[MasterForex] Data ekonomi dan Fundamental oleh MasterForex

Dolar Diperdagangkan Melemah

Dolar%2BMelemah.jpg


Dolar Diperdagangkan Melemah

Mata uang dolar AS melemah terhadap yen dan euro disesi Asia hari ini menyusul anjloknya indeks acuan Nikkei yang berdampak kepada menurunnya selera ambil resiko pasar dan memicu aksi beli mata uang Jepang dan zona euro. Kedua mata uang itu dianggap aman saat ini.

Dolar melemah menjadi 119,05 yen dan diperdagangkan $1,1216 terhadap euro. Sentimen pasar cenderung dipengaruhi oleh data perdagangan China yang menunjukkan penurunan impor, lebih besar dari perkiraan termasuk melemahnya ekspor selama dua bulan berturut-turut.

Meski pasar sempat bernafas lega setelah rapat G-20 di Turki minggu lalu, namun masih ada kecemasan karena prospek kenaikan suku bunga the Fed juga tidak jelas. Dolar sendiri cenderung diperdagangkan pada rentang 118,50-121,00 terhadap yen menjalang rapat FOMC 16-17 nanti.

Aussie juga merasakan dampak negatifnya data China dimana penguatan diawal perdagangan kembali tergerus. Aussie menguat menjadi $0,6958 dan 82,84 terhadap yen. Euro diperdagangkan pada 133,44 terhadap yen.
 
Hasil Pertemuan BOE: MPC Terpecah 8 Berbanding 1

boe_2.jpg


Hasil Pertemuan BOE: MPC Terpecah 8 Berbanding 1

Hasil pertemuan kebijakan terbaru Bank of England dirilis Kamis menunjukkan bahwa Dewan Kebijakan Moneter memutuskan hasil suara 8 berbanding 1 untuk mempertahankan suku bunga.

Hasil pertemuan ini menunjukka delapan anggota mendukung untuk mempertahankan suku bunga pada rekor rendah yakni 0,5%, ini sejalan dengan ekspektasi dan tidak berubah dari pertemuan- pertemuan sebelumnya. Sementara satu anggota yang berbeda pendapat, Ian McCafferty, justru menyuarakan kenaikan suku bunga 0,25% menjadi 0,75% untuk bulan kedua berturut-turut.

Namun ke-sembilan anggota justru sepakat tidak melakukan perubahan terhadap program pembelian asset senilai 375 miliar poundtserling.

Menurut hasil pertemuan tersebut, prospek ekonomi Inggris tetap positif dan gejolak pasar baru-baru ini terkait dengan perlambatan ekonomi China belum mempengaruhi pandangan bank sentral Inggris terhadap waktu untuk kenaikan suku bunga semakin mendekati. "Perkembangan global belum cukup untuk mengubah material prospek pusat dijelaskan yang dijelaskan" dalam Laporan Inflasi di Agustus lalu, hasil pertemuan itu juga menyebutkan.

Sebagian besar pelaku pasar mengharapkan BOE untuk mulai menaikkan suku bunga secara perlahan-lahan pada pertengahan 2016.

Terpantau sesaat setelah hasil pertemuan MPC dirilis, GBP/USD diperdagangkan pada level 1,5442 menguat dari level 1,5386 menjelang pengumuman, sementara EUR/GBP berada di level 0,7246 menurun dari level 0,7273 sebelum laporan dirilis.
 
EURUSD belum mampu tembus resistance kuat

11092015%2BEURUSDH1.png


EURUSD belum mampu tembus resistance kuat

EURUSD rebound hingga hampir menyentuh resistance 1.1314. Ini terjadi kemarin di sesi Amerika yang merilis data klaim pengangguran sesuai perkiraan analis. Juga sentimen dari zona euro yang positif.

Nada dovish mengejutkan keluar dari anggota dewan ECB, Benoit Coeure, yaitu pertumbuhan ekonmomi di zona euro masih terlalu lemah untuk mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Jalan terbaik untuk menangani Inflasi yang lemah adalah mendukung kegiatan ekonomi secara penuh. Lagi-lagi ini dapat diartikan stimulus tanpa akhir yang bisa melemahkan EURUSD.

Para petinggi zona euro akan menghadiri ECOFIN meeting dan juga eurogroup meeting di akhir minggu ini. Mudah-mudahan akan ada kejelasan arah dari zona euro.

