Kumpulan Urban Legend dari seluruh dunia (Menarik loh!)

@Tia -

Ada kok yang aku nggak nonton, kalo korbannya anak kecil... ._.
Misal ada film pembunuhan psikopat yang ceritanya menyiksa anak balita sampe mati... aku benci dan gak akan menyentuh film horror jenis itu -_-"

sudah nonton ya non

Iya sudah, kk 0_0;
 
@Tia -

Ada kok yang aku nggak nonton, kalo korbannya anak kecil... ._.
Misal ada film pembunuhan psikopat yang ceritanya menyiksa anak balita sampe mati... aku benci dan gak akan menyentuh film horror jenis itu -_-"



Iya sudah, kk 0_0;
kau pasti membayangkan Ari dan Adrian hwhwhwhw
 
Iya benar... aku punya anak kecil2 0_0;

@Kk lolo -

Ah iya, kasus penganiayaan dan perampokan disertai kekerasan yang menjadi penyebab terbunuhnya 2 balita disemarang itu kan?
Prihatin sekali, semoga pelakunya terbakar diNeraka...
 
Iya benar... aku punya anak kecil2 0_0;

@Kk lolo -

Ah iya, kasus penganiayaan dan perampokan disertai kekerasan yang menjadi penyebab terbunuhnya 2 balita disemarang itu kan?
Prihatin sekali, semoga pelakunya terbakar diNeraka...
wogh ada kasus seperti itu ya? aku belakangan ga pernah lihat berita
 
Dai tidak terlalu suka ini but yeah...

How Some Children Plays at Slaughtering

ChildrenPlayedatSlaughtering_thumb.jpg


Cerita ini mungkin tak diketahui orang karena telah disensor dari kumpulan dongeng Grimm karena dinilai terlalu sadis. Ada dua versi dari cerita ini. Versi pertama, empat anak bermain. Mereka memutuskan untuk bermain “penyembelihan”, dimana satu anak berperan sebagai penyembelih, satu anak bermain sebagai koki, satu anak bermain sebagai asisten koki, dan satu anak bermain sebagai babi. Tanpa diduga, anak yang berrmain sebagai penyembelih benar-benar menggorok leher anak yang berperan sebagai babi dan yang lain bermain memasaknya. Seorang warga yang melintas dan melihat kejadian itu melapor kepada walikota. Karena bingung, sang walikota memberikan ujian. Jika sang anak yang menyembelih temannya diberikan dua pilihan, yaitu apel dan koin emas. Apabila anak itu memilih koin emas, maka ia dianggap sebagai orang dewasa dan akan dihukum. Namun apabila ia memilih apel, maka ia akan dianggap masih anak kecil dan tak menyadari perbuatannya. Anak itu ternyata memilih apel sehingga akhirnya dibebaskan.

Versi kedua tak kalah sadis. Ada dua bersaudara melihat ayah mereka menyembelih babi. Sang kakak akhirnya memutuskan bermain “penyembelihan” untuk menirunya dan sang adik disuruh berperan sebagai babi. Sang kakak ternyata benar-benar menyembelih sang adik dengan pisau. Ibu mereka yang sedang memandikan anaknya yang lain mendengar jeritan sang adik dan segera menghampiri mereka. Marah melihat sang kakak membunuh sang adik, sang ibupun menusuk anaknya itu dengan pisau hingga tewas. Namun saat ia kembali ke kamar mandi, ia melihat anaknya yang tadi dimandikan sudah tewas karena tengeglam. Karena shock, sang ibu memutuskan menggantung dirinya. Sang ayah yang pulang kemudian menemukan seluruh keluarganya tewas akhirnya ikut mati. Pesan moral dari cerita ini sebenarnya adalah agar orang tua mengawasi anaknya bermain.


