Obsessive Compulsive Disorder (OCD) / Obsesif Kompulsif

Kalina

Moderator
Penyakit Obsesif-Kompulsif ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah gagasan, khayalan atau dorongan yang berulang, tidak diinginkan dan mengganggu, yang tampaknya konyol, aneh atau menakutkan. Kompulsi adalah desakan atau paksaan untuk melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi. Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive- Compulsive Disorder, OCD) adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran- pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran- pikiran (obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi) untuk menurunkan kecemasannya. Penderita gangguan ini mungkin telah berusaha untuk melawan pikiran-pikiran menganggu tersebut yang timbul secara berulang-ulang akan tetapi tidak mampu menahan dorongan melakukan tindakan berulang untuk memastikan segala sesuatunya baik-baik saja.
 
PENYEBAB

Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku- perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati- matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.

Penyebab Obsesif Kompulsif adalah:

1. Genetik - (Keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD (Obsesif Compulsive Disorder).

2. Organik – Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian - bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan
saraf seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah satu penyebab
OCD.

3. Kepribadian - Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih cenderung mendapat
gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki
kepribadian ini ialah seperti keterlaluan
mementingkan aspek kebersihan, seseorang
yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit
bekerja sama dan tidak mudah mengalah.

4. Pengalaman masa lalu - Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah mencorakkan cara
seseorang menangani masalah di antaranya
dengan menunjukkan gejala OCD.

5. Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan
dengan depresi atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-
kompulsif seringkali juga menunjukkan

6. Konflik - Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi konflik jiwa yang berasal
dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.
 
Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi, atau riwayat kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif- kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi. Perilaku yang obsesif pada ibu depresi berusaha berkali-kali atau berkeinginan untuk membunuh bayinya.
 
Individu yang beresiko mengalami gangguan obsesif- kompulsif adalah;

*Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home, kesalahan atau
kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih dapat diperhitungkan)
*Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum.
*Individu yang memilki intensitas stress
yang tinggi
*Riwayat gangguan kecemasan
*Depresi Individu yang mengalami gangguan
seksual
 
GEJALA

Obsesi yang umum bisa berupa kegelisahan mengenai pencemaran, keraguan, kehilangan dan penyerangan. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang, dengan maksud tertentu dan disengaja. Sebagian besar ritual bisa dilihat langsung, seperti mencuci tangan berulang-ulang atau memeriksa pintu berulang-ulang untuk memastikan bahwa pintu sudah dikunci. Ritual lainnya merupakan kegiatan batin, misalnya menghitung atau membuat pernyataan berulang untuk menghilangkan bahaya. Penderita bisa terobsesi oleh segala hal dan ritual yang dilakukan tidak selalu secara logis berhubungan dengan rasa tidak nyaman yang akan berkurang jika penderita menjalankan ritual tersebut.
Penderita yang merasa khawatir tentang pencemaran, rasa tidak nyamannya akan berkurang jika dia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Karena itu setiap obsesi tentang pencemaran timbul, maka dia akan berulang-ulang memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Sebagian besar penderita menyadari bahwa obsesinya tidak mencerminkan resiko yang nyata. Mereka menyadari bahwa perliku fisik dan mentalnya terlalu berlebihan bahkan cenderung aneh. Penyakit obsesif-kompulsif berbeda dengan penyakit psikosa, karena pada psikosa penderitanya kehilangan kontak dengan kenyataan. Penderita merasa takut dipermalukan sehingga mereka melakukan ritualnya secara sembunyi-sembunyi. Sekitar sepertiga penderita mengalami depresi ketika penyakitnya terdiagnosis.
 
Gejala ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria:

1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut
disadari sepenuhnya oleh individu atau
didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri.
Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu
tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk
mengurangi kecemasan.

2. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.

3. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang
dirasakannya.

4. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.
 
