Movie In My Opinion

untung Soekarno adalah tokoh super penting di negeri ini.. Coba kalo engga? Orang akan bilang, "Sukur-sukur ada yang mau bikinin filmnya.."

Contoh ya..
Film Habibie & Ainun. Ada tokoh yang diperanin ama Mas Hanung Bramantyo. Entah, apakah tokoh tsb ada atau gak.. Dan apakah penyogokan yang gak sopan itu benar-benar terjadi atau gak.. Pak Habibie gak protes, tuh.. Orangnya masih hidup, loh..
Kalin yakin.. Seandainya Soekarno masih hidup, Beliau gak akan mempermasalahkan film Soekarno ini :)
 
kaya kata temen tia, yang penting karyanya dulu, masalah ada yang protes atau apa itu belakangan.

namanya sebuah karya, ya itu terserah sama yang bikin...

hahaha tia ketawa denger kata-kata temen tia itu
 
cuman yaaa tetap harus menghormati aslinya.. Kalo kata Jaja Miharja, yang kehidupannya diparodiin di OVJ, "Perhatiin Pakemnya."
 
13 Game of Death

MV5BMTI4MTYzMDMwNF5BMl5BanBnXkFtZTcwNjU1NjI3MQ@@._V1_SX640_SY720_.jpg


Pusit is having the worst day of his life. He just lost his job and is in serious debt. That is all about to change when he receives a mysterious phone call with a tempting offer. If he could complete 13 tasks, he will win 100 million Baht. Pusit agrees and the game begins.

Kalo kamu adalah orang yang mudah merasa jijik.. apalagi sampe muntah.. NEVER EVER TO WATCH THIS MOVIE, or.. semua isi perutmu yang baru kamu makan akan keluar semua!!!

salah satu gamenya, yang paling Kalin ingat.. (padahal udah lebih dari 5 taun lalu yang nonton) adalah.. si Pusit ini disuruh ke restoran, dan pesen makanan.. kan piringnya ditutup ama tutup yang melengkung gede itu.. pas di buka..

13_game_of_death_04.jpg

itu.. tai manusia, kawan-kawan...


other scenes..

13_game_of_death_movie_image__4_.jpg


041.jpg

kalo orang begini.. udah pasti mati, ya, guys? :( serem..



10/10 for this UNRATED MOVIE
 
Toy Story 3

Yap.. Film yang baru dirilis setelah 10 tahun sequel ke duanya ini.. Bercerita tentang mainan-mainan milik seorang anak bernama Andy. Yaitu.. Woody, Buzz, Jessy, Mr & Ms. Potato Head, Piggy, Rex, Barbie, dan anjing lucu. Mereka juga bisa bicara, hanya kalau udah gak ada manusia..

Film ini mengingatkan Kalin, bahwa dulu, Kalin punya buanyakkk sekali boneka & mainan. Tapi, gak tau pada ke mana.

Scene saat Andy ngasih semua mainannya pada Bonie, kalin nangis sesenggukkan..... :( karena kalin tau gimana perasaan Andy..
 
sekarang sekarang ini, kalin selalu mules kalo liat efek visual serem kayak gitu, Tia..

Padahal dulu engga..
 
mules ketakutan atau gimana? wkkwkwkw

mules ngeri liat visualnya yang.. misal.. ada scene dengan make up effect kepalanya pecah trus otaknya semburat ke mana-mana..

padahal, Kalin ini fans beratnya SAW.. :D
dulu liat SAW dari pertama gak ngeri kok.. malah kalin pernah bikin cerita dengan adegan serupa..
 
The Passion Of The Christ


Passion-Of-The-Christ-Movie-Poster.jpg


Sutradara : Mel Gibson
Tanggal rilis : 25 Februari 2004
Pemain : Jim Caviezel, Maia Morgenstern, Christo Jivkov, Monica Belluci.​



Jika Shisio mereview film ini bukan berarti Shisio mempromosikan film ini, benar, film ini tentang kisah 12 jam perjalanan Yesus kristus atau Nabi Isa untuk disalibkan. Shisio mereview film ini bukan dari pandangan theologis (keagamaan) tapi dari sudut pandang manusia yang menonton film ini. Sudut pandang yang menyampingkan keagamaan. Mari kita mulai....

Mel Gibson mengambil langkah yang berani untuk membuat film ini, film yang dibiayai sendiri. Bisa dibilang ini adalah ambisi pribadinya untuk membuat film tentang Yesus. Toh, sudah banyak film yang dibuat tentang Yesus. Tapi berbeda dari film lainnya, dimana menceritakan dari awal mula ketika Gabriel memberitahukan kepada Maria siapa bayi yang dikandungnya, bayi yang dikandung dari Roh Kudus. Film ini justru lebih fokus kepada perjalanan menuju kayu salib hingga kebangkitanNya, yang dimulai dari taman Getsemani.

Kisah ini dimulai di taman Getsemani, dimana Yesus yang tahu bahwa Ia akan mati di kayu salib berdoa untuk minta kekuatan dari Bapa. Yudas yang merupakan salah satu dari 12 muridNya mengkhianati diriNya dan menyerahkan ke Mahkamah Agung untuk ditangkap. setelah diadili, Ia dinyatakan bersalah karena menghujat Allah. Tak puas dengan itu, mereka malah menghadapkan Ia ke Pilatus untuk diadili, tapi ternyata Pilatus tak menemukan satu kesalahanpun dari dirinya. Para ahli Taurat yang sangat membenci Yesus menginginkan Ia untuk disalib. Akhirnya setelah disiksa dan dicambuk, ia dibawa ke Golgota untuk disalib..

