Kumpulan Urban Legend dari seluruh dunia (Menarik loh!)

non benar ngak kalau ada orang hamil di suatu rumah kalau malam hari selalu di datangi kuntilanak,karena gue beberapa hari ini kalau malam sering ada suara suara kayak orang nangis padahal masih siang kira kira jam 10 malam
 
non benar ngak kalau ada orang hamil di suatu rumah kalau malam hari selalu di datangi kuntilanak,karena gue beberapa hari ini kalau malam sering ada suara suara kayak orang nangis padahal masih siang kira kira jam 10 malam
kalau kata orang tua tia sih, orang hamil itu bau tubuhnya wangi buat makhluk halus... jadi pada suka, makanya ibu hamil selalu pake peniti di bajunya, dan siapkan sapu lidih di kasur tempat biasa bidur...
mungkin aja itu kuntilanak seneng sama orang hamil itu tuh den lolo..
 
kalau kata orang tua tia sih, orang hamil itu bau tubuhnya wangi buat makhluk halus... jadi pada suka, makanya ibu hamil selalu pake peniti di bajunya, dan siapkan sapu lidih di kasur tempat biasa bidur...
mungkin aja itu kuntilanak seneng sama orang hamil itu tuh den lolo..

oh gitu ya non tia
 
“ 21 AND STILL COUNTING ... ”
(21 DAN MASIH MENGHITUNG ... )

Suatu hari seorang gadis muda tengah menunggu di sebuah stasiun kereta ketika ia mendengar seseorang bergumam di belakangnya. Ia berbalik dan melihat seorang wanita duduk di sebuah bangku. Gadis itu menyadari saat itu hanya ada mereka berdua di stasiun tersebut.

Wanita itu sangat aneh, pikir gadis itu. Wanita itu berumur 40-an dan duduk dengan tidak tenang. Ia menggoyang-goyangkan badannya ke depan dan ke belakang sambil bergumam,
“21...21...21...”.

Gadis itu bisa melihat kalau wanita itu terlihat agak “stress”, bahkan mungkin gila.

Ia berniat untuk mengacuhkan saja wanita itu. Namun wanita itu terus saja bergumam,
“...21...21...21...”

Lama-kelamaan gadis itu menjadi penasaran. Iapun bangkit dari kursinya dan menghampiri wanita itu.
“Ibu, apa yang sedang ibu hitung?”

Wanita itu tak menjawab, bahkan tak menatap gadis itu. Ia hanya terus bergumam,
“....21....21...21....”

Gadis itu melihat di sekitarnya, mencoba mencari tahu apa yang sedang wanita itu hitung. Di saat yang sama, gadis itu heran. Jika ia memang menghitung sesuatu, mengapa angkanya selalu sama.

Kemudian terdengar suara kereta datang.

Tiba-tiba saja wanita itu menerjang gadis muda dan mendorongnya ke arah rel.

“Aaaaaa!!!” teriak gadis itu, namun terlambat. Kereta yang melaju kencang itu terlanjur menyambar tubuhnya.

Warna merah dari darah gadis itu bercipratan hingga ke dinding dan kursi-kursi di stasiun itu.

Wanita itu kembali duduk seolah tak terjadi apa-apa dan mulai bergumam.
“...22....22...22...”

“WHITE STRING”

(BENANG PUTIH)


white-string_thumb1.jpg

Urban legend ini sangat populer pada tahun 90-an di Jepang. Banyak remaja Jepang yang mempercayai kebenaran cerita ini sehingga tak berani menindik telinganya.

Kisahnya bermula ketika seorang gadis seumuran SMP merengek ada orang tuanya untuk mengizinkannya menindik telinganya. Ia berkata bahwa semua anak perempuan di kelasnya sudah menindik telinganya, hanya ia saja yang belum.

Kedua orang tuanya awalnya tak mengizinkan. Namun karena sang gadis merengek terus-menerus, merekapun akhirnya mengizinkannya. Orang tua gadis itu lalu memberinya sejumlah uang dan menyuruh gadis itu untuk menindik telinganya di toko perhiasan yang terpercaya di sebuah mall dekat rumah mereka.

Namun sang gadis berpikiran lain.

Ia hendak menyimpan uang pemberian orang tuanya dan memutuskan untuk menindik telinganya sendiri. Iapun meminta sahabatnya untuk membantunya menindik telinganya. Mereka menggunakan jarum yang dipanaskan dan kemudian ditusukkan ke kedua cuping telinga gadis itu. Dia merasa sangat kesakitan, namun begitu melihat hasilnya, ia sangat puas. Ia kini bisa memakai anting-anting pilihannya dan tampil penuh gaya seperti gadis-gadis lain di sekolahnya.

Namun keesokan harinya ada yang aneh.

Ia terbangun di pagi hari karena rasa gatal yang teramat sangat di telinganya. Rupanya cuping telinga yang ia tindik terlihat merah dan meradang.

Tak hanya itu.

Tampak seutas benang putih kecil menjulur dari lubang yang ia buat kemarin di cuping telinganya.

Merasa penasaran, ia menarik benang itu.

Benang itu sangat halus dan panjang. Ia menariknya terus-menerus, namun seakan-akan benang itu tak ada habis-habisnya.

Merasa tak sabar, gadis itu mengambil gunting dan memotong benang putih itu.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Ia histeris dan memanggil kedua orang tuanya.

Orang tuanya yang panik segera membawanya ke rumah sakit.

“Mengapa kau bisa jadi begini?” tanya sang dokter yang memeriksanya.

Sang gadis kemudian menceritakan segalanya.

Sang dokter menjawab dengan suara sedih, “Maaf, tapi harus kukatakan bahwa kau akan mengalami hal ini seumur hidupmu.”

“Kenapa?” tanya gadis itu, tercekat.

“Benang putih yang kau potong itu bukan sembarang benang putih.”

“Benang apa itu?” tanya gadis itu, putus asa.

“Itu saraf matamu.”

“PEDESTRIAN CROSSING”

(ZEBRA CROSS)​

zebra_aotw_thumb5.jpg

Suatu sore, sepulang bekerja aku berada di sebuah persimpangan jalan. Sambil menunggu lampu merah, aku berdiri di depan sebuah zebra cross dan mengamati orang-orang yang berada di seberangku. Mereka juga menunggu untuk menyeberang, sama seperti aku.

Namun di antara mereka, ada seorang wanita yang tampak aneh.

Pertama-tama aku pikir ia memakai masker.

Namun bukan itu.

Wajahnya tampak kabur.

Aku mencoba mengamatinya, namun wajahnya tak berubah.

Aku bahkan tak bisa mengenali wajahnya, dimana hidung, mata, maupun telinganya.

