'Smackdown' Itu Palsu?

graphe

New member
Di kala cuaca panas yang masih mendera, publik Indonesia kembali dipanaskan dengan kehebohan anak-anak yang beraksi laksana jagoan Smackdown. Ironisnya hasil yang didapat bukan lahirnya juara Smackdown baru dari Indonesia, tetapi yang terjadi malahan bertebarnya kasus patah tulang, tulang lepas sampai pada kasus terparah yaitu "kematian"! Hal ini tentunya membuat para orang dewasa, dalam hal ini khususnya adalah orang tua dan guru, yang pada awalnya adalah target market utama dari tayangan Smackdown mulai bergantian menjerit melihat putra dan anak didiknya menjadi korban aksi Smackdown antar anak-anak.

Smackdown sebenarnya adalah sebuah program hiburan wrestling yang merupakan bagian dari World Wrestling Entertainment(WWE). Tetapi karena sebegitu terkenalnya, maka seringkali orang-orang memakai istilah Smackdown untuk menyebut hiburan wrestling ini. Melihat begitu kerasnya aksi dalam smackdown ini tetapi jarang terlihat ada yang terluka, pasti akan terbesit dalam pikiran kita, "Apakah Smackdown itu palsu?"

Yang jelas bukan ide yang bagus untuk menanyakan hal ini ke pada seorang pegulat. Beberapa tahun lalu John Stossel, seorang reporter stasiun TV ABC, menanyakannya ke pegulat Dr.D(David Schultz). Tanpa berkata apa-apa Dr.D memukul bagian atas telinganya dengan sangat keras sampai diduga sejak itu pendengaran Stossel telah rusak secara permanen. Komedian Richard Belzer menanyakan hal serupa pada Hulk Hogan dan menantangnya untuk memiting kepalanya seperti yang biasa dilakukan di ajang Smackdown. Hogan melakukannya dengan kekuatan penuh. Ketika Hogan melepaskannya, Belzer jatuh ke lantai tidak sadarkan diri.

Penulis dan produser Chris Mortensen, dalam bukunya "The Unreal Story of Professional Wrestling" menyamakan smackdown ini dengan opera sabun olahraga. Sementara MacMahon lebih suka menyebutnya dengan "hiburan olahraga". Apapun sebutannya, Smackdown ini ditonton oleh 25 juta pemirsa Amerika setiap minggunya dan disaksikan 93 ribu penonton di arena. Menjadikannya tayangan ini paling banyak diminati. Tetapi kefantastisan jumlah penontonnya belum bisa menjawab pertanyaan,"Palsukah ini?"

Sekitar tahun 1950-an sudah mulai ada diskusi serius apakah smackdown ini "sungguhan" atau "palsu". Tentu saja keraguan ini pasti muncul, tetapi itu tidak akan muncul saat menyaksikan suatu pertandingan dan sama sekali tidak mengganggu keasyikan untuk menikmatinya. Seseorang yang tidak begitu suka menonton smackdown pasti akan segera memvonis bahwa semua ini adalah palsu.

Para pegulat sendiri kurang begitu suka secara serius mendiskusikan kenyataan dari smackdown. Biasanya akan selalu didapat jawaban seperti yang diberikan oleh Hulk Hogan,"Bagi yang percaya, tidak membutuhkan penjelasan apa-apa; bagi yang tidak percaya, tidak akan ada penjelasan yang cukup untuk menjawabnya".

Namun smackdown bukan hanya suatu masalah kepercayaan. Sesuatu benar-benar nyata terjadi di dalam ring. Terlihat dengan jelas semuanya yang terlihat terjadi dalam satu pertandingan memang benar-benar terjadi, polisi bisa dipanggil karena seseorang mungkin saja terluka parah atau terbunuh.

Ketika seorang berbobot 140kg melompat dari atas tali ring ke atas lawannya yang terbaring di atas kanvas, hal tersebut tentu menghasilkan sesuatu paling tidak, banyak tulang rusuk yang patah. Kecuali jika tentu saja si pelompat melakukannya tetapi berusaha tidak melukai lawannya dengan tidak benar-benar mendarat di atasnya atau dengan mendarat dengan suatu cara sendiri dimana lutut, siku dan bagian keras lainnya tidak menimbulkan efek yang serius. Hasil dari lompatan tetap menyakitkan, tetapi tidak mematikan atau berbahaya.

Jika seorang pegulat dipukul dan ditendangi dengan keras berulang kali, dia tidak akan bisa bangun dari kanvas dan melakukan hal yang sama ke lawannya, kecuali pukulan dan tendangan itu ditahan sedemikian rupa sehingga tidak begitu keras. Tidak satupun juga yang bisa berdiri setelah dipukul dengan keji pada bagian belakang kepala dengan kursi lipat besi, kecuali tidak benar-benar dipukul di bagian kepala tetapi hanya melewati punggung dan kursi tidak diayunkan begitu keras seperti yang terlihat. Pukulannya tetap akan menyakitkan tetapi tidak mematikan.

Gerakan seperti pukulan dengan lengan bawah sangat terkenal, karena bisa terlihat begitu dasyat namun tidak menimbulkan cedera pada lawan. Sebuah cengkeraman yang dilakukan oleh pegulat yang kuat, akan dengan mudah mematahkan kaki lawannya. Tetapi jika pegulat yang berpengalaman tersebut tidak sungguh-sungguh menekannya, maka efek yang terjadi tidak begitu buruk seperti yang terlihat.

