Akhir Penantian Martin Scorsese

Kalina

Moderator
HOLLYWOOD - Malam penghargaan bagi pekerja film dunia, Academy Award Ke-79, di Kodak Theater, Hollywood, Los Angeles, Minggu malam waktu setempat atau Senin pagi kemarin memang milik sutradara Martin Scorsese. Setelah gagal dalam lima kali nominasi, penantian panjang Scorsese akhirnya berakhir lewat film yang kisahnya merupakan adaptasi dari film Hong Kong terkenal, Infernal Affairs, The Departed. Sutradara AS berdarah Italia itu meraih empat Piala Oscar untuk kategori bergengsi sutadara terbaik. Bahkan, dia juga merengkuh gelar film terbaik, skenario adaptasi terbaik, dan editing terbaik.

Pada perebutan Oscar untuk sutradara terbaik, pria kelahiran Queens, New York, 17 November 1942 itu berhasil mengungguli rekan-rekan seprofesinya, yakni Clint Eastwood (Letters from Iwo Jima), Stephen Frears (The Queen), Paul Greengrass (United 93), dan Alejandro Gonzalez Inarritu (Babel).

Saat piala diserahkan oleh para sutradara kawakan yakni Steven Spielberg, Francis Ford Coppola, dan George Lucas, Scorsese tak bisa menutupi kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. "Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. Saya mohon Anda memeriksa ulang amplopnya," ujar Scorsese yang disambut tepuk panjang hadirin.

Perjalanan panjang untuk mendapat pengakuan para juri Academy Award and Science memang telah ditempuh Scorsese. Dua tahun lalu, dia kalah oleh Eastwood. Filmnya The Aviator dikalahkan secara telak oleh karya Eastwood, Million Dollar Baby, dalam kategori sutradara dan film terbaik.

Sebelumnya, Scorsese hampir meraih Oscar lewat empat filmnya yang berkualitas, yakni Raging Bull, The Last Temptation of Christ, Goodfellas, dan Gangs of New York. Kegagalan itu menyejajarkan Scorsese dengan Alfred Hitchcock dan Robert Altman sebagai sutradara dengan nominasi Oscar terbanyak. "Begitu banyak orang selama bertahun-tahun mengatakan ini kepada saya. Saya berjalan di jalan dan orang mengatakan kepada saya ?Anda harus menang, Anda harus menang?," ujar Scorsese mengenang masa-masa sulitnya.

Selain mencuatnya nama Martin Scorsese, tidak banyak kejutan pada acara empat jam yang dipandu pembawa acara komedian Ellen DeGeneres itu. Pemeran Ratu Elizabeth II dalam The Queen, Hellen Mirren, seperti diduga merebut Oscar untuk aktris terbaik. Aktor kulit hitam Forest Whitaker -pemeran dikator Uganda Idi Amin dalam film The Last King of Scotland- dan Jennifer Hudson lewat Dreamgirls memenangkan Oscar untuk aktor terbaik dan aktris pendukung terbaik.

Nasib kurang beruntung dialami Eddie Murphy. Komedian tenar itu kehilangan Oscar untuk aktor pendukung terbaik setelah kalah oleh Alan Arkin lewat film Little Miss Sunshine. Goyangan kelompok burung Penguin menarik perhatian para juri dan memberikan penghargaan Oscar kepada Happy Feet sebagai film animasi terbaik. film itu mengalahkan unggulan karya pelopor film animasi John Lasseter, Cars.

Film kedua yang meraup Oscar terbanyak setelah The Departed adalah Pan?s Labyrinth karya sutradara Mexico Guillermo de Toro yang meraih tiga Oscar, termasuk penghargaan sinematografi terbaik.

Nasib tragis dialami film drama Babel, karya rekan de Toro?, Alejandro Gonzalez Inarritu. Hadir ke Kodak Theatre dengan tujuh nominasi, Babel hanya menyabet satu Oscar untuk musik terbaik karya komposer Gustavo Santaolalla. Ini Oscar kedua yang diraih berturut-turut oleh Santaolalla setelah tahun lalu mendapat gelar komposer terbaik lewat film Brokeback Mountain.

Oscar tahun ini berwarna lain karena kategori dokumenter terbaik diraih film yang menggarap isu lingkungan, An Inconvenient Truth. Sukses itu kembali mengangkat nama mantan kandidat presiden AS Al Gore yang dalam film itu mengampanyekan bahaya pemanasan global. "Ini bukan film tentang isu politik. Beberapa masalah memang bisa dipecahkan melalui politik. Namun, kita harus rela turun langsung menjadi partisan dan mengedepankannya sebagai isu moral," ujar Gore.

Gore bersama Leonardo DiCaprio tampil di panggung dengan imbauan kepada panitia Oscar, Motion Picture Academy, untuk membuat acara Oscar lebih bersahabat dengan lingkungan.

Sebelumnya, DiCaprio mengampanyekan hemat energi. Bersama beberapa selebriti, nominee aktor terbaik lewat Blood Diamond itu menolak penggunaan sedan limusin yang selalu menjadi tumpangan wajib ke perhelatan akbar tersebut. Mereka memilih mobil ramah lingkungan, Toyota Prius.
 
Back
Top