Seakan-akan wajahnya rata.

Anehnya, orang-orang di sekitarnya tampak mengacuhkan wanita itu, walaupun penampilannya sangat menakutkan.

Lampu merah menyala.

Mobil-mobil berhenti dan orang-orang mulai menyeberang.

Begitu pula aku, namun aku mencoba untuk menjauhi wanita itu.

Ia berjalan di sebelah kanan zebra cross, sehingga aku sebisa mungkin berjalan di sisi kiri zebra cross. Namun ia justru berpindah ke sisi kiri juga.

Ia berjalan tepat menuju ke arahku.

Wajah wanita itu semakin menakutkan ketika ia mendekat.

Akupun menundukkan kepalaku karena ketakutan.

Di suatu titik, kami berpapasan.

Aku terus berjalan. Namun walaupun aku berusaha menghindarinya, wanita itu justru berbalik dan mengikutiku.

Begitu aku sadar, ia sudah berada di belakangku dan berbisik di telingaku.

“Aku tahu kau bisa melihatku.”
 
“WRISTBAND”

(GELANG)


tumblr_lf924ftdi41qf7xzz_thumb1.jpg

Di Korea, terdapat peraturan yang berlaku di semua rumah sakit. Ketika pasien masih hidup, gelang berwarna putih diikatkan di lengan kanan mereka. Gela ngitu berisi nama pasien serta informasi lainnya. Namun ketika pasien meninggal, gelang itu dilepas dan digantikan dengan sebuah gelang merah yang diikatkan di lengan kiri sebelum jenazahnya dibawa ke kamar mayat.

Kisah ini terjadi pada seorang dokter yang sedang shift malam di sebuah rumah sakit.

Ia akhirnya menyelesaikan shift malamnya pukul 2 dini hari dan merasa sangat lelah. Rumah sakit tampak sangat sepi sebab pada jam 2 dini hari, tentu semua pasien sedang terlelap dan sebagian besar perawat juga telah pulang.

Ia menyalakan lift dari lantai lima untuk turun ke basement, dimana mobilnya diparkir. Di dalam lift hanya tampak seorang wanita tua.

Ia berdiri di samping wanita tua itu, yang tampaknya juga ingin turun di basement.

Begitu lift mereka sampai di basement, pintu lift terbuka dan tampak seorang pria berpakaian putih.

Wanita yang tadi bersamanya hendak keluar dari lift.

Dokter itu melihat sesuatu di tangan pria itu. Segera ia menarik wanita yang tadi bersamanya kembali ke dalam lift. Dengan panik ia menekan tombol ke lantai lima dan pintu lift pun tertutup.

“Hei, ada apa denganmu?” wanita itu tampak marah karena dokter itu menariknya masuk kembali.

“Anda beruntung saya tadi tidak membiarkan anda keluar.” Ujar dokter itu. “Anda tidak melihat, di tangan kiri pria tadi ada gelang merah? Berarti dia sudah meninggal!”

“Gelang merah?” tanya wanita itu sambil menunjukkan tangan kirinya.

“Maksudmu seperti ini?”

“PIZZA”​

door_thumb1.jpg

Seorang pria mengalami kecelakaan mobil. Kakinya patah dan ia harus beristirahat beberapa hari di dalam rumah hingga kondisinya pulih. Pria itu tinggal di apartemen bersama istrinya. Sayangnya istrinya harus bekerja sehingga tak bisa merawat pria itu. Beberapa hari pertama, pria itu merasa senang karena bisa tinggal di rumah seharian. Namun lama-kelamaan ia merasa bosan.

Suatu hari saat menyalakan televisi, ia mendengar suara anak-anak berlari di lantai atasnya. Ia berpikir ini aneh, sebab jam segini harusnya anak-anak belum pulang dari sekolah. Esoknya, ia juga mendengar suara anak bermain dari lantai atas.

Si pria merasa lapar dan memesan dua kotak pizza melalui layanan pesan antar. Ia merasa sudah kenyang setelah memakan sekotak pizza dan merasa tak sanggup menghabiskan satu kotak pizza lagi. Jika ia menunggu istrinya pulang, mungkin pizza itu rasanya sudah tak enak lagi.

Akhirnya ia memutuskan untuk berbuat baik dengan memberikan pizza itu pada keluarga yang tinggal di atasnya. Bukannya ada anak-anak tinggal di bawahnya? Mereka pasti senang dengan pizza gratis.

Dengan kepayahan iapun keluar dari kamar dan naik dengan lift.

“Ouch...ouch...” sesekali ia mengerang karena kakinya belum sembuh benar ketika berjalan menuju kamar di lantai atasnya itu.

“Ting tong.” ia menekan bel, namun tidak terdengar jawaban.

Ia kembali menekan bel dan terdengar suara dari dalam pintu.

“Siapa?” terdengar suara wanita dari balik pintu.

“Saya tetangga yang tinggal satu lantai di bawah anda.”

Pintu dibuka, namun hanya sedikit. Dari sela pintu, terlihat wajah seorang wanita separuh baya. Namun kamar itu sangat gelap sehingga yang bisa ia lihat hanya kepala wanita itu.

“Ada apa?”

“Anda mau pizza? Saya tadi memesannya namun tidak habis. Mungkin anda mau?”

“Tidak, terima kasih.” Jawab wanita itu tanpa ekspresi.

“Ehm, mungkin anak-anak anda mau?”

Tiba-tiba terlihat kepala seorang anak laki-laki dan anak perempuan di bawahnya. Mereka pasti anak-anak yang kerap ia dengar suaranya saat bermain.

Ketiga wajah itu menatapnya, berbaris membentuk satu lajur dari atas ke bawah.

“Baiklah, kami mau.”

Wanita itu menerima pizza itu dan pintu itupun dibanting, tertutup.

Pria itu berbalik, namun entah kenapa ia merasa ada yang aneh.

Seluruh bulu kuduknya terasa mengigil.

Wajah ketiga orang itu terpatri dalam ingatannya.

Ia mengambil langkah cepat, tanpa peduli rasa sakit di kakinya, untuk segera menuju lift.

Ketiga wajah mereka membentuk garis, pikirnya.

Ia menekan tombol lift dan menunggunya untuk datang.

Membentuk garis vertikal, dari atas ke bawah. Satu wajah di atas wajah yang lain.

Ia menekan tombol lift kembali, namun lift itu tak kunjung datang.

Ada yang aneh dengan wajah mereka.

Lift itu terlalu lama. Pria itu memutuskan menggunakan tangga.

Wajah tampak berbaris, satu di atas yang lain ... itu mustahil!