Apa yang terjadi di ring bukanlah suatu film aksi. Lompatan dan jatuh bukanlah dilakukan dengan trik fotografi. Pegulat tidak bisa memanggil pemain pengganti untuk menerima pukulan untuknya. Para pegulat dilatih agar nantinya tidak melukai lawannya namun tetap selalu akan ada rasa sakit dan bahaya dalam setiap pertandingan. Ada satu pemikiran bagus, semuanya mungkin dapat diatur tetapi kita tidak akan pernah dapat menipu gaya gravitasi.

Tetapi smackdown memang sudah diatur sebelumnya. Semuanya pertandingan sudah dibuatkan naskahnya sebulan sebelum diserahkan ke orang yang disebut bookers. Mereka telah menentukan siapa yang akan memenangkan pertandingan dan siapa yang menjadi The Face(pegulat baik) dan Hell(pegulat jahat). Semuanya sudah diatur kecuali ada pertunjukan yang dinamakan shoot(pertandingan sebenarnya), tetapi sekarang sudah tidak pernah diadakan lagi. Ketika pegulat berdarah mereka melakukannya dengan menyayat dirinya sendiri dengan silet kecil. Juga diketahui, pegulat sebelum pertandingan meminum aspirin untuk membuat darah mereka lebih encer sehingga akan menimbulkan efek luka yang besar.

Kadang-kadang ada cedera yang direkayasa dengan tujuan untuk memberikan waktu kepada pegulat untuk melakukan pertandingan ulang. Tetapi tentu saja ada cedera yang benar-benar terjadi seperti Sid yang mengalami patah kaki dan bahkan juga ada yang mengalami kematian seperti yang dialami ayah dari Ted DiBiase yang mengalami serangan jantung saat bertanding.

Disebut palsu atau tidak, para pegulat ini haruslah orang yang mempunyai fisik kuat dan mempunyai pengalaman sebagai pegulat amatir atau sekolahan. Pegulat mendapat kerja yang berat yaitu menjadi seorang atlet, pemain akrobat, pemeran pengganti dan aktor. Mereka juga harus bisa cepat pulih dari cedera dan menyembunyikannya dari perhatian penonton.

Seorang pegulat yang bagus adalah seseorang yang dapat membuat pukulan dan cengkeramannya terlihat lebih mematikan dari yang sebenarnya tetapi tetap tidak membahayakan lawannya. Menutup pemikiran ini ada satu pendapat bagus dari kolom koran New York Daily, untuk pertanyaan klasik "Smackdown itu palsu?". Dia menjawab dengan pertanyaan pula,"Apakah Sinterklas, kelinci Paskah atau Great Pumpkin itu nyata?" Tentu saja! Mereka semua ada dan begitu juga smackdown!
 
Sekedar sharing pengalaman. Dulu waktu masih remaja, saya pernah menonton langsung (live) pertunjukan gulat ala Smackdown di GOR Semarang. Pemainnya bule? dan ada orang Jepangnya 1.

Memang apa yg mereka lakukan adalah betulan, tanpa trik kamera. Partai terakhir adalah tag team 2 lawan 2. Mereka saling gebuk dan banting serta lempar, sampai? tali ringnya copot dan mereka malanjutkan bertarung di antara penonton VIP yg duduk di ring side. Semua bubar, kursi? berantakan, polisi yg jaga pun ikut kabur ngeliat raksasa? bule baku hantam, wasitnya yg juga bule udah terkapar di ring kena senggol lengannya bule yg segede guling itu. Pemain masing? kubu yg nggak ikut main pun berpartisipasi dlm tawuran itu. Sampai akhirnya datang satu kompi polisi baru bisa melerai mereka.

Besoknya saya nonton lagi krn pasti makin seru. Betul juga, baru di tempat parkir aja mereka sudah saling tonjok dan gebuk. Pertarungan hari kedua ini sama kacaunya dgn yg hari pertama, bahkan sampai ada bule pirang yg jidatnya berdarah sampai rambutnya jadi merah darah semua.

Peristiwa ini jadi buah bibir orang selama bbrp hari, tapi rahasia "sandiwara" mereka terbongkar juga. Yg tahu adalah orang? hotel dimana mereka menginap. Ternyata setelah pulang dari tempat tawuran, sesampai di hotel mereka akur banget ngobrol bareng? sambil mabuk?an di bar. Semua aksi tawuran brutal tadi dan aroma permusuhan dua kubu itu hanyalah skenario yg hrs mereka lakukan.

Jadi apakah Smackdown itu palsu? Bisa ya bisa tidak. Kalau rasa permusuhan di antara kubu mereka itu jelas palsu, mereka tak ubahnya seperti pamain lenong yg satu berperan protagonis yg satu antagonis, di panggung hrs saling berbaku pukul. Di luar panggung ya kompak? aja.

Tapi apakah aksi baku hantam mereka palsu? Tidak juga, krn dgn teknik yg mereka miliki mereka melakukannya dgn "cukup aman" baik unt diri mereka sendiri ataupun lawan main mereka. Mirip seperti stuntman di film? laga. Mereka naik mobil, ngebut beneran, tabrakan beneran, terbakar beneran, tapi semuanya sdh diperhitungkan dgn sangat cermat shg tdk sampai mencederai mereka. Memang kadang terjadi "kecelakaan" sehingga mereka cedera beneran. Tapi itu kan kasuistis belaka.

Repotnya, oleh masyarakat kita, terutama anak? yg masih lugu, aksi panggung mereka ditiru mentah? tanpa keahlian sama sekali, jadinya ya patah tulang, sendi copot dan bahkan tewas sia?. Siapa yg harus disalahkan?
 
Memang semuanya cuma sandiwara. Kaum remaja dan ortu bisa mengerti. Tapi anak2 kecil tidak mudah percaya dan tidak memahaminya. Pinter2nya ortu mendampingi anaknya. Biar kejadian buruk itu tak terulang.
 
Back
Top