Listrik Murah dari Tambang Batu Bara

nurcahyo

New member
Listrik Murah dari Tambang Batu Bara

Listrik yang murah meriah barangkali bukan lagi sekadar mimpi. Dalam waktu dekat, Kementerian Riset dan Teknologi bekerja sama dengan PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga batu bara mulut tambang pertama di wilayah Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
Pembangkit listrik ini, menurut Meneg Ristek/Kepala BPPT Kusmayanto Kadiman akan memangkas habis biaya transportasi batu bara dari mulut tambang ke pelabuhan. Sehingga, akan menghasilkan listrik dengan harga yang jauh lebih murah ''Dengan cara ini kita tidak hanya mengurangi, tapi juga menekan biaya listrik,'' kata Kusmayanto usai saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (23/2), Ide pembangunan pembangkit listrik model ini, kata Kusmayanto, menimbang banyaknya potensi batu bara yang tidak terpakai secara optimal. ''Batu bara kita ini banyak sekali. Namun, hanya sebagian kecil saja yang laku dijual. Karena kualitasnya tinggi dan dekat ke pelabuhan sehingga tidak banyak ongkos untuk kirim,''.
Sementara di beberapa tempat, kata dia, berlimpah batu bara dengan kualitas rendah yang jauh dari pelabuhan. ''Kita memikirkan bersama PLN untuk membuat pembangkit listrik sedekat mungkin dengan sumber batu bara. Dengan demikian, ongkos angkut batu bara tidak ada. Hanya ongkos kirim listrik, yang jauh lebih mudah murah ketimbang ongkos kirim batu bara,''. Ditaksir pembangkit listrik mulut tambang ini dapat menghasilkan listrik hingga kapasitas tiga ribu mega watt, atau seperlima dari total penggunaan listrik di Indonesia saat ini (15 ribu mega watt). ''Jumlah ini cukup untuk menerangi sebagian pulau Jawa dan seluruh Sumatera,'' tutur Kusmayanto optimistis.
BPPT bekerja sama dengan PLN sedang meneliti untuk mencari solusi kabel bawah laut Sumatera Jawa. ''Kalau sudah ada, maka batubara ini tidak usah dibawa ke Jawa dan dibakar di Jawa. ''Bakar di sana lalu kabelnya nyebrang,''. Direncanakan, kata Kusmayanto, pembangkit listrik ini dapat terkoneksi pula dengan pulau Madura. ''Apalagi sekarang sudah ada jembatan, sehingga kabel tidak perlu lewat bawah laut tapi bisa di atas jembatan.''.
Saat ini, kata Kusmayanto, pihaknya tengah menggodok instrumen hukum untuk mendukung realisasi pembangkit listrik tadi. Misalnya, isu soal bisa tidaknya pemilik kuasa penambangan (KP) batu bara ikut membuat listrik. ''Atau boleh tidaknya yang punya izin bikin listrik menambang batu bara,'' terangnya lagi. Disamping itu, Kemenristek dan PLN juga menawarkan konsep kerja sama antara keduanya tanpa meningkatkan ongkos produksi. Perlunya kehadiran instrumen hukum tadi, menurut Kusmayanto, mendapat dukungan dari penuh komisi VII.




Sumber : Republika
 
Back
Top