Ia melupakan rasa sakit di kakinya ketika ia menapaki tangga dengan langkah panik.

Pria itu mulai menyadari apa yang salah dengan keluarga itu.

Hanya ada kepala, tanpa badan ....

Sesampainya di kamar, ia langsung menelepon polisi.

Polisi datang beberapa saat kemudian, walaupun laporan pria itu tampak gila. Mereka memeriksa kamar di bawah kamar pria itu dan menemukan sesuatu yang mengerikan.

Tubuh wanita dan kedua anaknya itu ditemukan di bak kamar mandi.

Kepala mereka terpenggal.

Mereka juga menemukan suami wanita itu bersembunyi di dalam lemari pakaian. Ia mengatakan bahwa ia sudah memenggal kepala istri dan anak-anaknya dengan gergaji. Namun ia bersumpah istri dan kedua anak-anaknya masih hidup.

Polisi berkesimpulan pria itu menjadi gila dan membunuh keluarganya.

Namun polisi menemukan ada sesuatu yang aneh di kamar itu.

Di meja dapur tergeletak sebuah kotak pizza.

Ketika dibuka, isinya sudah tidak utuh lagi.

Ada bekas gigitan-gigitan kecil di pizza itu, seolah-olah ada anak-anak kecil yang memakannya.

“THE VAULT ROOM”

(RUANG BAWAH TANAH)​

vault-door_thumb1.jpg

Seorang pemuda menerima pekerjaan sebagai pengurus makam. Ini sebenarnya bukan jenis pekerjaan yang ia inginkan. Namun apa boleh buat, ia sangat membutuhkan uang dan hanya pekerjaan ini yang berhasil ia dapatkan dalam waktu singkat.

Pemuda itu sangat takut pada mayat, namun untunglah pekerjaannya hanyalah pekerjaan-pekerjaan ringan. Tugasnya hanyalah menyapu, memotong rumput, dan membersihkan makam. Sedangkan tugas-tugas yang berhubungan dengan mayat seperti menyiapkan jenazah dan prosesi pemakaman adalah tugas para pengurus makam yang lebih senior.

Namun ada satu hal yang dibenci oleh pemuda itu. Ia memang tak perlu melihat mayat secara langsung saat bekerja. Namun ada kalanya ia bekerja di ruangan bawah tanah tempat pet-peti mati berisi jenazah disimpan. Di negara Barat, orang-orang kaya biasanya membuat sebuah ruangan bawah tanah dimana peti-peti mati mereka dan keluarga mereka diletakkan, bukan dikubur seperti orang biasa.

Pemuda itu sangat membenci ruang bawah tanah, sebab uangan itu gelap, berdebu, dan penuh mayat.

Suatu hari, pemuda itu ditugasi untuk membersihkan sebuah ruang bawah tanah. Dengan berat hati ia melakukan tugasnya itu.

Saat ia sedang membersihkan papan-papan nama yang ada di ruangan itu, angin kencang bertiup dan menutup pintu kamar bawah tanah itu. Pemuda itu langsung panik dan berusaha membukanya, namun percuma.

Ia terkunci di ruangan penuh mayat itu.

Pemuda itu mencoba berteriak, namun tak ada yang mendengar teriakannya. Pemuda itu lalu mencoba menenangkan dirinya dan melihat sebuah jendela di atas ruangan.

Cahaya matahari menembus jendela itu dengan enggan. Berarti ia bisa merangkak keluar lewat jendela itu. Masalahnya, jendela itu letaknya sangat tinggi. Ia tak mungkin dapat mencapainya.

Ia melihat ke sekeliling ruangan.

Yang ada di situ hanyalah peti-peti mati.

Pemuda itu mendapatkan akal.

Bila ia menumpuk peti-peti itu, ia dapat membuat semacam tangga yang dapat digunakannya untuk mencapai jendela itu. Ia lalu mencoba mengalahkan ketakutannya dan mulai memindahkan peti-peti mati itu.

Di luar dugaannya, peti-peti itu ternyata ringan. Mungkin karena mayat di dalamnya sudah lama membusuk dan meninggalkan tulang belulang saja.

Ia berhasil menumpuk beberapa peti mati dan mulai naik.

“Ouch!” teriak pemuda itu lirih. Ia merasakan sakit di tumitnya. Ia menduga kayu dari peti mati itu yang menggoresnya.

“Ouch!” rasa perih itu kembali lagi. Namun ia terus melanjutkan mendaki peti-peti mati itu, meskipun nyeri itu terus terasa.

Akhirnya ia berhasil mencapai jendela itu dan merangkak keluar.

Pemuda itu berjalan kepincangan dan akhirnya bertemu dengan penjaga makam yang merupakan bosnya.

“Apa yang terjadi padamu?” tanya bosnya keheranan.

Pemuda itupun menceritakan segalanya.

“Lalu kenapa kau berjalan terpincang seperti itu?”

“Tadi kaki saya tergores kayu dari peti mati.”

“Mana, coba aku periksa.”

Pemuda itu duduk di atas sebuah batu nisan dan bosnya kemudian memeriksa tumit pemuda itu.

Penjaga makam itu lalu menatap pemuda itu dengan wajah pucat.

“Tapi ini bukan luka goresan kayu, Nak.”

“Lalu apa?”

“Ini bekas gigitan manusia ...”
 
“TEKE TEKE”

images


Kisah ini terjadi di Jepang. Alkisah di tengah salju yang tengah turun, dua orang masinis menjalankan sebuah lokomotif ke stasiun kereta terdekat. Saat mereka tiba di bawah suatu jembatan di daerah yang cukup terpencil, tiba-tiba saja ...

“Braaak ...”

“Kreeek...”

Dua masinis itu melihat sesosok bayangan jatuh tepat di depan mereka. Kedua masinis ini cukup berpengalaman untuk merasakan bahwa kereta yang mereka kendalikan telah menggilas sesuatu.

Sang masinis berusaha keras menghentikan keretanya dan lokomotif itu berhenti kira-kira beberapa ratus meter dari tempat kejadian.

Salah satu masinis memutuskan turun untuk memastikan apa yang telah terjadi. Ia berjalan susah payah di atas gumpalan salju dan tepat di bawah jembatan yang tadi mereka lewati, ia menemukan sesuatu yang mengerikan.

Terdapat tubuh seorang wanita di tengah rel.

Tubuhnya terpotong menjadi dua karena terlindas kereta.

Satu bagian adalah bagian atas tubuh wanita itu, mulai dari hingga ke pinggang. Bagian satunya adalah bagian pinggang hingga kaki wanita itu.

Ia tak bisa melihat wajah wanita itu karena wajahnya tertutup oleh rambut hitam panjangnya. Darah wanita itu membasahi salju yang berada di bawahnya.

