Ayam Transgenik

Status
Not open for further replies.

nurcahyo

New member
Ayam Transgenik
Anti Kanker

Peneliti Institut Roslin menciptakan ayam yang bisa menghasilkan telur antikanker. Melalui rekayasa genetik. Perlu 10 tahun lagi agar bisa digunakan untuk pengobatan.

  • Lewat 500 ayam transgenik yang dibiakkan, peneliti Roslin menciptakan telur antikanker.
  • Mengandung antibodi yang dapat menyerang sel-sel kanker.
  • Lima tahun diuji klinis, lima tahun lagi uji praklinis

Jangan anggap enteng tahi lalat! Siapa tahu itu pertanda awal kanker kulit. Samah mengalaminya. Nenek 70 tahun ini punya tahi lalat di telinga, tahun lalu. Tapi itu bukan tahi lalat biasa. Rasanya gatal sekali. Warga Jakarta ini lalu menggaruk-garuk tahi lalat itu. Tetapi malah mengeluarkan nanah. Samah lantas berobat ke puskesmas terdekat. Berulangkali berobat, ia tak sembuh juga. Malah lukanya makin membesar. Sudah menyebar ke sekitar mata. Mata kirinya tertutup tahi lalat. Terakhir, ia lantas dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Saat datang, kondisinya sudsah parah. Dahinya sudah tertutup. Bahkan hidung bagian atas sudash bolong ?dimakan? sel-sel kanker. Setelah diperiksa dokter, ternyata ia kena kanker kulit stadium lanjut. Dokter memutuskan membedah tumor ganas itu. Operasi dikerjakan pada akhir Novermber lalu. Benjolan yan sudah merembet itu diambil. Saat dia ditemui Gatra. Ada beberapa bekas jahitan di dahi dan telinganya. ?Saya sudah habis Rp.3 juta,? katanya. Menurut dokter, akan ada operasi susulan. Samah pun pasrah.

Untuk usia setua Samah, mungkin ia hanya bisa pasrah. Tapi banyak pasien yang usianya lebih muda masih berharap banyak pada pehnobatan. Tak hanya efektif, melainkan juga murah. Sebab banyak pasien kanker harus menjalani pengobatan seperti radioterapi atau kemoterapi, yang biayanya relatif mahal. Kemoterapi adalah pengobatan kanker menggunakan obat-obatan beradiasi tinggi.

Harapaan itu kini datan dari InstitutRoslin, Edinburg, Inggris. Lembaga ini sukses mengkloning domba yang populer dengan sebutan Dolly, 10 tahun silam. Kini para peneliti lembaga riset itu pun sukses menrnakkan unggas transgenik. Unggas ini, seperti dikutip situs bbc.co.uk, mampu bertelur. Telurnya mengandung protein yang bisa membasmi kanker. Dalam studi itu, Roslin menggandeng perusahaan bioteknologi Viragen (Skotlandia) dan Oxford Biomedica. Menurut Helen Sang, ketua tim preiset, telur tadi mengandung miR24. Protein ini dipercaya bisa membasmi melanoma, sejenis penyakit kanker kulit. Selain itu, juga berisi protein interferon b-A1, yang bisa memberangus virus dan tumor. Kedua protein itu terdapat dalam putih telur. Hasil studinya dimuat dalam Journal Proceedings of National Academy of Sciences, media bulan ini.

Untuk menciptakan telur antikanker ini, Helen Sang mengkloning ayam. Pada saat terbentuk embrio, ia memasukkan gen-gen artifisial berisi protein tadi ke dalam gen ayam, khususnya yang berkaitan dengan ovalbumin. Ovalbumin adalah protein yang membuat separuh isi telur mengandung putih telur. Sebelum dimasukkan, protein itu diekstrak dan disucikan. Untuk memasukkan gen itu, digunakan virus sebagai vektor. Virus ini membawa materi genetik protein ke kalam DNA (asam dioksiribonukleus) embrio si unggas. Lalu dibiarkan membiak jadi janin dalam telur. Janin-janin tadi lahir sebgai ayam jantan muda. Peneliti melihat DNA lewat air mani. Ternyata punya DNA baru.

Lalu Sang, ?mengawinkan? ayam jantan muda dengan ayam betina yang normal. Anak-anak ayam betina yang membawa gen antikanker diselksi. Ternyata anak-anak ayam itu tetap membawa gen-gen baru. Ayam-ayam itu dibudidayakan. Menurut Sang, sebanyak 500 ayam transgenik telah dibiakkan. Hasilnya, anak-anak ayam itu dapat memproduksi protein yang diinginkan. ?Ayam tadi bisa menghasilkan 15-50 mikrogram protein per mililiter putih telur,? kata Sang.

