Belajar di Emperan

Kalina

Moderator
PATRANG - Minimnya sarana bukan halangan untuk tidak belajar. Pemandangan itulah yang bisa dilihat di SD Islam Perbal, Kelurahan Bintoro, Patrang Jember. Puluhan siswa yang umumnya cuma memakai sandal jepit rela belajar di emperan rumah di lereng pegunungan. Sebagian yang lain belajar di dalam musala. " Mereka yang di dalam musala kelas satu. Mereka membutuhkan ruang besar karena jumlahnya lebih banyak. Sedangkan yang di emperan itu kelas empat," kata Slamet Hartoko, Kepala Sekolah SD Islam Perbal kepada wartawan kemarin.

Keberadaan SD yang terbagi dalam empat kelas itu sudah tiga tahun lamanya. Untuk kelas I ada 48 siswa. Kelas II ada 11 orang kemudian kelas III ada 15 orang dan kelas IV ada 11 orang siswa. Mereka diasuh oleh 7 orang tenaga pengajar.

Berdirinya sekolah itupun berawal dari sebuah pertemuan warga saat pengajian. "Tak satupun warga yang mau ditunjuk sebagai ketua. Sebab mereka merasa tidak bisa membaca dan menulis," katanya.

Dari situlah akhirnya mereka sepakat untuk mendirikan sekolah. Tampaknya keberadaan sekolah itu sangat dibutuhkan oleh warga. Sebab daerah itu sangat jauh dengan daerah lain. Sehingga banyak anak yang akhirnya memilih membantu norang tua ketimbang menuntut ilmu.

"Ke arah barat memang ada SD namun mereka harus melewati jurang yang dalam, dengan sungai dibawahnya," katanya.

Karena itulah, warga setempat enggan menyekolahkan anak-anaknya. "Masyarakat sini rata-rata menjadi buruh tani. Sebagian lagi menjadi pengrajin besek ikan pindang. Asal bisa membuat besek mereka sudah puas," tegasnya.

Untuk saat ini kata dia sekolah tersebut gratis dan tenaga pengajar tidak digaji atau honor. "Untuk seragam siswa ini dibeli dari jual motor milik usztad. Kemudian seragam itu diberikan gratis kepada para siswa," katanya.
 
Back
Top