Menggantikan Solar, Sekam Bisa Diubah Jadi Sumber PLTD

nurcahyo

New member
Menggantikan Solar, Sekam Bisa Diubah Jadi Sumber PLTD

JAKARTA (Media): Indonesia bisa menghemat penggunaan solar dengan memanfaatkan sekam (kulit biji padi) sebagai sumber energi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Enam kilogram sekam bisa diubah menjadi energi setara dengan satu liter solar. Selain hemat, penggunaan sekam juga mengurangi pencemaran udara.
Demikian dikatakan Direktur Pengembangan dan Komersial PT Indonesia Power Djuwarno saat jumpa pers peluncuran PLTD Sekam Haurgeulis di Jakarta, Jumat (29/8). Menurut Djuwarno, potensi sekam di Indonesia jika dimanfaatkan sebagai PLTD setara dengan 2,1 juta kiloliter solar atau senilai Rp3,5 triliun per tahun.
"Potensi energi biomasa di Indonesia, seperti sekam sangat luar biasa. Setiap tahun terdapat 13 juta ton sekam yang selama ini kurang dimanfaatkan," katanya, seraya menyatakan teknologi PLTD yang dikembangkan Indonesia Power sanggup mengubah enam kilogram sekam menjadi energi yang setara dengan satu liter solar. Biomasa sendiri merupakan material tumbuh-tumbuhan.
Lebih lanjut, Djuwarno menyatakan penggunaan energi biomasa sebagai sumber listrik perlu terus dikembangkan. Pasalnya, sumber energi yang selama ini digunakan 80 persen berasal dari bahan bakar minyak (BBM). Padahal, cadangan BBM di Indonesia semakin menipis dan diperkirakan akan habis kurang dari 10 tahun.
Selain itu, penggunaan BBM juga menjadi penyebab utama pencemaran udara terutama karbondioaksida (CO2) yang membentuk lapisan gas rumah kaca di atmosfer sehingga suhu bumi makin panas.
Sedangkan batu bara cadangan Indonesia mencapai 39 miliar ton, tetapi dengan pemakaian 75-150 juta ton per tahun diperkirakan hanya cukup untuk kebutuhan 100 tahun. Jika tidak segera ditemukan energi alternatif, Indonesia terancam krisis energi yang parah. Pasalnya, laju pertumbuhan konsumsi energi listrik di Indonesia mencapai 14 persen per tahun yang tergolong sangat tinggi. Laju konsumsi energi listrik dunia hanya sebesar 3,65 persen per tahun.
"Karena itu, energi terbarukan yang merupakan energi yang tidak akan habis dan lebih ramah lingkungan seperti energi biomasa menjadi sangat penting untuk dikembangkan agar krisis energi dan kerusakan lingkungan akibat pencemaran bisa dihindari."
Bukan wacana
Di Indonesia, lanjutnya, penggunaan PLTD berbahan baku sekam bukan sekadar wacana. Djuwarno mengaku Indonesia Power telah membuat 10 unit peralatan gasifikasi yang mampu membakar sekam menjadi gas sebagai sumber energi bagi PLTD berdaya masing-masing 100 kilowatt. "Satu unit akan diujicobakan di Hauergeulis, Indramayu, Jawa Barat (Jabar), karena daerah tersebut merupakan lumbung padi di Jabar," katanya.
Menurut Djuwarno, PLTD 100 kilowatt tersebut jika dioperasikan menggunakan solar murni maka per kilowatt jam (kwh) membutuhkan 0,30 liter solar. Jika dioperasikan menggunakan sekam padi, PLTD tersebut hanya membutuhkan 0,06 liter solar per kwh. "Solar masih dibutuhkan tetapi bisa dihemat sampai 80 persen," paparnya.
Djuwarno menyatakan penggunaan PLTD Sekam sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia, khususnya pabrik penggilingan padi. Pasalnya, pabrik penggilingan padi selalu menghasilkan sekam yang selama ini dibuang begitu saja. Selain itu, perusahaan penggilingan padi juga harus mengeluarkan biaya untuk membuang sekam.
"Dengan unit gasifikasi yang kita buat, sekam bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi," katanya seraya menyatakan harga satu unit gasifikasi Rp425 juta.
Untuk mengurangi pencemaran akibat limbah yang dihasilkan, unit gasifikasi dilengkapi instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk menyaring tar, fenol, dan debu.
Lebih lanjut, Djuwarno mengatakan, sebetulnya bukan hanya sekam yang bisa dijadikan sumber listrik untuk PLTD. Sampah pun bisa digunakan. Menurutnya, di masa mendatang Indonesia Power akan membuat PLTD berbahan baku sampah yang akan dibangun di Jakarta. Penggunaan sampah sebagai bahan baku tersebut memiliki manfaat ganda karena selain mengurangi sampah yang kini menjadi masalah terutama di kota-kota besar, juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber listrik.
"Jika proyek tersebut berhasil, permasalahan sampah bisa berkurang dan Indonesia juga tidak terlalu bergantung lagi pada bahan bakar fosil," tutur Djuwarno.




Sumber : Media Indonesia
 
Back
Top