Secara teknikal, bullish kuat EURUSD masih belum mampu menembus resistance 1.1314. Akibatnya EURUSD terkoreksi dan mencoba mencari level support untuk berpijak. Kami perkirakan EURUSD akan menguji support 1.1229/30. Jika level ini mampu bertahan, maka ada potensi EURUSD untuk rebound kembali. Sedangkan jika berhasil ditembus, maka EURUSD bisa jatuh ke level 1.1153.

Disclaimer:
MFX bekerjasama dengan kontributor untuk menghadirkan analisa untuk para trader. Pergerakan harga yang berlawanan sangat mungkin terjadi dan diluar tanggung jawab MFX.
 
Investor wait and see jelang FOMC

Federal%2BReserve%2BBank.jpg


Investor wait and see jelang FOMC

Dolar kembali terseret jatuh terhadap yen diperdagangan sesi Asia hari ini setelah Bank of Japan memutuskan mempertahankan kebijakan saat ini yang memicu aksi beli mata uang yen.

Dolar tergelincir sampai 119,90 sebelum kembali naik ke 120,08. Sementara terhadap euro, greenback diperdagangkan flat pada level $1,1316. Dollar index yang merupakan acuan nilai tukar dolar terhadap mata uang major turun 0,02% pada 88,18. Dolar Australia melemah pada $0,7124 dan 85,52 terhadap yen. Euro berada pada 135,88 terhadap yen.

Hari ini investor cenderung memilih "wait and see" jelang keputusan suku bunga the Fed pada Kamis ini. Banyak pelaku pasar yang berada di Jepang yakin the Fed belum akan menaikkan suku bunga mengingat situasi ekonomi China masih belum stabil.

Meski pasar memilih untuk tetap tenang, dolar sudah mulai merosot utamanya setelah BOJ memutuskan tidak merubah kebijakan moneternya. Disamping itu pasar juga menunggu pidato Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dimana diperkirakan pidato itu akan memicu aksi beli yen.

Ditempat lain, aussie terpaksa memangkas penguatannya dan terjun bebas setelah bank sentral setempat merilis hasil rapat kebijakan 1 September lalu, dimana bank sentral memutuskan sikap netral terhadap prospek suku bunga.
 
Pasar senyap jelang keputusan FOMC

Angela%2BMerkel.jpg


Pasar senyap jelang keputusan FOMC

Mata uang dolar diperdagangkan nyaris flat terhadap yen dan euro pada perdagangan Asia yang tergolong cukup sepi. Penyebabnya adalah rasa cemas investor akan hasil rapat the Fed, apakah akan dinaikkan atau justru tidak berubah.

Dolar berada pada posisi 120,63 yen dibandingkan perdagangan kemarin pada 120,58. Sementara terhadap euro, dolar nyaris tidak berubah pada level $1,1297 dibanding kemarin $1,1294. Euro diperdagangkan pada 136,28 dibanding kemarin 136,06 terhadap yen.

Meskipun performa bursa saham diseluruh wilayah cukup baik, masih banyak investor memilih untuk "wait and see" sampai keputusan the Fed resmi rilis. Rapat the Fed akan ditutup pada hari Kamis waktu Amerika.

Apapun keputusannya, dolar diperkirakan akan tetap kokoh seandainya mengacu ke-pernyataan terakhir the Fed, bahwa lembaga keuangan paling berkuasa di Amerika tersebut sudah menyiapkan skenario utama menyusul keputusan akhir FOMC.

Sementara jika the Fed memutuskan tidak menaikkan suku bunga, maka analis memperkirakan the Fed akan mengirimkan sinyal hawkish dimana bank sentral akan tetap konsisten pada kebijakan kenaikan suku bunga. Support untuk USD pada kisaran 119,20 sampai 118,30 terhadap yen.

Seandainya the Fed memang tidak menaikkan suku bunga kali ini, maka itu adalah pertanda tidak akan ada kenaikan suku bunga sampai akhir tahun ini. Pertimbangannya tentu saja volatilitas di China dan berbaga negara berkembang. Tapi persentase kemungkinan diatas cukup kecil.

Dolar tidak bergeming setelah data perdagangan Jepang rilis, dimana ekspor Jepang meningkat 3,1% dibanding Agustus tahun lalu, melemahnya yen justru meningkatkan pengapalan keluar negeri namun tetap melambatnya ekonomi China juga berdampak kepada Jepang. Terlihat dari perkiraan sebelumnya, dimana ekspor Jepang diprediksi naik 4,1%.
 
