine Rohrmann, salah satu peneliti dari University of Zurich menyatakan, “Secara keseluruhan, kami memperkirakan 3 persen dari kematian dini setiap tahun bisa dicegah jika orang makan kurang dari 20 gram per hari daging olahan,” seperti dilansir redorbith
 
Kesimpulan Penelitian

Dari hasil penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi daging olahan berlebihan dapat
meningkatkan risiko kematian akibat penyakit
jantung sebesar 72 persen dan akibat kanker sebesar 11 persen.
 
Cara Membedakan Daging olahan & Non-olahan

Membedakan daging olahan dan non-olahan memang "gampang-gampang susah". Namun bukan berati tidak bisa dibedakan sama sekali. Daging non-olahan bisa dikatakan sebagai daging segar, yang berarti tidak tercampur materi atau zat lain karena bahan utamanya adalah daging itu sendiri. Nah, karena daging non-olahan tidak menggunakan pengawet makanan, maka masa kadaluwarsanya lebih singkat dari daging olahan. Sedangkan daging olahan adalah daging yang diawetkan dan telah dicampur menggunakan bahan
makanan lain, termasuk pengawet makanan,
sehingga masa kadaluwarsanya relatif lebih lama. Daging olahan juga telah melalui berbagai proses lainnya, seperti pengasinan, pengasapan, dan penambahan beberapa bahan kimia.

Mulai sekarang sebaiknya Anda kurangi konsumsi daging olahan dan beralihlah ke daging segar non-olahan agar kesehatan Anda tetap terjaga.

DuniaFitness
 
Peneliti AS: Senyawa Kimia dalam Daging Merah Hancurkan Jantung

Daging dikenal sebagai salah satu sumber protein tinggi, tapi tetaplah berhati-hati karena daging, terutama daging merah juga mengandung kolesterol tinggi. Apalagi sekelompok peneliti dari AS menemukan bahwa daging merah mengandung sebuah senyawa kimia yang dapat merusak jantung jika dikonsumsi secara berlebihan. Awalnya banyak pakar mengira lemak jenuh dan cara penyajian daging olahan diduga berkontribusi
terhadap masalah jantung. Kendati begitu, tampaknya ini bukanlah akhir dari cerita. "Kandungan kolesterol dan lemak jenuh dalam daging merah tidaklah begitu tinggi, ada hal lain yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko kardiovaskular," ungkap ketua tim peneliti, Dr. Stanley
Hazen dari Cleveland Clinic seperti dilansir BBC, Senin (8/4/2013). Berdasarkan percobaan terhadap sekelompok tikus dan manusia diketahui bahwa daging merah mengandung senyawa yang disebut dengan carnitine. Di dalam usus, carnitine ini dicerna dan dipecah
menjadi gas. Kemudian ketika beranjak ke hati, gas hasil pecahan carnitine ini diubah menjadi sebuah senyawa yang disebut dengan TMAO. Dari studi ini peneliti juga mengetahui bahwa TMAO
sangat erat kaitannya dengan penumpukan deposit lemak di pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
penyakit jantung hingga kematian. Apalagi bakteri-bakteri di dalam usus diketahui dapat memakan carnitine. Padahal jika hal itu terjadi, keseimbangan bakteri di dalam usus menjadi berkurang. Bakteri-bakteri itu pun tak dapat memecah carnitine sehingga risiko gangguan jantung akibat konsumsi daging merah justru meningkat. Dr. Hazen mengatakan, "Keberadaan TMAO ini
seringkali diabaikan karena tampak hanyalah sebuah produk buangan tapi nyatanya senyawa ini signifikan pengaruhnya terhadap metabolisme kolesterol
hingga akhirnya menyebabkan penumpukan kolesterol." "Temuan ini pun mendukung gagasan bahwa mengurangi konsumsi daging merah itu lebih baik bagi kesehatan," lanjutnya. Dr. Hazen juga menambahkan temuan ini menimbulkan gagasan lain berupa konsumsi yogurt
probiotik untuk mengembalikan keseimbangan bakteri di dalam usus.

DetikHealth
 
Penyakit Jantung Bisa Menyerang Usia Muda

Penyakit jantung koroner yang dikenal sebagai
pembunuh nomor satu di dunia, dewasa ini tidak
hanya diderita oleh lanjut usia, namun juga usia
muda. "Penyakit yang digolongkan ke dalam penyakit tidak menular itu sudah mulai menyerang kalangan berusia muda. Bahkan jumlahnya pun semakin hari kian mengalami peningkatan yang cukup signifikan," kata dokter spesialis jantung Amran Lubis di Medan. Direktur Rumah sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan ini mengatakan kasus penyakit jantung saat ini terus meningkat dan justru sekarang yang
diserang kalangan usia muda berumur 30-an. "Sementara kalau dulu dalam literatur kedokteran, biasanya risiko jantung menyerang usia 40 tahun untuk laki laki, sedang perempuan di atas 55 tahun," katanya. Ia mengatakan penyebab usia muda terserang penyakit jantung ini di antaranya karena pola hidup, stres tinggi, lingkungan tidak sehat, dan pola makan yang salah karena seringnya mengonsumsi
makanan siap saji. "Kalau dibandingkan tahun 2012, jumlah penderita penyakit jantung saat ini meningkat sekitar 20
sampai 30 persen," katanya. Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Sumatera Utara Sukarni
mengatakan, penyakit jantung merupakan salah satu dari penyakit degeneratif atau termasuk golongan penyakit tidak menular. Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya, kata
dia, selain melakukan sosialisasi dan penyuluhan, juga pengukuran tensi darah. "Salah satu judul dari peringatan hari kesehatan sedunia tanggal 7 April, yaitu mengukur tensi darah yang dilaksanakan selama seminggu. Karena komplikasi dari tekanan darah bisa ke
mata dan ke jantung, dan tekanan darah itu tidak
ada gejalanya," katanya.

Vemale.com
 
Back
Top