Warna merah itu mengingatkan masinis itu akan es serut dengan sirup merah yang biasa ia makan saat kecil.

Sang masinis buru-buru menghapus pikiran mengerikan itu dan segera kembali pada temannya.

“Ada apa?” tanya sang masinis satunya saat melihat temannya kembali.

“Ada...ada wanita tertabrak. Kondisinya sangat mengerikan. Kemungkinan ia melompat dari atas jembatan. Aku akan memanggil bantuan ke pos polisi terdekat. Kau tetap di sini ya?”

Pada zaman itu, komunikasi belumlah secanggih sekarang. Apalagi saat itu cuaca sedang buruk.

Sang masinis tadi akhirnya meninggalkan temannya untuk mencari bantuan.

Sang masinis satunya dengan sabar menunggu di dalam lokomotif. Ia tahu tak ada jadwal kereta melewati daerah itu, jadi ia tenang saja meletakkan lokomotifnya di situ. Selain itu, lokasi ini amat terpencil. Bahkan tak ada satupun rumah di sana.

Hujan salju telah berhenti, meninggalkan tumpukan salju yang tebal di luar. Hanya ada lampu-lampu jalan dari tiang listrik yang menemani lokomotif itu di tengah kegelapan malam.

Beberapa saat berlalu dan sang masinis mulai mendengar suara di luar lokomotif.

“Sreeeek...sreeeek...”

Terdengar seperti suara sesuatu tengah diseret.

“Soichi?’ masinis itu memanggil nama temannya tadi. Namun mana mungkin ia kembali secepat itu.

Masinis itu mendekat pintu.

“Halo, ada orang di situ?”

Tiba-tiba pintu lokomotif terbuka,

“Braaaaaak!!!”

Diikuti jeritan masinis itu di tengah kegelapan malam.

***

Beberapa jam kemudian barulah sang masinis kembali bersama sejumlah polisi. Mereka harus melewati jalanan yang penuh dengan tumpukan salju sehingga perlu waktu lama untuk kembali.

Namun begitu sampai di TKP, masinis itu ngeri melihat hanya satu bagian tubuh saja yang terlihat di situ.

Hanya ada bagian bawah wanita itu, sementara bagian atasnya lenyap.

Masih ada ceceran darah di situ dan bekas seretan.

Apa ada yang memindahkan tubuh wanita itu, pikir sang masinis. Namun mana mungkin? Apa tujuannya?

Sang masinis dan para polisi pun menuju lokomotif yang ia tinggalkan tadi.

“Sato!” panggil sang masinis.

Ia heran melihat pintu lokomotif terbuka.

Ia masuk dan tak melihat siapapun di dalam lokomotif, hanya ada tumpukan salju yang masuk melalui pintu yang terbuka.

Masinis itu sangat sangat heran. Temannya adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Mana mungkin ia meninggalkan lokomotif ini begitu saja saat ia diminta menjaganya?

Soichi dan polisi lainnya mencari-cari sang masinis satunya. Namun sepertinya ia seperti lenyap ditelan malam.

Tak ada jejak di tanah. Semua jejak sudah tertimbun oleh salju yang kembali turun.

Beberapa jam mereka mencari namun tak ada hasil.

Saat sang masinis mulai putus asa, ia mendongak ke atas.

Napasnya seakan terhenti.

Dengan ketakutan ia menunjuk ke atas. Para polisi pun ikut memandang ke atas.

Mereka semua ketakutan melihat pemandangan yang tersaji di hadapan mereka. Bahkan pengalaman para polisi itu selama puluhan tahun menangani kasus kejahatan seperti tak ada apa-apanya. Mereka belum pernah melihat sesuatu semengerikan ini.

Di atas tiang listrik, tubuh sang masinis sudah kaku karena membeku.

Wajahnya tampak ketakutan setengah mati. Entah apa yang telah membunuhnya, suhu yang di bawah nol ataukah rasa takutnya.

Sementara di pinggang sang masinis melingkar bagian tubuh wanita yang tertabrak itu.

Bagian pinggang ke atas, memeluk erat sang masinis yang telah tewas.



THE END

*Jika anda penasaran mengapa cerita ini diberi judul “Teke Teke” coba ketikkan nama itu di google image search …”

“SQUARE”

(SEGI EMPAT)


image_thumb2.png

Alkisah, lima orang pendaki gunung tersesat di tengah pegunungan bersalju (versi lain cerita mengatakan mereka merupakan korban selamat dari suatu kecelakaan pesawat). Karena tidak kuat, salah satu dari kelima pendaki itu akhirnya meninggal. Namun keempat temannya yang lain menolak meninggalkan jenazah teman mereka di tengah gunung dan memutuskan membawanya.

Hingga suatu saat di tengah badai salju, mereka menemukan sebuah pondok kayu.

Mereka bersyukur dan segera berlindung di dalam pondok kayu itu. Pondok itu berbentuk segiempat. Pondok itu tampak sudah tua, namun masih kokoh.

Celakanya, sama sekali tak ada penerangan di dalam pondok itu, sehingga mereka terpaksa menghabiskan malam dalam kondisi gelap gulita.

Mereka meletakkan jenazah teman mereka di tengah ruangan yang berbentuk segi empat itu.

Mereka mulai bercakap-cakap.

“Malam ini kita tidak boleh tidur. Bila kita tidur, bisa-bisa kita tidak bangun lagi.”

“Ya, aku tahu. Tapi bagaimana caranya? Bila kita tidak melakukan sesuatu, kita pasti akan tertidur.”

“Aku tahu, kita lakukan saja suatu permainan.” Usul salah satu teman mereka, masih dalam kondisi gelap gulita. Mereka sama sekali tak bisa melihat satu sama lain, jadi mereka tak tahu dengan siapa mereka berbicara dan siapa yang mengusulkan permainan itu.

“Permainan apa?”

“Begini, ruangan ini kan berbentuk kotak. Bagaimana jika masing-masing dari kita berempat berdiri di tiap pojok ruangan. Nah, saat permainan dimulai, salah satu dari kita berlari ke pojok ruangan terdekat dan menepuk punggung temannya yang ada di situ. Lalu ia yang ditepuk punggungnya harus berlari lagi untuk menepuk punggung temannya yang ada di pojok terdekat dengannya. Begitu terus hingga kembali ke orang pertama dan diteruskan sampai fajar tiba.”

“Itu ide bagus,” semua orang tampaknya setuju, “Dengan begitu kita akan bergerak semalaman dan tubuh kita akan terasa hangat.”