Minyak Kembali Menguat

Oil%2BPump.jpg


Minyak kembali menguat

Hari ini, minyak mentah berjangka bergerak naik diperdagangan Asia menyusul rilisnya data AS diakhir pekan lalu yang menunjukkan berkurangnya operasi sejumlah pengeboran minyak.

Sweet crude untuk pengiriman di Oktober diperdagangkan pada $45,20 per barrel. Brent crude untuk kontrak November naik $0,57 atau 1,1% menjadi $48,02 per barrel. Menurut laporan Baker Hughes jumlah pengeboran turun sebanyak delapan menjadi 644. Penurunan tiga minggu berturut-turut. Jumlah operasi pengeboran minyak ini menjadi indikator produksi minyak dimasa depan.

Minggu lalu departemen energi AS melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 2,1 juta barrel sementara persediaan produk petrol meningkat. Sejumlah analis mengatakan pasar mulai stabil setelah mengalami gejolak parah dibulan Agustus lalu. Kepanikan pasar memang sudah reda tapi belum berakhir.

Melambatnya ekonomi Asia utamanya China juga menyebabkan harga turun karena berimbas kepada menurunnya permintaan. Keputusan the Fed untuk mempertahankan rate juga ikut membantu mengkoreksi sentimen utamanya dipasar valas.
 
Dollar Stabil Saat Pasar Menunggu Komentar pejabat Fed

SEPY.jpg


Dollar Stabil Saat Pasar Menunggu Komentar pejabat Fed

Dolar masih stabil terhadap mata uang utama pada perdagangan sesi Senin, meski pun harapan akan kenaikan suku bunga AS yang sangat diharapkan ini terus mendukung greenback bersamaan dengan penantikan pasar atas komentar beberapa pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan hari ini.

Dolar menemukan dukungan setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen Kamis lalu mengatakan kalau bank sentral AS masih berada di jalur kenaikan suku bunga tahun ini. Komentar ini sedikit meyakinkan pasar bahwa kebijakan moneter tidak mengalami perubahan secara signifikan menyusul keputusan penundaan kenaikan suku bunga oleh The Fed pada awal bulan ini.

Sentimen pasar melemah setelah kepala Dana Moneter Internasional Christine Lagarde dalam sebuah wawancara mengatakan pada hari Senin bahwa IMF kemungkinan akan merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global menyusul perlambatan perekonomian negara berkembang.

Dolar stabil terhadap euro, dengan EUR/USD diperdagangkan pada level 1,1201. Dolar tergelincir terhadap yen, dengan USD/JPY turun 0,36% di level 120,06. Di tempat lain, dolar melemah terhadap pound, dengan GBP/USD naik 0,27% di level 1,5221, dan dolar stabil terhadap franc Swiss, dengan USD/CHF diperdagangkan di level 0,9780.

Dolar Australia dan Selandia Baru bergerak tipis, dengan AUD/USD pada level 0,7031 dan dengan NZD/USD di level 0,6385. USD/CAD melemah 0,08% diperdagangkan pada level 1,3327, masih mendekati level puncak enam tahun di minggu lalu 1,3417.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil diperdagangkan di level 96,30.
 
Prospek Fed, Devaluasi Yuan Hantam Mata Uang Asia, Termasuk Rupiah

China%2BEconomy%2BGraphic.jpg


Prospek Fed, Devaluasi Yuan Hantam Mata Uang Asia, Termasuk Rupiah

Mata uang Asia mengalami penurunan kuarta terburuknya sejak krisis keuangan global. Penurunan ini terjadi karena hantaman devaluasi yuan China yang memang sangat mengejutkan selain prospek kenaikan suku bunga AS.

Memburuknya ekonomi China berperan mempengaruhi ekspor di Asia, sehingga meningkatkan masalah pelonggaran moneter dan memperkeruh resiko perang mata uang. Dolar Taiwan merosot ke posisi terendah enam tahun setelah bank sentral Taiwan pada pekan lalu turunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2009. Bank sentral China menurunkan biaya pinjaman pada bulan Agustus untuk kelima kalinya dalam satu tahun.

