Dinkes Operasikan Mesin Hemodialisa di Puskesmas Penyakit Warga Tangsel Didominasi Gagal Ginjal

jainudin

New member
CIPUTAT, TAPOS. Masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) harus terus waspada terhadap munculnya penyakit gagal ginjal kronis. Sebab, dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat pada 2012, dari 10 penyakt teratas yang diderita masyarakat kota ini. 44 persennya adalah penyakit yang lebih dikenal dengan istilah chronic kidney disease (CKD) tersebut.

Kepala Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Neng Ulfa menjelaskan data tersebut terlihat dari jumlah pasien yang berobat di RSUD. Dimana, jumlah pasien rujukan di tahun 2012 sekitar 1.905 orang, 44 persen di antaranya menderita CKD dan 32 persen adalah penyakit gagal hati kronis.

“CKQ adalah kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3 bulan. Gejala umum, pasien akan merasa perasaan kurang sehat dan mengalami nafsu makan berkurang,” jelas Neng Ulfa, kemarin.
Untuk melayani para pasien ginjal tersebut, pada anggaran perubahan tahun 2013 ini akan difungsikan mesin hemodialisa. Alat ini akan membantu melayani masyarakat terhadap penderita gangguan ginjal.

Soal penyakit ginjal yang menjadi keluhan di masyarakat. Kepala Dinkes Kota Tangsel, Dadang M Epid mengatakan di RSUD sudah ada tiga mesin namun belum bisa dipasang karena masih menunggu anggaran perubahan 2013. “Kami masih menunggu mesin penjaring airnya, jadi belum bIsa difungsikan,” kata Dadang.

Penambahan alat kesehatan tersebut, tambah Dadang, dilakukan secara bertahap. Mengingat harga per satuan unit mesin hemodialisa cukup mahal. Maka tak heran dan sudah menjadi rahasia umum bila jasa cuci darah di rumah sakit swasta sulit dijangkau masyarakat ekonomi menengah ke bawah. “Untuk puskesmas coba kita rencanakan 2 unit dan itu juga gratis,” ujarnya.

Namun demikian, lokasi puskesmas yang nantinya akan ditunjuk dan dipercaya dapat memberikan layanan cuci darah, belum bisa diungkap. Sebab masih dalam tahap kajian.
‘Karni ingin melihat terlebih dahulu puskesmas mana yang paling banyak memberikan rujukan bagi pasien penderita gagal ginjal kronis,” tuturnya.

Saat ini, terang Dadang,

di 25 puskesmas yang ada di tangsel memang belum disediakan mesin hemodialisa. “Kami berpikir apabila di tempatkan di puskesmas maka warga tidak perlu harus jauh-jauh lagi ke RSUD. Apalagi puskesmas di KotaTangsel saat ini sudah melayani rawat inap” katanya.

Diterangkan Dadang,
mesin hemodialisa di puskesmas tersebut, kemungkinan besar akan mulai diadakan tahun depan. “Dengan adanya mesin hemodialisa di puskesmas, bisa mengurangi pasien rujukan dan meringankan beban masyarakat Tangsel yang menderita penyakit ginjal, katanya.

Sumber:Tanggerang Pos(irma/yul)
 
Back
Top