Sleep Apnea / Mengorok Saat Tidur

Kalina

Moderator
OSA Kerap tidak Terdeteksi

Metrotvnews.com, Jakarta: Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang ditandai dengan mengorok kerap tidak terdeteksi. Padahal gangguan itu bisa menyebabkan berbagai penyakit. Dokter Rimawati Tedjasukmana SpS dari Indonesia Sleep Society menyebut faktor-faktor penyebab OSA yang paling sering adalah kegemukan. Penyebab lainnya yaitu kelainan bentuk wajah, misalnya rahang sempit, dan pembesaran amandel (pada anak-anak). Prevalensi OSA pada orang dewasa sekitar 2%-4%. Namun angka kejadian OSA derajat sedang hingga berat yang tidak terdiagnosis mencapai 82% pada laki-laki dan 93% pada wanita. "Itu lantaran gejala OSA terjadi ketika penderita tidur. Mungkin teman tidurnya melihat penderita mengorok lalu tersengal mengambil napas tapi ia tidak menyadari bahwa itu gejala OSA," jelas Rima. Gejala OSA yang bisa dirasakan penderita antara lain sering mengantuk di siang hari, bangun tidur merasa lesu bahkan sakit kepala di pagi hari, gangguan emosi misalnya mudah marah, berat badan meningkat, sering terbangun malam hari untuk kencing, dan insomnia. Penegakan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan polisomnografi di sleep clinic "Fasilitas tersebut memang masih terbatas, di Jakarta saja baru ada tiga RS yang memiliki layanan sleep clinic," ujar Rima. Adapun terapinya, lanjut Rima, dilakukan bergantung
penyebab dan tingkat keparahan OSA. Terapi konservatif dilakukan dengan penurunan berat badan, menghindari minum alkohol, tidur miring, penggunaan alat bantu oral (semacam penyangga rahang), dan pembedahan untuk mengangkat amandel atau membenahi kelainan bentuk rahang. Terapi-terapi tersebut, lanjut Rima, ditujukan hanya
untuk kasus-kasus OSA derajat ringan. Adapun untuk
OSA derajat berat, terapi dilakukan dengan pemakaian alat continuous positive airway pressure
(CPAP) sepanjang tidur. CPAP merupakan alat yang memberi tekanan udara secara kontinyu sehingga memungkinkan jalan napas penderita tetap terbuka. Pada kesempatan sama, General manager Philips
Healthcare Indonesia Teguh Purwanto
menyosialisasikan keberadaan laman daring
www.areyousnoring.com. "Di situ tersedia sejumlah pertanyaan yang harus dijawab untuk menilai risiko OSA," jelas Teguh.
 
Back
Top