PLTN Pilihan Sumber Energi Masa Depan

nurcahyo

New member
PLTN Pilihan Sumber Energi Masa Depan
Kompas (Kompas Cyber Media)
Jakarta, Kompas - Pembangkit listrik tenaga nuklir yang direncanakan akan dibangun dan dioperasionalkan di Semenanjung Muria, Jawa Tengah, pada 2017, merupakan pilihan sumber energi listrik bagi masa depan Indonesia. Dalam perencanaan pembangunannya harus dijamin manfaat dan penggunaan energi nuklir itu benar-benar dapat diandalkan, serta menjamin keamanan baik tingkat nasional maupun internasional.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei dalam ceramah umum di Jakarta, Jumat (8/12), menegaskan, "Aspek kunci dalam penggunaan energi nuklir saat ini meliputi keselamatan dan keamanan teknologi yang dipergunakan, kemudian aspek penanganan limbah serta penolakan proliferasi, yakni penggunaannya untuk persenjataan nuklir."
Peraih Penghargaan Nobel Perdamaian PBB (2005) ini mengaku, kiprahnya di lembaga IAEA adalah mencegah penggunaan energi nuklir untuk militer dan menjamin penggunaan nuklir untuk perdamaian melalui penggunaan yang paling aman.
ElBaradei menjabat Direktur Jenderal IAEA sejak 1997. Pada September 2005, ElBarradei ditetapkan untuk ketiga kalinya menjabat posisi tersebut dan kini memperoleh sedikit tentangan, khususnya dari Amerika Serikat. Alasan yang dikemukakan, antara lain posisi penting itu harus dijabat paling banyak dua periode.
Beberapa alasan saat ini untuk mempergunakan energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik, lanjut ElBaradei, untuk menekan emisi karbon seperti dihasilkan pada penggunaan bahan bakar fosil. Dia juga memaparkan, saat ini terjadi kesenjangan dalam penggunaan listrik.
"Sampai hari ini ada 1,6 miliar penduduk dunia yang tidak dapat mengakses listrik. Kemudian, 2,4 miliar penduduk masih menggunakan bahan bakar biomas secara tradisional karena tidak dapat mengakses bahan bakar modern," kata ElBaradei.
Di Nigeria, lanjut dia, konsumsi listrik per kapita 70 kwh (kilowatthour) per tahun atau rata- rata setiap warga memperoleh 8 watt per hari. Di Indonesia masih mencapai 530 kwh per tahun. Namun, jumlah ini masih di bawah rata-rata konsumsi listrik per kapita di negara-negara berkembang yang mencapai 8.600 kwh per tahun.
"Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, dan negara yang kaya akan sumber daya alam, akan menghadapi persoalan energi yang kompleks," lanjutnya.
Menurut ElBarradei, ada dua aspek penting untuk dipertimbangkan. Saat ini, 70 persen penduduk dunia ada di negara-negara berkembang. Sementara itu, IAEA menyatakan bahwa peningkatan penggunaan energi nuklir akan membantu pemenuhan kebutuhan energi listrik dunia. Dengan dua aspek tersebut, ElBaradei tetap menekankan pentingnya aspek keselamatan dan keamanan dalam penggunaan teknologi nuklir yang mampu mengurangi emisi karbon tersebut.
Untuk perkembangan masa depan, sumber energi nuklir ini akan menjadi isu sentral berbagai kebijakan lingkungan secara global. Indonesia sejak 2004 lalu sudah menjalin kerja sama teknis dengan IAEA. IAEA mendukung langkah-langkah persiapan Indonesia untuk penggunaan teknologi nuklir tersebut.
Pengawasan
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Sukarman Aminjoyo menyatakan, penerapan teknologi nuklir di Indonesia sudah dipersiapkan cukup lama. Di antaranya dengan mengembangkan reaktor nuklir untuk riset yang pertama sejak 1964 di Bandung.
"Artinya, pengawasannya pun sudah berjalan cukup lama dan hasilnya bagus," kata dia.
Selain di Bandung, saat ini terdapat dua reaktor nuklir untuk riset di Yogyakarta dan Serpong, Tangerang. Keberadaan reaktor- reaktor nuklir skala riset tersebut selalu diinspeksi.
Terkait rencana pembuatan PLTN di Semenanjung Muria yang akan dimulai proses tender pada 2007-2008, Sukarman menyatakan, saat ini sudah dilimpahkan rencana peraturannya kepada presiden. Akhir 2006 diharapkan dapat disetujui peraturan tersebut, sehingga proses persiapan realisasi PLTN dapat segera ditempuh. (NAW)
Sumber : PLTN Pilihan Sumber Energi Masa Depan
 
Back
Top