BERBAGAI PERILAKU GANGGUAN YAN SERING TERJADI :

*Membersihkan atau mencuci tangan
*Memeriksa atau mengecek
*Menyusun
*Mengkoleksi atau menimbun barang
*Menghitung atau mengulang pikiran yang selalu muncul (obsesif)
*Takut terkontaminasi penyakit/kuman Takut membahayakan orang lain
*Takut salah
*Takut dianggap tidak sopan
*Perlu ketepatan atau simetri
*Bingung atau keraguan yang berlebihan.
*Mengulang berhitung berkali-kali (cemas akan kesalahan pada urutan
bilangan)

Individu yang mengalami gangguan obsesif- kompulsif kadang memilki pikiran intrusif tanpa tindakan repetatif yang jelas akan tetapi sebagian besar penderita menunjukkan perilaku kompulsif sebagai bentuk lanjutan dari pikiran-pikiran negatif sebelumnya yang muncul secara berulang, seperti ketakutan terinfeksi kuman, penderita gangguan obsesif-kompulsif sering mencuci tangan (washer) dan perilaku umum lainnya seperti diatas.
 
TREATMEN / PENANGANAN

Psikoterapi.

Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.
 
TREATMEN / PENANGANAN

Psikoterapi.

Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.

Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam pemberian treatment pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-kebiasaannya itu.

Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih.
 
Farmakologi

Pemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan oleh dokter atau psikiater atau social worker yang terjun dalam psikoterapi. Pemberian obat-obatan haruslah melalui kontrol yang ketat karena beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan. Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti; Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang dapat mengubah level serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini adalah Fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), es########## (Lexapro), paroxetine (Paxil), dan ########## (Celexa)

Trisiklik (Tricyclics)

Obat jenis trisiklik berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis obat ini adalah phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate) dan isocarboxazid (Marplan). Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau anggur merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (seperti Advil, Motrin, Tylenol), obat alergi dan jenis suplemen. Kontradiksi dengan MOAIs dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.
 
Selebriti Penderita OCD:

1. Daniel Radcliff

Artis terkini yang mengaku mengalami kelainan
OCD adalah Daniel Radcliffe. Dia mengaku bahwa dia adalah orang yang terlalu perfectionis. Dia selalu melongok lampu bolak-balik hanya untuk memastikan bahwa lampu sudah padam dan selalu mengulang-ulang kata dalam hati sebelum mengucapkannya.

2. Cameron Diaz

Cameron Diaz mengakui dalam sebuah artikel tahun 1997 bahwa dia menderita fobia kuman yang menyebabkan dia untuk membersihkan pegangan pintu di rumahnya berkali-kali. Gara- gara ulahnya ini, cat pada pegangan pintunya selalu pudar lebih cepat disbanding rumah lainnya.

3. Kim Kardashian

Dalam satu tulisannya di majalah Sunday Times,
wanita 31 tahun ini mengungkapkan bahwa dia
terbiasa menyimpan semua makanan dalam kantong
khusus yang ada di freezernya. Semua itu
dilakukannya agar makanan yang dia konsumsi
bebas dari bakteri, kuman dan sejenisnya.

4. Donald Trump

Pembawa acara televisi terkenal dari The Apprentice juga mengaku memiliki OCD yang menyebabkan dia takut kuman. Dia melaporkan bahwa dia tidak akan berjabat tangan dengan orang-orang, terutama guru, katanya ada 17.000 kuman di meja mereka. Phobia ini juga
menjegah dia dari menyentuh tombol pada lift lantai dasar.

5. Leonardo Dicaprio
Tentunya anda semua pernah dan suka menonton
film Titanic dan Shutter Island. Bintang Leonardo Di Caprio terobsesi dengan trotoar sejak masa kanak-kanak, sering terjadi ia kembali berjalan berulang kali untuk menginjak retak atau noda permen karet. Pintu juga memicunya OCD. Di Caprio mengakui ia membiarkan kecenderungan kompulsif ini memburuk dalam rangka untuk lebih memainkan perannya sebagai produser film / direktur dan sesama penderita OCD yaitu, Howard Hughes dalam film Aviator.

6. Howie Mandel

Howie Mandel mengaku ogah berjabat tangan karena takut akan tertular kotoran dan kuman. Phobia ini rupanya juga jadi alas an kenapa dia menggunduli rambutnya.