Akhirnya mereka melakukan permainan itu. Masing-masing dari mereka, sebut saja A, B, C, dan D berdiri di pojok ruangan. A mulai berlari ke B dan menepuk pundak B. B kemudian langsung berlari dan menepuk pundak C. C lalu berlari menepuk pundak D. Dan begitu seterusnya, mereka melakukan permainan itu hingga pagi.

Saat pagi tiba, mereka mulai merasa lega. Cahaya mulai menerangi seluruh ruangan sehingga mereka bisa melihat seisi ruangan. Salah satu teman mereka rupanya mengenali tempat ini dan tahu jalan keluar dari tempat itu.

Namun saat mereka menyadari bentuk ruangan yang mereka tempati sejak semalam, mereka mulai sadar ada yang tidak benar.

Lalu mereka mulai ketakutan.

Permainan itu ternyata tak sesimpel yang mereka duga.

clip_image002_thumb1.jpg


Permainan dimulai ketika A berlari dan menepuk pundak B. B kemudian berlari menepuk pundak C. Lalu C berlari menepuk pundak D. Sampai di sini tak ada masalah. Namun ketika D berlari ke A, semestinya tak ada orang di sana, sebab A sudah berada di B. Benar bukan? Sehingga D harus berlari 2 kali agar dapat menepuk pundak A.

Namun saat mereka bermain, tak ada seorang pesertapun yang harus berlari dua kali.

Saat tiba di A, D menepuk pundak seseorang yang kemudian berlari menepuk pundak A yang sedang berada di B.

Merekapun sadar, permainan ini walaupun dilakukan di ruangan berbentuk segi empat, tak bisa dilakukan oleh empat orang.

Permainan ini harus dilakukan oleh lima orang.

Namun mereka hanya ada berempat saat mereka melakukan permainan itu.

Lalu mereka menatap jenazah teman mereka yang terbujur kaku di tengah ruangan.

Ya, mereka tak hanya berempat di dalam ruangan.

Mereka berlima.
 
“UM-MA”

(IBU)​

image_thumb1.png

Kisah ini adalah urban legend yang sangat terkenal di Korea (“Um-ma” adalah panggilan anak kepada ibunya di Korea).

Seorang anak memanggil ibunya berkali-kali. Namun sang ibu sama sekali tak merespon panggilan anaknya.

“Um-ma...um-maaaaaaaaaaaaaaaaaa......!!!”

Sang ibu akhirnya menoleh pada anak itu.

“Um-ma....kupanggil ribuan kali kenapa um-ma tidak menjawab?”

Namun ibu itu hanya menyeringai dan menjawab.

“Apa aku mirip dengan ibumu?”


URBAN LEGEND #15: 10 DAYS DREAM​

Sebelumnya, aku peringatkan dulu bahwa urban legend ini sangatlah disturbing. Buat yang tidak berani membacanya, sebaiknya segera tinggalkan halaman ini.
Jangan sampai kalian menyesal setelah membacanya.
Aku berikan kesempatan untuk meninggalkan halaman ini.
Jika kalian masih nekad, silakan tanggung sendiri akibatnya.
……..


.……..


.……..


.……..


.……..


.……..



“10 DAYS DREAM”
“MIMPI SEPULUH HARI”

Rose_Stock_by_BreAnn-2_thumb1.jpg

Kesepuluh mimpi itu dan aturannya adalah sebagai berikut.

MIMPI HARI PERTAMA:
Anda sedang bermimpi tengah tidur di dalam kamar anda. Anda kemudian akan menyadari ada seorang anak perempuan yang mengintip melalui jendela kamar anda.

Peraturan:
biarkan anak perempuan itu masuk.

MIMPI HARI KEDUA:
Anak itu sekarang ada di dalam kamar anda. Ia terus menunduk sehingga anda tak bisa melihat wajahnya. Ia terus menggumam dan beberapa saat kemudian anda akan menyadari bahwa ia terus mengatakan, “Kumohon jangan ... kumohon jangan ...”

Peraturan:
Biarkan gadis itu naik ke tempat tidur dan berbaring di samping anda.

MIMPI HARI KETIGA
Anak itu sekarang berbaring di samping anda. Anda akan dapat melihat wajah anak itu hancur karena terbakar hebat.

Peraturan:
Apapun yang terjadi, jangan menangis atau menjerit saat melihat wajahnya.

MIMPI HARI KEEMPAT
Kau bangun dari tempat tidur. Gadis itu berkata, “Ayo pergi ke taman.”

Peraturan:
Bawa dia ke taman terdekat tanpa mengatakan sesuatu apapun.

MIMPI HARI KELIMA
Di taman, anda akan melihat seorang wanita mendorong kereta bayi. Perhatikan baik-baik dan anda akan melihat bahwa ibunya adalah seekor kucing dan bayinya adalah seekor anjing.

Peraturan:
Kau harus membunuh salah satu dari mereka.

MIMPI HARI KEENAM
Saat anda tengah bermain di taman bersama gadis itu, anda akan melihat sebuah pesawat hendak lepas landas.

Peraturan:
Pastikan anda naik pesawat itu tepat waktu.

MIMPI HARI KETUJUH
Pesawat akan penuh dengan orang-orang yang seperti anda, telah mendengar cerita ini.

Peraturan:
Apapun yang terjadi, anda harus mendapatkan tempat duduk.

MIMPI HARI KEDELAPAN
Setelah beberapa saat, akan turun hujan mawar merah dan mawar hitam dari atas.

Peraturan:
Buang hanya mawar hitam dari atas pesawat.

MIMPI HARI KESEMBILAN:
Pesawat itu akan membawa anda kembali ke taman.

Peraturan:
Pulang bersama gadis itu dan kembali berbaring dengannya di kamar.

MIMPI HARI KESEPULUH:
Anda takkan tahu apa yang akan terjadi pada mimpi hari kesepuluh kecuali anda telah melakukan semua yang diharuskan pada kesembilan mimpi sebelumnya.


Peringatan: setelah membacanya, anda tak bisa membatalkannya. Anda akan memimpikan 10 mimpi ini 3 hari setelah anda membacanya. Jika anda sudah telanjur membacanya, anda harus mengikuti semua aturan dalam tiap mimpi untuk menyelesaikannya. Jika tidak, mimpi-mimpi ini akan terus terulang seumur hidup anda.


Ingat, anda harus menceritakan tentang cerita mimpi ini kepada orang lain, jika tidak anda akan kembali ke mimpi pertama dan mengulanginya dari awal.

