Lagi, yang terkecil dari Jepang Sel Bahan Bakar Mini Untuk Telpon Geng

nurcahyo

New member
Lagi, yang terkecil dari Jepang Sel Bahan Bakar Mini Untuk Telpon Genggam

Eniya L.D.



Seperti yang sudah sudah, Jepang lewat perusahaan elektronik terkemukanya NEC, kembali meluncurkan benda terkecil di dunia. Kali ini sebuah sel bahan bakar dengan elektroda menggunakan material berukuran sepersatu milyar meter (nano meter) dapat dibuat dengan besar kurang lebih 3 kali 4 cm.
NEC yang pada proyeknya kali ini bekerjasama dengan Departemen Teknologi Jepang dan Universitas Meijo berhasil merampungkan pembuatan sel bahan bakar mini ini pada akhir tahun 2001 lalu. Proyek yang dipimpin oleh Professor N. Iijima ini berhasil menggantikan elektroda karbon aktif yang selama ini dipakai dengan CNT (Carbon Nano Tube), sebuah material yang berukuran sepersatu milyar meter (nano meter).
Sel bahan bakar adalah satu-satunya baterai alternatif yang mempunyai kapasitas energi terbesar dalam konversi energi. Hal ini ditunjukan bahwa hanya dengan menggunakan proton hydrogen dan oksigen sebagai bahan bakarnya, tenaga listrik dihasilkan dengan metode kimiawi yaitu dengan proses reaksi antara hydrogen dan oksigen menjadi air. Sistem ini ramah lingkungan karena limbahnya hanya air, efisiensi tinggi, tidak bising dan transportable yang dapat digunakan pada kendaraan bermotor, ponsel, komputer, alat rumah tangga maupun pembangkit listrik (power plant) pada rumah tangga. Salah satu cara terpenting untuk memaksimal energi yang dihasilkan dalam sel bahan bakar yang ditekankan oleh pihak NEC adalah dengan memperbesar permukaan aktifator yang memudahkan terserapnya oksigen dan proton pada elektroda. Ini didukung dengan material CNT yang mempunyai banyak kelebihan dalam hal ini.
NEC telah mewujudkan impian para peneliti ahli dari bidang energi ataupun material. Nano-face material yang pada tahun 1980 dipelopori oleh Richard Feynman, diteruskan oleh Dr. Charles R. Martin (Colorado St. Univ.) yang kemudian berhasil mengembangkannya, dimulai dari pembuatan tabung karbon berukuran nanometer dan kemudian dimasukkan partikel Pt dengan metoda CVD (Cehmical Vapor Deposition) dan terbentuknya elektroda pereduksi oksigen dan metanol seperti yang diterbitkan dalam majalah Nature 1998 lalu. Dengan memijak pada cara ini, peneliti gabungan dari NEC kemudian mengganti elektroda karbon aktif dengan CNT dan menerapkannya pada elektroda sel bahan bakar. Berbeda dengan Martin, cara yang digunakan untuk membuat elektroda pada penemuan baru ini lebih singkat dan lebih murah yaitu dengan metoda Laser-ablation dimana partikel Pt langsung direaksikan bersamaan dengan partikel karbon. Kemudian diperoleh tabung carbon (CNT) berdiameter 2-3 nm yang berkumpul dan membentuk CNT cluster berdiameter 100 nm yang besarnya hanya separuh dari satu partikel karbon aktif sendiri. Jika dihitung dalam berat yang sama, dengan CNT ini makin banyaklah permukaan yang dapat bereaksi dengan oksigen, out-put power yang dihasilkan oleh elektroda CNT ini 20 persen lebih tinggi daripada menggunakan karbon aktif biasa.
Sel bahan bakar mungil yang berkekuatan 10 kali lebih besar dari pada yang dihasilkan oleh baterai ion-Li ini akan dipasarkan pada tahun 2005 mendatang. Sudah bukan impian lagi pemakaian sel bahan bakar pada telepon genggam, laptop, diari elektronik dan lain-lain tanpa kabel seharian, sebulan, bahkan selamanya. Dibanding dengan baterai ion-Li yang hanya bisa bertahan 5-6 jam saja. Sel bahan bakar ini juga sangat effisien untuk membantu menghasilkan gambar-gambar bergerak dan aplikasi lain yang membutuhkan energi tinggi pada barang-barang elektronik. Penemuan CNT ini semakin membuka peluang untuk mewujudkan pembuatan semikonduktor, monitor display yang sangat tipis, juga material yang super kuat dan ringan.




Sumber : Berita IPTEK
 
Back
Top