Flu Burung / H2N1 (all info)

Kalina

Moderator
2 Orang Meninggal karena Flu Burung Jenis Baru di China

Shanghai, China - Virus flu burung kembali menghebohkan dunia kesehatan. Dua orang di
Shanghai, China, dilaporkan meninggal setelah tertular strain flu burung yang belum pernah ditemukan pada manusia. Kantor berita Xinhua melaporkan dua orang di Shanghai, salah satu kota terbesar di China, meninggal karena virus flu burung baru. Korban yang keduanya berjenis kelamin laki-laki, masing-masing berusia 87 tahun dan 27 tahun. Mereka dilaporkan sakit sejak akhir Februari dan meninggal di awal Maret lalu. Korban lain, seorang wanita yang berasal dari Anhui, juga tertular virus yang sama pada awal Maret dan kini tengah berada dalam kondisi kritis, menurut laporan National Health and Family Planning Commission (NHFPC). "Strain virus flu burung yang ditemukan pada tiga orang tersebut telah diidentifikasi sebagai H7N9, yang
belum menular ke manusia sebelumnya," jelas NHFPC kepada Xinhua, seperti dilansir Reuters, Senin
(1/4/2013). Tiga kasus ini telah dikonfirmasi menjadi infeksi pada manusia dari strain H7N9 oleh para ahli dari NHFPC, berdasarkan pengamatan klinis, tes laboratorium dan survei epidemiologi. Ketiga kasus menunjukkan gejala demam dan batuk yang kemudian berkembang menjadi pneumonia. Belum jelas bagaimana ketiga korban tersebut terinfeksi. Virus tampaknya tidak begitu menular karena tidak ada kelainan kesehatan yang terdeteksi di antara 88 dari kontak dekat korban. Hingga kini, tidak ada vaksin yang dikenal terhadap virus H7N9.

DetikHealth
 
Menkes Pastikan Varian Baru Flu Burung di China Belum Masuk Indonesia

Jakarta, Belakangan, negeri tirai bambu China gempar oleh kemunculan varian baru flu burung yang lebih mematikan. Sedikitnya 9 orang telah terinfeksi virus yang menular antar manusia ini, 3 di antaranya tewas. Untungnya menurut Menteri Kesehatan, kasus infeksi virus baru ini belum ditemukan di Indonesia.

"Saat ini alhamdulillah kita belum melihat mutasi pada manusia di Indonesia. Akan tetapi kita harus waspada," tegas Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi usai mencanangkan Gerakan Nasional Periksa Tekanan Darah di Istora Senayan, Minggu (7/4/2013).

Menkes mengatapan bentuk kewaspadaan yang telah dilakukan adalah meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan di peternakan. Dalam hal ini, Menkes selalu berkoiordinasi dengan Kementerian Pertanian. "Unggas juga harus divaksin," tambah Menkes.

Di Kementerian Kesehatan sendiri, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) telah mengirim edaran untuk jajarannya di daerah tentang apa saja yang harus dilakukan untuk mengantisipasi ancaman flu burung dari China.

"Ini flu burung yang lebih mematikan dari yang sebelumnya. Angka kematiannya lebih tinggi," kata Menkes.

Menkes juga berharap pabrik vaksin Biofarma di Bandung bisa segera melanjutkan riset dan produksi vaksin. Sebab bila tidak demikian, dikhawatirkan Indonesia tidak memiliki perlindungan jika memang benar infeksi virus flu burung varian baru itu masuk Indonesia.

Mengenai travel warning, Menkes menilai hal itu belum diperlukan untuk saat ini. Hanya saja, pengawasan di wilayah tertentu seperti Hong Kong perlu ditingkatkan. Bukan hanya Indonesia, Menkes mengatakan semua negara saat ini dalam tahap siaga mengamati jika ada mutasi flu burung pada manusia.

Virus baru yang menggemparkan China tersebut dinamakan H7N9. Dari 9 orang yang telah terinfeksi, dilaporkan 3 di antaranya meninggal dengan rincian 2 korban di Provinsi Shanghai dan 1 orang di Provinsi Zhejiang.
 
Perdagangan Ilegal Unggas Bisa Jadi Pintu Masuk Flu Burung ke Indonesia

Flu burung masih menjadi ancaman. Hingga saat ini strain baru virus flu burung H7N9 seperti yang
ditemukan di China belum ditemui di Indonesia. Namun kewaspadaan tak boleh dilonggarkan. Pintu-
pintu masuk flu burung seperti perdagangan ilegal unggas jangan diberi celah. "Saya yakin ini (adanya flu burung) karena ilegal trading sehingga unggas yang masuk ke Indonesia
tidak disertifikasi sehat dan bebas dari penyakit.
Kalau pakai jalur legal pasti pakai prosedur resmi," ujar Sekretaris Komnas Pengendalian Zoonosis, Dr. Emil Agustiono. Hal itu disampaikan dia dalam Avian Flu and Disaster
Preparedness Workshop for Journalist di Hotel
Horison, Jl Pakuan, Bogor, Jawa Barat, seperti ditulis pada Senin (8/4/2013). Menurut Emil, sangat mungkin kasus flu buru yang dulu maupun yang strain baru masuk ke Indonesia dan jumlahnya meningkat. Hal ini terjadi bila masyarakat tidak mendapat pemahaman tentang flu burung yang baik dan bila ada pihak-pihak yang tidak mau tahu. "Flu burung strain baru bisa naik jika ada perubahan iklim atau musim, kurang menjaga kebersihan, tidak
memakai masker atau sarung tangan saat menangani unggas," sambung pria berkacamata ini. Sekretaris Komnas Pengendalian Zoonosis yang terdiri dari 17 kementerian juga menaruh perhatian
besar pada kasus flu burung di China. Diharapkan aksi bersama 17 kementerian tersebut bisa mencegah sejak dini maupun menangani jika ditemukan kasus flu burung di Tanah Air. "Jadi melalui Kemenkes dengan kantor kesehatan di pelabuhan bisa memperketat kesehatan unggas yang
masuk. Kementerian lainnya bisa menghentikan impor. Tapi yang jelas masyarakat jangan khawatir namun terus meningkatkan kewaspadaan," ucap
Emil. Nah, jika Anda menengarai ada perdagangan unggas
ilegal segera laporkan pada pihak berwenang. Pun jika unggas Anda mati mendadak, segera cek ke petugas kesehatan. Demikian pula jika Anda mengalami flu, segeralah periksa ke dokter lantaran flu burung memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa.

DetikHealth
 
Back
Top