Selamat bermimpi.
 
tia dapet artikel ini nih, emang bukan Urban Legend, tapi bikin merinding juga bacanya

Informasi kali ini bukan tentang Urban Legend ataupun tentang Cerita Seram tetapi tentang Anak-anak ketika mereka sedang berbicara kepada kita. Sering kali kata-kata yang biasanya dilontarkan oleh anak-anak kepada kita cenderung bermakna humoris, lucu dan menggemaskan, tetapi kali ini saya tidak membahas tentang sisi menggemaskan dari anak-anak melainkan sisi keanehan dari anak-anak ketika mereka memberikan suatu opini/berbicara bebas kepada orang tua mereka.

Di negara besar seperti Eropa, ada sebuah komunitas yang bernama Parenting Group yang telah membuat sebuah forum di internet untuk berbagi cerita antara anak kepada orang tuanya yang disebut ''Parent and Kid" dengan topik pertanyaan aneh dari si kecil untuk Ayah dan Ibu.

Berikut adalah beberapa tanggapan cerita-cerita dari para orang tua mengenai anak-anak mereka yang di kutip dari forum Parent and Kid.

● Saya mempunyai teman dan ia juga seorang ibu dari kedua anaknya, ketika saya bertamu ke rumahnya saya melihat anak kedua dari teman saya bermain dengan Ayahnya di ruang keluarga, ketika mereka asik sedang bermain, anak itu berkata kepada Ayahnya

''Ayah, aku sangat mencintaimu Ayah! aku ingin memotong kepala Ayah dan membawanya kemanapun aku pergi sehingga aku bisa melihat wajah Ayah kapan pun aku mau".



● Saya memiliki seorang anak perempuan yang berusia 5 tahun, dan ketika saya hendak menceritakan sebuah dongeng favoritnya tiba-tiba ia berkata kepada saya

"Ibu, ketika Ibu nanti mati bolehkah aku menempatkan Ibu di dalam sebuah kotak boneka barbie sehingga aku bisa melihat Ibu selamanya ya Bu!".



● Sepupu saya berusia 5 tahun dan ia sangat hobi dengan menggambar, saat itu saya mendaftarkan sepupu saya untuk mengikuti lomba menggambar untuk tingkat anak-anak dengan tema bebas. Kemudian perlombaan pun telah di mulai, dan sepupu saya langsung menggores pensilnya di atas kertas, saat itu saya pergi sebentar untuk membeli air minum, tak lama kemudian saya kembali dan melihat hasil karya yang dibuat oleh sepupu saya dan itu terlihat aneh bagi saya, karena ia menggambar seorang wanita yang sangat tinggi dan besar memiliki taring dan kuku yang tajam, kemudian sepupu saya menatap saya dan berkata

"Nanti malam, dia akan datang menuju kamar Bibi, sebaiknya nanti Bibi bersembunyi saja atau pergi ke kamarku, kalau tidak nanti Bibi dalam masalah besar!".



● Saya adalah seorang Ayah dan saya memiliki peristiwa aneh yang pernah saya rasakan ketika saya dibangunkan dari tidur sekitar pukul 03:00 a.m. oleh anak perempuan saya yang berusia 4 tahun, ia berdiri tepat di depan saya, kemudian ia menatap wajah saya dan langsung berbisik ke kuping saya dan berkata

"Aku ingin mengupas semua kulit dari tubuh Ayah supaya Ayah bisa mengganti kulit dengan warna yang berbeda". Selama beberapa detik entah kenapa saya merasa takut dengan perkataan yang dilontarkan oleh putri saya. Kemudian, beberapa minggu kemudian saya mulai menyadari apa yang ia bisikan kepada saya karena kulit saya telah terbakar oleh cahaya matahari akibat terlalu lama menjemurkan diri di pantai dan kulit saya telah mengupas dan iritasi.



● Saya adalah seorang Ibu yang memiliki putra berusia 3 tahun, setiap malam ia selalu mengatakan ada seorang pria di kamarnya "Mama", katanya. "Mama, ada seorang pria aneh di kamarku dan ia memiliki mata berwarna kuning besar dan ia sedang melihat Mama". Saya mencoba mengatakan kepadanya bahwa tidak ada seorang pria di kamarnya dan kemudian putra saya hanya berkata

"Oh, Mama ia telah bersembunyi sekarang". Dua menit kemudian, putra saya berkata lagi

"Oh tidak! Mamaaa.. Mama membuatnya marah, lihat Mama dia sekarang marah!''. Kata putra saya, pria itu sering menjumpai saya ketika saya sedang tidur.



● Saya berada di ruang bawah tanah di rumah teman saya dengan anaknya yang baru berusia 3 tahun. Saat ingin kembali ke atas rumah, namun teman saya mengajak saya untuk pergi ke sebuah ruangan dipinggir cerobong asap dan ia meraih tangan saya

kemudian ia membawa saya ke sebuah cerobong asap berlapis batu bata yang memiliki pintu besi berkarat di atasnya, kemudian anaknya yang berusia 3 tahun berkata dan menunjuk ruangan itu "Ibu, di situ ada seorang wanita sedang menggantung diri dengan tali''.



● Suatu malam, ketika putri saya sedang tidur dikamarnya, saya mendengar dia belum tidur dan dia sedang berbicara di kamarnya. Kemudian saya menuju kamarnya dan bertanya kepadanya apakah kamu berbicara pada saya atau pada kakakmu kemudian ia berkata

"Tidak", jawabnya. "Aku sedang berbicara dengan seorang anak kecil yang tinggal di lemariku ini, dia sangat lucu dan manis tetapi dia tidak memiliki tangan dan kaki".



● Beberapa hari setelah Ayah saya meninggal, ibu saya dan saya selalu terbangun di tengah malam oleh suara benturan/kebisingan dan amarah. Kami turun dari lantai 2 untuk mencari adik saya yang berumur 6 tahun

kemudian apa yang kami lihat di dapur adalah disana ada adik saya sedang berusaha keras untuk membuka pintu belakang rumah dan ia berteriak "Dia ingin kembali! Kita harus melarang dia kembali. Dia tidak boleh kembali!".



● Saya adalah seorang ayah dan memiliki seorang putra berumur 4 tahun, saat itu saya sedang berada di garasi sedang mencuci mobil, tiba-tiba saja pintu ruangan tengah telah berderit dan terbuka kemudian munculah putra saya tetapi ia hanya memunculkan kepalanya saja dan bertanya pada saya "Ayah, kau belum mati?", kemudian saya menjawabnya

"Tidak, memangnya kenapa?", kemudian putra saya langsung masuk kedalam dan menutup pintu, itu sangat aneh bukan? Sebenarnya saat itu putra saya sedang tidak ada dirumah karena dia pergi kerumah Neneknya bersama Ibunya.