Tak pelak, kehadiran film ini sangat ditentang oleh kaum Yahudi, karena dalam film ini seolah-olah merekalah biang kerok Yesus disalibkan. Tentunya bukan Cuma isu itu saja yang dibawakan, bagi para ahli sejarah timur tengah pasti tahu pergolakan yang timbul dari penangkapan Yesus itu. Panjang sekali kalau dirunutkan disini, malah nantinya review ini akan terkesan seperti pelajaran sejarah saja. Yang pasti, saat itu Yahudi butuh merdeka dari Romawi, dan mereka butuh Yesus sebagai Mesias sebagai penyelamat dalam arti sebagai pemimpin revolusi untuk memerdekakan Yahudi.

Ini adalah salah satu film dari Gibson yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasanya. Masih ingat Apocalypto? Film yang menceritakan tentang suku Maya, lengkap dengan bahasa yang kita tidak pernah tahu apa artinya sama sekali? Demikian juga dengan TPOC, menggunakan bahasa Aram dan Latin, bahasa yang dipakai pada jaman Yesus hidup. Gibson bersikukuh untuk tidak menggunakan translasi untuk film ini. Tentu saja, hanya mereka yang membaca Alkitab saja yang bisa mengetahui kejadian apa ini dan apa arti dari dialog yang mereka bawakan

Bagi para umat Katolik, Bunda Maria ibu Yesus adalah figur yang sangat dihormati. Gibson yang seorang Katolik ternyata membawa pengaruh tersebut dalam film ini. Di film ini ada 2 karakter utama yang menonjol, Yaitu Maria ibu Yesus dan Yesus kristus itu sendiri. Dalam film ini peran Maria sangat ditonjolkan. Maria ditunjukkan sebagai seorang ibu yang melihat anakNya harus menjalani perintah dari Bapa, perintah utama mengapa Anak harus lahir di dunia ini. Ibu mana yang tega melihat anakNya dikhianati bangsanya sendiri, lalu melihat anaknya disiksa sedemikian rupa. Dia tahu, dia hanyalah media bagi Tuhan untuk lahir ke dunia. Tapi walaupun anaknya adalah seorang anak Allah, namun kelahiranNya melalui diri Maria. Sudah sepantasnya Maria merasa Yesus adalah anaknya, darah dagingnya sendiri. Ada monolog yang diucapan Maria ketika Yesus disiksa, “Anakku... Dimana, bagaimana dan kapanpun Kau dilahirkan. Apakah Kau memilih untuk seperti ini?”. Tentunya, kasih sang ibu terhadap anaknya sangat menonjol dalam film ini. Bagi yang sudah menonton film ini, pasti tahu kalimat ini “Aku disini..”

Kasih adalah muatan dalam film ini. Walaupun berisi tentang penyiksaan (bahkan ada yang menyebutnya sebagai film tersadis dan meminta untuk tidak diedarkan) tapi bukan berarti film ini adalah film gore. Kasih yang terselip diantara penyiksaan terhadap dirinya. Apakah Yesus bisa menolaknya? Bisa! Bahkan Dia sanggup menolaknya. Tapi dengan begitu Dia tidak menjalankan perintah utama mengapa Ia dilahirkan ke dunia. Kita bisa melihat pergumulan hatiNya di taman Getsemani. Dia tahu sudah saatnya untukNya diserahkan untuk disalibkan. Dia bisa melihat penyiksaan macam apa yang akan menimpaNya sehingga dia ketakutan dan meminta pertolongan kepada Bapa. Dia taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Dalam perjalanan menuju Golgota, Gibson banyak memberikan flashback tentang Yesus dan khotbahNya. “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Apa kau bisa untuk melaksanakannya? Mustahil! Ingat wajahnya saja sudah merasa muak, apalagi untuk mendoakannya! Paling banter kita akan berdoa supaya dia mendapat hukuman yang setimpal! Apakah Yesus melakukannya? Ya! Dia bahkan berdoa kepada Bapa supaya mengampuni mereka yang melakukan eksekusi terhadap diriNya!

menonton film ini (tentunya dengan bantuan subtitle) dipastikan akan menguras air mata. Untuk para nasrani yang paham tentang Yesus akan tersentuh dengan berbagai macam siksaan yang diterima. Karena jelas, siksaan yang diterimaNya sampai mati itu adalah untuk menebus dosa seluruh umat manusia di dunia. Tak seperti film gore atau film yang mengetengahkan orang yang disiksa sampai mengeluarkan darah, ketika adegan itu ditayangkan, kita akan merasa ngilu. Tapi untuk film ini, kita akan “dipaksa” untuk mengeluarkan air mata, ketika kita melihat bagaimana Yesus dicambuk sampai dagingNya terkelupas, terjatuh ketika memikul salib, bahkan sampai di kayu salib.

Pesan dalam film ini adalah kasih. Kasih yang terbesar adalah orang yang mau memberikan nyawanya untuk orang lain. Dan lagi, jika kau sering mengatakan hal-hal yang benar tapi malah perbuatanmu tak sejalan dengan apa yang katakan, apa kau masih merasa bangga akan hal itu?
Tentunya ada banyak sekali aspek yang terlalu panjang jika Shisio jabarkan disini dan ada banyak hal yang Shisio tak tuliskan disini. Setelah Shisio menonton film ini, ada beberapa hal yang Shisio dapat, salah satunya adalah..... kasih itu tidak gampang untuk dipraktekan
 
hmm aku belum nonton film ini, tapi film yang sejenis ini pernah tia nonton... karena tiap natal kadang ada yang di tayangkan di TV... tia ga tega nontonnya...
 
Back
Top