Body Kit Fairlady dan NSX

Kalina

Moderator
Menekuni hobi bisa jadi profesi. Terbiasa dengan mainan mobil sejak kecil, membuat Lutfi Kurrahman, 21, memanfaatkannya menjadi mata pencaharian. Sang ortu juga ikut berperan. Sejak belia Lutfi sudah diajak ayahnya bergaul dengan mobil. Meski bukan di dunia modifikasi.

Kali ini, pelajar manajemen Unibraw tersebut, memakai Honda Jazz 2005 sebagai korban. Ketika mendapat berita akan ada kontes modifikasi mobil di Surabaya, tebersit ide mengubahnya ke Japanese street racing. Lutfi tertarik menggabungkan bodi Nissan Fairlady dan Honda NSX.

"Bentuknya Jepang banget. Bodi agak kotak menyudut ditambah banyak lubang angin," paparnya. Gaya Jepang disukainya karena terkesan ekstrim. Berbeda dengan gaya Eropa yang cenderung berkilau dengan bodykit minim sudut.

Semua rancangan bentuk dibuatnya dibantu seorang desainer. "Tidak ada yang murni milik sebuah merek. Masing-masing kena sentuhan custom," jelas Lutfi.

Pengerjaan dilakukan di bengkel Pro Mobile kawasan Soekarno Hatta, Malang. Bengkel tersebut, kini menjadi sumber mata pencahariannya. "Makanya, ada sedikit unsur promosi pada mobil ini," tuturnya. Itulah sebabnya Lutfi membuat sendiri agar dapat hasil sempurna.

Seluruh bagian luar diubah. Bemper depan, belakang, dan side skirt dibuatkan bentuk baru. Agar terlihat bongsor, bodi kanan kiri ditambah lebarnya. Untuk depan, wide body sebanyak 7 cm. Sedangkan belakang mencapai 9 cm. Tak lupa dibubuhkan air scoop di sisi masing-masing spion.

Buritan tak dilupakan. Di atas, tertancap wing hasil rancangan sendiri. Bentuknya unik. Sirip yang menjuntai ke bawah. Lebih panjang. Berbeda dengan milik Mugen yang biasa dipakai di Honda Jazz.

Usai pemasangan body kit, proses pengecatan dimulai dengan warna putih. "Supaya terkesan lebih bersih," katanya. Agar tidak polos, ditambahkan corak orange dan silver dari cutting stiker. "Sengaja nggak dicat langsung supaya kalau mau ganti corak lebih gampang," jelas Lutfi.

Bentuk luar sudah sesuai keinginan. Kabin pun menyesuaikan. Oleh Lutfi, jok belakang direduksi hingga hanya berisi satu jok. "Biar ada tempat untuk audio," katanya. Jok tersebut dibikin sendiri dari bahan karbon fiber. Kemudian dilapis bahan semikulit. Berbeda dengan dua jok di barisan depan. Di sana bertengger dua bucket seat berbahan suede.

Beranjak ke audio. Sektor ini dibuat mengarah ke sound pressure level. Empat amplifier dipasang untuk mendukung performa. Tiga diantaranya di bagasi. Sedangkan satu sisanya tersembunyi di bawah jok belakang. Jajaran subwoofer menghiasi buritan hingga ada yang menyembul ke kabin. "Rancangan itu untuk membuat suara bisa tersebar ke seluruh ruangan mobil," ujar Lutfi.

Bagian yang tak terjamah adalah mesin. Hanya beberapa aksesori dipasang untuk mempercantik tampilan. "Bagian itu menjadi proyek kita selanjutnya. Jika ada rezeki, mau saya ganti pakai mesin Honda Integra Type R," tuturnya.

Hasil kerja keras selama tujuh bulan tersebut, berbuah manis. Dengan merogoh sekitar Rp 105 juta, Lutfi menjadi runner up untuk kategori King Extreme Style pada kontes di Surabaya awal bulan lalu.
 
Ya itulah gan, potensi penghasilan ada di setiap hobi. Dalam industri otomotif salah satunya. Mulai dari rakit sampai asesoris.
 
Back
Top