Obat Pelega Pernapasan Bikin Bayi Lahir Cacat

Kalina

Moderator
Kabar24.com, WASHINGTON— Wanita hamil yang mengonsumsi obat pelega pernapasan,
decongestan pada 3 bulan pertama kehamilan
bisa meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi. Demikian menurut studi kecil yang dipublikasikan
American Journal of Epidemiology edisi Juli 2013.
Beberapa jenis decongestan--obat pelega saluran
pernapasan atas-- yang dijual bebas (tanpa resep
dokter), termasuk phenylephrine dan
pseudoephedrine, secara individual berhubungan dengan cacat lahir pada saluran pencernaan,
telinga dan hati. "Macam-macam jenis cacat lahir mempengaruhi
sekitar dua atau tiga persen dari bayi lahir hidup,
jadi cukup langka," kata penulis hasil studi itu,
dokter Allen Mitchell, seperti dikutip Reuters. "Keterkaitan yang kami identifikasi melibatkan
kecacatan yang umumnya mempengaruhi
kurang dari satu per 1.000 bayi. Beberapa di
antaranya mungkin memerlukan operasi, tetapi
tidak semua mengancam jiwa," katanya. Decongestan termasuk obat yang umum
digunakan, meski demikian pemahaman tentang
konsekuensi penggunaannya selama kehamilan
sangat penting, kata Mitchell yang juga Direktur
Slone Epidemiology Center di Boston University. Tim Mitchell mengumpulkan data bayi yang lahir
cacat sejak 1993 hingga 2010 dan
mewawancarai para ibu dari bayi yang lahir
cacat bukan karena masalah kromosom tentang
penggunaan obat selama trimester pertama
kehamilan. Menurut hasil analisis data dari 12.700 bayi lahir
cacat dan membandingkannya dengan
wawancara terhadap 7.600 ibu dengan bayi
tanpa cacat tersebut, konsumsi phenylephrine
pada trimester pertama kehamilan berhubungan
dengan delapan kali lipat risiko cacat jantung yang disebut endocardial cushion. "Risiko bayi lahir dengan cacat endocardial
cushion di antara bayi yang ibunya tidak
mengonsumsi decongestan sekitar 3 per 10.000,"
kata Mitchell. Sementara, penggunaan phenylpropanolamine
(Acutrim) berhubungan dengan delapan kali lipat
risiko cacat pada telinga dan perut. Mitchell yakin ada cukup bukti yang menunjukkan
kemungkinan hubungan antara cacat lahir
dengan penggunaan jenis obat itu sehingga
dokter seharusnya tidak menyarankan
penggunaan decongestan pada ibu hamil dan
mengevaluasi kebutuhan obat mereka berdasarkan kasus. Namun, Marleen van Gelder, ahli epidemiologi dari
Universitas Radboud Nijmegen Medical Center di
Belanda yang tidak terlibat dalam penelitian
tetapi telah meneliti cacat lahir dan decongestan,
mengatakan bahwa para ibu tidak perlu terlalu
khawatir. "Karena risiko mutlak untuk cacat lahir langka
masih sangat kecil, perempuan hamil tidak perlu
sangat khawatir setelah menggunakan obat ini,"
kata van Gelder kepada Reuters Health.
 
Back
Top