Direktur Institut Roslin, Profesor Harry Griffin, mengatakan bahwa temuan ini banyak manfaatnya untuk pengobatan kanker. ?Ini terobosan baru karena banyak pengobatan medis saat ini sangat mahal biayanya,? ujarnya. Menurut dia, telur ini lebih praktis dan murah. Ayamnya gampang diternakkan dalam jumlah banyak. Telurnya pun tinggal dikonsumsi. Ini jauh lebih murah dibendingkan dengan susu kambing transgenik. Namun Griffin mengakui, perlu waktu lima tahun lagi untuk diuji klinis pada manusia. Selang lima tahun kemudian, bisa diproduksi dan digunakan untuk pengobatan.

Apa yang dibilang Griffin boleh jadi benar. Sebab, 50 tahun lampau, para ahli talh menggunakan telur ayam. Tapi kala itu baru terbatas untuk membuat vaksin flu untuk ayam. Kini Institut Roslin maju beberapa langkah: menciptakan telur yang siap saji dan bisa digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh menangkal penyakit. Sementara itu, koning antibodi telah banyak dilakukan. Salah satunya, kloning antibodi sel limfosit B. Terapi monoklonal antibodi ini sudah dimanfaatkan berbagai pengobatan seperti kanker. ?Sudah ada 25 molekul anti bodi yan diterima untuk terapi pada manusia,? kata Dokter Robert J. Etches, peneliti pada Origen Therapeutics, Amerika Serikat. Terapi antibodi monoklonal diklaim punya kemampuan 10 hingga 100 kali membunuh sel-sel penyakit.

Upaya pengobatan menggunakan media binatang belakangan ini terus digalakkan. Selain Roslin, tim peneliti AviGenic, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat, juga mengklaim telah berhasil membuat ayam yang telurnya mengandung interferon dan antibodi manusia. Menanggapi temuan itu, Dokter Zulkarnaen, ahli kanker kulit di Rumah Sakit Soetomo, Surabaya, mengatakan bahwa temuan ini bisa dipercaya. ?Tentunya besar kemungkinan bisa mengobati kanker,? katanya kepada Ary Sulistyo dari Gatra. Apalagi bila diproduksi secara massal. Orang cukup makan telur untuk mengobati kanker atau mencegahnya. Sebab ia berfungsi sebagai antibodi. Artinya, orang yang terjangkit tak bakal kenal lagi. Bandingkan dengan terapi pembedahan.

Sementara itu, Dokter Ahmad Kurnia, ahli kanker kulit pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tak mau berkomentar banyak. Cuma, sepengetahuan dia, sampai sejauh ini belum ada terapi kanker yang bisa mengalahkan operasi dan kemoterapi.

Tahi Lalat Pembawa Petaka
Banyak orang kerap menganggap remeh tahi lalat. Bahkan, tatkala tahi lalat itu terus membesar, masih juga tidak dipedulikan. Mereka menganggap itu kalinan kulit yang tak perlu dicemaskan. Padahal, justru itu tanda datannya petaka. ?Perdarahan tahi lalat sudah harus dicurigai sebgai melanoma,? ujar Dokter Ahmad Kurnia, ahli kanker pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Melanoma adalah jenis kanker yang biasanya muncul pada wajah atau bagian belakang tubuh. Pria dan wanita bisa terkena.

Ada beberapa jenis kanker, dari yang ringan sampai ganas. Yang ralatif ringan, karsinoma sel basal. Tumor ganas ini biasa menyerang bagian sel basal pada epidermis di kulit (lihat penampang kulit). Ini yang paling banyak dijumpai. Tanda-tandanya, bercak merah, benjolan mengilat putih di wajah, telinga, bahu, penggung leher, dan kulit kepala. ?Daerah itu mudah terkena karena kerap repapar sinar ultraviolet matahari,? kata Ahmad. Maski tak menyebar, ia bisa menembus tulang dan menimbulkan kerusakan lokal. Toh, tingkat keberhasilan penyembuhan 95%.

Ada lagi karsinoma sel skuamosa. Ini lazim menyerang permukaan kulit. Beberapa indikasinya, kulit tampak bersisik atau tumbuh kutil di beberapa tempat. Seperti kanker jenis lain, karsinoma ini juga mucul karena terpapar sinar matahari secara berlebihan. Jika tak tertangani, bintik-bintik tadi bakal meluas. Sementara itu, meiloma tergolong kanker paling ganas. Bisa menyebar dan merusak sel-sel organ lain. Melanoma tergolong dalam meiloma.

Sebagian besar kasus diakibatkan paparan sinar ultraviolet A dan B dari matahari. Sinar itu mampu menembus kulit dan merusak sel-sel di bawahnya. Di dalam kulit, ia bisa merusak DNA. Sehingga dapat mengganggu mekanisme perbaikan sel. Karena itu, Ahmad menyarankan agar menghindari paparan matahari pada pukul 10 pagi hingga pukul 3 sore. Tapi penduduk Indonesia perlu bersyukur punya warna kulit cokelat. Sebab punya melamin yang cukup untuk membasmi sel-sel kanker. Tak mengherankan, kasus kanker kulit di sini sangat jarang. Berbeda dengan pria kulit putih. Di Amerika Serikat, tiap tahun ditemukan sekitar 40.000 kasus baru melanoma.


sumber : www.ditplb.or.id
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top