Itulah beberapa cerita orang tua yang dikumpulkan di komunitas Parenting Group, terkadang anak-anak memang selalu membuat kita merasa gemas dibuatnya tetapi kali ini berbeda karena anak-anak memiliki pemikiran dan daya imajinasi yang berbeda, hati dan perasaan yang di miliki oleh anak-anak adalah masih terlalu suci dan bersih dari pengaruh buruk.

Bahkan ada diantara mereka yang memiliki keahlian khusus seperti melihat kematian seseorang, ramalan nasib kehidupan, melihat hantu dan melihat berbagai peristiwa di masa lalu dan masa depan.


sumber: http://ghost-story.mywapblog.com/


bagi anda yang punya anak suka ngomong aneh-aneh... waspadalah hahaha
 
merinding baca nya

sama kayak pengalaman ponakan gue yang masih umur kira kira 3 tahun waktu subuh sekitar jam 05:00 dia masuk ke kamar aku mau cari mainan game ku dia mau minjam
waktu itu aku lagi sholat subuh di masjid,dia bilang sama ayuk aku kata nya di kamar aku ada wanita tinggi rambut nya panjang memang di kamar aku ada lukisan wanita menangis yang di kasih mamang aku ketika di masih bujang

aku sangat menyayangi itu lukisan sampai sampai ketika mau di buang aku marah marah ketika aku masih smp lukisan itu mau di buang
 
merinding baca nya

sama kayak pengalaman ponakan gue yang masih umur kira kira 3 tahun waktu subuh sekitar jam 05:00 dia masuk ke kamar aku mau cari mainan game ku dia mau minjam
waktu itu aku lagi sholat subuh di masjid,dia bilang sama ayuk aku kata nya di kamar aku ada wanita tinggi rambut nya panjang memang di kamar aku ada lukisan wanita menangis yang di kasih mamang aku ketika di masih bujang

aku sangat menyayangi itu lukisan sampai sampai ketika mau di buang aku marah marah ketika aku masih smp lukisan itu mau di buang
waaah den lolo masih simpen tu lukisan sampe sekarang?? kejadian-kejadian kya gitu emang suka di alamin anak kecil, mungkin karena mereka masih putih jadi gampang lihat hal-hal gaib ya?

ponakan tia juga suka tiba-tiba ngumpet di balik guilng katanya ada kakek-kakek jelek banget di deket pintu haha
 
“RED ROBE”

(JUBAH MERAH)​

image_thumb1.png

Seorang wanita Jepang sedang berlibur di Amerika dan memutuskan menginap di sebuah hotel murah untuk menghemat uangnya.

Saat ia tiba di kamarnya, ia menyadari bahwa ia berada di kamar 66 di lantai ke-6. Secara teknis, kamarnya bernomor 666.

Ia bergidik ngeri. Namun ia berpikir, ini semua pasti kebetulan. Ia pun tak terlalu memikirkannya dan pergi mandi.

Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.

Ia keluar dari kamar mandinya dan mengenakan jubah mandi putih bertudung yang sudah disiapkan di hotel tersebut bagi tamunya.

Ia membuka kamarnya, namun tak ada seorangpun di luar kamarnya.

Iapun menutup kembali kamarnya dan berganti pakaian. Kembali terdengar ketukan di pintu kamarnya.

Ia membuka kamarnya dan melihat seorang gadis kecil memakai jubah mandi bertudung yang sama persis seperti yang tadi ia pakai. Hanya warnanya merah.

“Ada yang bisa saya bantu? Dimana orang tuamu?”

Ia melihat bahwa gadis kecil bertudung merah itu tampak habis menangis.

“Saya terkunci di luar kamar. Anda bisa membantu saya?”

Wanita itu memutuskan untuk membawa gadis itu ke resepsionis. Kasihan, pikirnya. Gadis itu tampak kebingungan.

Dalam perjalanan ke resepsionis, ia bercakap-cakap dengan gadis itu.

“Siapa namamu?”

Gadis itu tak menjawab.

Mungkin gadis ini sudah diajari oleh orang tuanya untuk tidak bercakap-cakap dengan orang asing, pikir wanita itu.

Ia bertanya lagi.

“Dimana orang tuamu?”

“Tidak tahu.”

“Apa kamarmu di lantai ini juga?”

Gadis itu mengangguk.

Akhirnya mereka sampai di depan meja resepsionis.

“Bisa anda bantu gadis kecil ini? Ia terkunci di luar kamarnya.”

Resepsionis itu melongok, “Gadis yang mana?”

“Gadis berjubah merah ini ...”

Namun ketika wanita itu menoleh, tak ada seorang pun di sana.

“Aneh, ia tadi di sini. Katanya ia menginap di lantai 6, sama seperti saya.”

“Lantai 6?” resepsionis itu tampak heran, “Namun hanya anda tamu yang menginap di lantai 6.”

“Tapi tadi ada gadis yang memakain jubah mandi bertudung warna merah ...”

Resepsionis itu menghela napas, “Anda sudah bertemu ‘dia’ rupanya.”

“Dia siapa?”

“Dahulu pernah terjadi sebuah tragedi di hotel ini. Kami tak suka membicarakannya, namun karena anda sudah melihat ‘dia’, apa boleh buat. Dahulu ada sepasang suami istri menginap di lantai 6 bersama anak perempuannya. Mereka menginap di kamar 66, sama seperti anda. Namun mereka berdua bertengkar dan sang suami menembak istrinya. Ia lalu membunuh anaknya sendiri. Saat itu, anak itu memakai jubah mandi putih yang langsung berwarna merah karena terkena darahnya. Tapi pria itu tetap tak puas. Ia mengisi senjatanya dan mulai menembaki semua orang di hotel ini, karyawan dan para tamunya.”

Napas wanita itu terasa terhenti karena ketakutan. Namun cerita sang resepsionis ternyata belumlah selesai.

Resepsionis itu lalu berbalik dan menunjukkan lubang merah di punggungnya.

“Lihat, di sini ia menembakku.”

Sebuah Laporan Kematian Misterius

death-teens.jpg

Kisah berikut ini diceritakan dari teman saya di Jepang, bahwa teman saya mengatakan ada sebuah laporan kematian yang cukup aneh yang terjadi pada minggu lalu, ia menemukan artikel ini ketika ia sedang membaca sebuah koran harian di Jepang.

Saat itu, ada sekelompok remaja yang terdiri dari 4 anak laki-laki dan 4 anak perempuan dalam satu sekolah perguruan tinggi yang sama. Suatu malam, mereka sedang mengadakan pesta kecil di rumah salah satu remaja tersebut, di tengah malam hari, mereka mengadakan sebuah permainan uji nyali yang menguji keberanian dan mental mereka dengan pergi ke lokasi yang berhantu.