7. David Beckham

Bintang internasional, atlit David Beckham mengungkapkan bahwa dirinya mengidap OCD, yaitu obsesi dengan pasangan barang dan mengatur mereka dengan warna atau jenis yang sama. Menurut istrinya Victoria, Beckham telah membeli tiga kulkas sehingga ia dapat memiliki
satu untuk minuman, satu untuk salad, dan satu untuk makanan lain. Barang harus berangka
genap. “Jika ada tiga kaleng Coke, dia akan membuang salah satunya, bukan memiliki tiga – karena harus genap.”

8. Justin Timberlake

Penyanyi dan aktor Justine Timberlake mengatakan bahwa ia menderita OCD. “Saya mencoba menjalani hidup dengan penyakit ini.” beliau mengeluh. “Ini rumit.” Perilaku OCD Justin Timberlake termasuk obsesi dengan beberapa makanan tertentu yang harus ada di rumah setiap saat.

BERBAGAI SUMBER
 
Ada loh teman ku yang selalu bolak balik cuci tangan, tapi tidak pernah merasa tangannya cukup bersih :I
Dia juga sempat ketakutan apakah dia mengidap kelainan jiwa atau semacamnya,
Ternyata ini, toh, jawabannya...
 
bisa jadi, penderita OCD juga orangnya perfeksionis kali yah.. soalnya semua serba gak sempurna bagi dia..
 
Dan seremnya, si penderita sadar pula, tapi dia gak isa berbuat banyak :I
Bahkan kadang ada yang ketakutan sendiri (Nu! Apakah akuwh gila?) ._.
 
tapi si penderita bisa jalanin terapi ga si?
kasian seumur hidup kya gtu, ga kebayang @@

Ngomong2 soal ilang atau nggak,
Ada juga temanku yang lain yang ngalamin, dia ngerasa nggak bisa ngunyah dengan benar makanya dia kalo makan ngunyahnya lamaaaaa bangeeettt *Beneran loh* bahkan mie instan pun bolak balik dia kunyah lama dalam mulut :I

Tapi dia ini gangguannya bersifat temporary gitu ._.
dengan kata lain dia nyadar ada yg salah dengan dirinya (Seperti kebanyakan penderita lain) dan dia berusaha keras men sugesti dirinya sendiri (Ok, Ini bodoh) gangguan ini emang awalnya muncul tiba tiba, terus setelah beberapa bulan ilang sendiri, dan dia sembuh ._.


Tidak bisa dimengerti...
 
Ngomong2 soal ilang atau nggak,
Ada juga temanku yang lain yang ngalamin, dia ngerasa nggak bisa ngunyah dengan benar makanya dia kalo makan ngunyahnya lamaaaaa bangeeettt *Beneran loh* bahkan mie instan pun bolak balik dia kunyah lama dalam mulut :I

Tapi dia ini gangguannya bersifat temporary gitu ._.
dengan kata lain dia nyadar ada yg salah dengan dirinya (Seperti kebanyakan penderita lain) dan dia berusaha keras men sugesti dirinya sendiri (Ok, Ini bodoh) gangguan ini emang awalnya muncul tiba tiba, terus setelah beberapa bulan ilang sendiri, dan dia sembuh ._.


Tidak bisa dimengerti...
mungkin itu kya anak kecil yg suka ngunyah terlalu lama, tpi klo sering di ingetin, pelan-pelan bisa ilang.
dlu keponakan gitu, makan bsa 1 jam bru habis -.-
satu suap ngunyah 5 menit
 
mungkin itu kya anak kecil yg suka ngunyah terlalu lama, tpi klo sering di ingetin, pelan-pelan bisa ilang.
dlu keponakan gitu, makan bsa 1 jam bru habis -.-
satu suap ngunyah 5 menit

Bisa juga gitu sih... Tapi dia bilang kalau ngunyahnya cepat cepat dia merasa seperti akan mati... (DarimanaCoba) Dia merasa tidak bisa bernafas padahal dia tahu itu hanya perasaannya saja dan dia tidak punya asma... (NahLo) ._.

Pokoknya dia merasa gak perfect aja kalau tak melakukannya dengan cara dia itu td...
 
Back
Top