The Armless Maiden

The_Girl_Without_Hands_by_Y_Incision.jpg


Dongeng “The Armless Maiden” adalah dongeng Rusia yang tak kalah sadis dengan dongeng-dongeng yang dikisahkan Grimm. Diceritakan ada dua bersaudara, kakaknya laki-laki dan adiknya perempuan. Sang kakak menikah dengan wanita yang sangat membenci adik suaminya. Sang istri merusak semua perabot rumah dan mengatakan itu perbuatan adik iparnya, namun sang suami mengatakan mereka bisa membeli perabot baru. Sang istri lalu membunuh kuda kesayangan suaminya, namun suaminya tetap tak marah. Hingga akhirnya, si istri melahirkan dan dengan tega memenggal kepala anaknya sendiri dan memfitnah adik iparnya sebagai pelakunya. Sang kakak yang terhasut kemudian membuang adiknya dan dengan kejam memotong kedua tangannya. Pada akhirnya sang adik menikah dengan seorang pedagang dan menjadi kaya raya. Ketika sang kakak bertemu kembali dengan adiknya dan mendengar cerita yang sesungguhnya, sang kakak mengamuk dan mengikat kepala istrinya di ekor kuda yang kemudian dipecut agar berlari. Ketika kuda itu berhenti berlari, hanya tertinggal rambut kepang istrinya masih terikat di ekor kuda sementara bagian-bagian tubuhnya berceceran di sepanjang jalan.

Struwwelpeter

image_thumb9.png


Dilihat dari sampul bukunya, jelas buku dongeng ini menceritakan kisah-kisah yang disturbing. Der Struwwelpeter adalah buku anak-anak yang ditulis Heinrich Hoffman di Jerman pada tahun 1845. Saking populernya buku ini, bahkan Mark Twain pernah menulis terjemahannya ke dalam bahasa Inggris. Namun apabila dinilai dengan standar masa kini, mungkin cerita-cerita di buku dianggap terlalu sadis, walaupun maksudnya mendidik. Cerita-cerita ini menggambarkan konsekuensi yang diterima oleh anak nakal, misalnya ada cerita tentang seorang gadis yang mati terbakar hidup-hidup karena bermain dengan korek api, seorang anak yang masih gemar menghisap jempol dan kemudian jempolnya dipotong dengan gunting, hingga seorang anak yang menolak memakan sup sayuran dan akhirnya mati kelaparan.
 
How Some Children Plays at Slaughtering

ChildrenPlayedatSlaughtering_thumb.jpg

cerita kedua sepertinya karangan, terlalu dramatisir & terlalu kebetulan, kemungkinan terjadi anak keduanya akhirnya dibunuh ibunya + anak ketiganya juga tewas pada saat yang bersamaan sangat kecil, mungkin hanya sekitar 2%

btw apakah pernah ada kejadian serupa di Indonesia? mungkin sebaiknya anak2 jangan melihat pemotongan hewan kurban saat idul adha, bisa2 mereka meniru juga







The Armless Maiden
The_Girl_Without_Hands_by_Y_Incision.jpg

Hingga akhirnya, si istri melahirkan dan dengan tega memenggal kepala anaknya sendiri dan memfitnah adik iparnya sebagai pelakunya
segitunyakah hanya karena orang lain sampai harus membunuh anak sendiri, tubuh/kepala dipotong lagi,
tidak banyak orang yang bisa memotong kepala orang lain, memotong kepala hewan kurban kambing/sapi aja butuh keberanian yang luar biasa, apalagi memotong kepala manusia, ini sudah selevel algojo penggal kepala di Arab saudi, yang tidak sembarang orang
selain orang2 diatas cuma mungkin dilakukan oleh pembunuh yang benar2 terdesak untuk melenyapkan tubuh korban, dengan cara dimutilasi
jadi menurut saya cerita ini hampir pasti bohong, tidak pernah terjadi

lalu yang menguatkan juga ini sepertinya karangan saja, kenapa si suami harus membunuh si istri susah2 mengikat dengan kuda diseret sepanjang jalan, seperti kasus sisca bandung? padahal bisa dibunuh dengan pedang/pisau/alat lain, atau yang paling masuk akal tangan dibayar tangan, kepala dibayar kepala

ini mungkin cuma cerita karangan dengan tujuan utama yaitu hikmahnya, jangan membenci siapa pun, dan karma
 
Back
Top