Selama bertahun-tahun, mereka telah mendengar desas-desus cerita tentang sebuah gedung sekolah tua yang sudah lama ditinggalkan dan tergeletak di pinggiran kota. Semua penduduk sekitar mengatakan bahwa geduh sekolah tua itu telah di huni oleh para hantu. Tak satu pun dari mereka percaya pada hantu, tetapi mereka hanya ingin bermain dengan tipuan lelucon kemudian menakut-nakuti antar sesama dan sepertinya sekolah tua yang ditinggalkan itu adalah tempat yang paling dekat dari lokasi rumah mereka.

Salah satu dari mereka mempunyai sebuah mobil, sehingga mereka langsung melaju ke gedung sekolah tua dan setelah sampai disana, mobil mereka langsung diparkir di luar lapangan. 8 remaja tersebut telah memutuskan, bahwa mereka akan mengeksplorasi gedung sekolah tua ini, kemudian mereka telah membuat sebuah kesepakatan kepada setiap pasangan untuk berjalan di sekitar sekolah searah jarum jam, ini akan memakan waktu sekitar 10-20 menit untuk mengelilingi sekolah ini. Pasangan pertama akan memulai permainan ini kemudian ketika mereka kembali, mereka akan memberitahu kepada pasangan selanjutnya bahwa apakah yang mereka lihat di setiap ruangan sekolah dan ceritakan tanpa adanya unsur kebohongan. Kemudian peraturan itu akan menjadi pasangan selanjutnya untuk berjalan di sekitar sekolah, pasangan pertama, laki-laki dan perempuan yang akan memulainya dan langsung berjalan menuju sekolah, kemudian 6 remaja lainya menunggu di mobil. Setelah beberapa saat kemudian, setelah pasangan pertama menuju ke sekolah itu, mereka mulai tidak sabar dan mulai penasaran apa yang telah mereka lihat disana, dan kemudian waktu sudah menunjukan lebih dari 20 menit, dan kedua pasangan itu masih belum kembali ke mobil. Setelah 30 menit berlalu, remaja yang lain sudah merasa bosan untuk menunggu mereka tiba di mobil. Kemudian mereka memutuskan kepada pasangan nomor 2 untuk berjalan dan menuju ke sekolah itu sekaligus mencari teman- teman mereka yang terdahulu.

Setelah pasangan nomor 2 masuk ke dalam sekolah, kemudian yang lain akan menunggu giliran. Setelah 20 menit kemudian, pasangan nomor 2 itu pun sepertinya juga tidak kembali ke mobil, kemudian sisa remaja yang berada di mobil tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi pada mereka disana, saat itu pun mereka mulai saling bertanya-tanya apakah teman-teman mereka sedang bermain lelucon kepada mereka. Sudah hampir satu jam sejak pasangan nomor 1 dan nomor 2 tidak kembali ke mobil. Kemudian dilanjutkan dengan pasangan nomer 3, pasangan ini sangat gugup dan sedikit merasa khawatir untuk berjalan ke sekolah itu, dibenak mereka adalah hanya ingin menemukan teman-teman mereka yang telah menghilang dan tidak kembali ke mobil. Salah satu remaja perempuan mulai merasa panik dan menangis, kemudian mereka mencoba untuk menghiburnya. Pada akhirnya, mereka berkata dengan kompak "Kami bertiga akan mencari mereka, kamu disini saja dan selalu di dalam mobil. Namun jika kami bertiga juga tidak kembali ke mobil setelah 30 menit. Tolong hubungi polisi secepatnya."

Setelah mereka bertiga pergi, sisa satu remaja seorang perempuan di dalam mobil. Kemudian ia keluar dari mobil karena gugup dan berdiri sendirian di depan mobil melihat teman-temanya menuju ke sekolah yang dingin dan gelap, kemudian ia sempat berteriak dan berkata "Cepat kembali, aku menunggu kalian di sini!" namun suara perempuan itu tak sampai kepada ke 3 teman-temanya. Di tengah dinginya malam perempuan itu mulai menangis. 10 menit, 20 menit, 30 menit bahkan sampai 1 jam dia tetap menunggu mereka untuk kembali ke mobil, tetapi mereka pun tidak ada yang kembali. Kemudian ia mulai masuk ke dalam mobil, memutar kunci kontak dan melaju ke kantor polisi terdekat untuk melapor diri. Empat petugas polisi disertai perempuan itu langsung menuju ke gedung sekolah tua. Kemudian fajar pun tiba, mereka tetap mencari ke tujuh remaja yang menghilang. Pada awalnya, mereka tidak bisa menemukan tanda-tanda mereka di halaman sekolah tetapi kemudian mereka menemukan bahwa ada sesuatu di dalam ruangan olah raga, nampak pintu olah raga sedang terbuka, kemudian para polisi masuk ke dalam gedung itu, tetapi ruangan itu kosong. Namun sempat ada keheningan yang menakutkan di udara. ketika mereka melihat ke atas langit-langit gedung olah raga, akhirnya mereka berhasil menemukan 7 remaja yang hilang tersebut.

"7 dari remaja tersebut di temukan dalam keadaan yang mengenaskan dan sudah tidak bernyawa, mereka semua tergantung dengan tali di langit-langit gedung olah raga dengan lidah menjulur dan kedua mata terbuka lebar!"

Polisi pun bertanya kepada remaja perempuan yang masih hidup dan remaja itu pun telah bersumpah bahwa dia telah mengatakan yang sebenarnya telah terjadi di sekolah tua itu dan ini bukan lelucon. 7 pasangan remaja itu telah masuk ke gedung sekolah tua untuk permainan uji nyali yang menguji keberanian mereka, kemudian mereka pun tidak punya alasan untuk melakukan Bunuh Diri Bersama.

Setelah berminggu-minggu para polisi mencoba untuk memecahkan misteri kasus kematian ini. Kemudian, polisi akhirnya menutup kasus ini, karena mereka tidak bisa menemukan bukti bahwa remaja telah dibunuh atau bunuh diri. Pada akhirnya, insiden itu dijelaskan sebagai kasus Histeria Massa. Polisi mengklaim bahwa tujuh remaja harus terlibat dalam semacam fakta bunuh diri. Sampai saat ini, setelah kematian misterius itu terjadi, tidak seorang pun di kota itu yang berani untuk menjelajahi gedung sekolah tua yang ditinggalkan lama itu.

Catatan : Histeria massa adalah sebuah pandangan irasional atau perilaku tidak wajar yang menyebar luas kepada sejumlah orang yang sebenarnya bukanlah bentuk tindakan sosial tiada arti yang diarahkan kepada orang lain.
 
Back
Top