Anjuran Kemenkes Hadapi Dampak Kesehatan Akibat Kabut Asap Riau

Kalina

Moderator
Jakarta, Sampai tadi malam, aktivitas masyarakat Pekanbaru, Riau masih terganggu kabut asap akibat kebakaran lahan. Kabut asap pekat bahkan meluas hingga ke Singapura. Hal ini berisiko memunculkan gangguan kesehatan bagi mereka yang terpapar.

"Pada kondisi kesehatan tertentu, orang akan menjadi lebih mudah mengalami gangguan kesehatan akibat kabut asap dibandingkan orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak," kata Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI dalam surat elektroniknya kepada detikHealth, Minggu (23/6/2013).

Prof Tjandra menyebutkan bahwa secara umum, kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit. Ada beberapa macam gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat terpapar kabut asap, yaitu:
1. Menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
2. Memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dll.
3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
4. Mereka yang berusia lanjut dan anak-anak, juga mereka yang punya penyakit kronik dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan mendapat gangguan kesehatan
5. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
6. Secara umum, maka berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk
7. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi
8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri atau virus penyebab penyakit dan buruknya lingkungan

Untuk melindungi diri dari dari risiko gangguan kesehatan akibat kabut asap, prof Tjandra menganjurkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Sedapat mungkin hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah atau gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
2. Jika terpaksa pergi ke luar rumah atau gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
3. Minum air putih lebih banyak dan lebih sering
4. Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
5. Selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti makan bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup.
6. Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah atau sekolah atau kantor dan ruang tertutup lainnya
7. Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
8. Buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu di masak dengan baik.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sabtu (22/6) kemarin, kondisi kota Batam juga ikut diselimuti kabut asap, namun operasional Bandara Hang Nadim Batam masih berjalan lancar dengan jarak pandang 1 km. Keseluruhan aktivitas di kota ini masih berjalan lancar atau belum ada gangguan.

Kabut asap akibat kebakaran lahan di area perhutanan di Riau juga sempat menyebabkan aktivitas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru sempat terganggu. Jarak pandang yang sangat terbatas menyebabkan pesawat tidak bisa melakukan pendaratan.

Data sementara menemukan ada lebih dari 100 titik api yang menyebar di sejumah kabupaten. Karena sampai mengganggu aktifitas warga di negara tetangga, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menggelar rapat untuk menanggapi situasi ini.

DetikHealth
 
Back
Top