Indeks Asia Dollar Index, Bloomberg-JPMorgan, yang mencatat perdagangan 10 mata uang asia teraktif tidak termasuk Yen, turun 4 persen dengan kinerja terburuk sejak 2008. Yuan merosot ke level terendah satu setengah tahun karena penurunan ekonomi memperburuk kondisi di Cina. Janet Yellen, Ketua Federal Reserve, Kamis bank sentral tetap akan meningkatkan suku bunganya tahun ini.

Rupiah masih mengikuti tren penurunan mata uang di Asia dan mencatat penurunan hingga 9 persen terhadap dolar pada kuartal ini saja dan. Yuan turun 2,5 persen, penurunan terbesar sejak tiga bulan triwulan Maret 2014.

Pasca devaluasi yuan yang mengejutkan pasar global, diperkirakan modal sekitar $141,66 miliar akan meninggalkan Cina pada bulan Agustus, melebihi rekor sebelumnya yakni $124,620 miliar pada bulan Juli, menurut perkiraan Bloomberg yang dikompilasi menggunakan angka resmi. Dana asing yang keluar dengan total bersih $17,6 miliar di kuartal ini dari pasar saham India, Indonesia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan dan Thailand, data terbaru menunjukkan.

Sementara itu, Bank Pembangunan Asia bulan ini menurunkan proyeksi pertumbuhan di 2015 untuk Negara- Negara berkembang di kawasan ini menjadi 5,8 persen dari 6,3 persen. Negara ekonomi dunia terbesar kedua, China, diperkirakan meningkat pada laju terlemahnya sejak tahun 1990 dan indeks manufakturnya merosot ke level terendah enam tahun pada bulan ini.
 
Pasar Asia kembali Ceria Ditopang Data Pabrik China

Asia%2BIndice%2B2.jpg


Pasar Asia kembali Ceria Ditopang Data Pabrik China

Perlahan-lahan sedikit perbaikan terjadi pada indeks aktivitas pabrik Cina sehingga memberikan dorongan terhadap kepercayaan pasar pada sedsi perdagangan hari Kamis (1 Oktober), sehingga mempengarahui penguatan pada pasar ekuitas dan mata uang Asia untuk hari kedua berturut-turut.

Namun, buruknya kepercayaan bisnis Jepang masih menyoroti akan perjuangan pemulihan pemimpin Negara di kawasan asia yang akan kembali berupaya memberi kekuatan ekonomi dalam menghadapi perlambatan pertumbuhan perekonomian di China dan juga kenaikan suku bunga AS.

Penguatan ini muncul setelah pasar saham global mengalami kuartal terburuknya sejak 2011, dengan valuasi senilai triliunan hilang sejak Cina mendevaluasi mata uang yuan-nya pada bulan Agustus, sehingga memicu kekhawatiran akan dampak perjuangan China di seluruh dunia.

Cina pada pagi hari merilis data yang menunjukkan Indeks aktivitas Pembelian Manajer manufaktur pada bulan September sedikit lebih baik dari bulan sebelumnya, meskipun itu masih mendekati level terendah tiga tahun.

Sementara sektor penting masih menunjukkan kontraksi, para pelaku pasar sedikit bergembira dengan fakta sector tersebut telah stabil.

Dalam satu sisi kekhawatiran terhadap kondisi buruk China menyusul serangkaian data yang lemah - dari manufaktur dan investasi hingga penjualan dan perdagangan ritel - meskipun lima pemotongan suku bunga sejak November lalu, masih terjadi. Devaluasi Agustus juga memicu kekhawatiran kemampuan Beijing untuk mengendalikan krisis.

Pemain regional diberi petunjuk positif dari New York, di mana tiga indeks utama kembali mencatat penguatan dari penurunan besar baru-baru ini.

Di pasar Asia indeks Tokyo ditutup menguat 1,92 persen, Sydney naik 1,80 persen, Seoul menguat 0,84 persen namun masih lebih tinggi Singapura dengan kenaikan 0,39 persen. Hong Kong dan Shanghai masih tutup libur nasional.
 
Pinjaman individu bersih Inggris Terus Membaik di September

UK%2BCredit%2BCard.jpeg


Pinjaman individu bersih Inggris Terus Membaik di September

Pinjaman bersih terhadap individu dan rumah tangga di Inggris naik melampaui perkiaan pada bulan September, hal ini mencerminkan bahwa semakin kuatnya kebutuhan akan kredit di negera Ratu Elizabeth tersebut. Data resmi Kamis menunjukkan.

Dalam Bank of England total kredit bersih kepada individu meningkat sebesar ₤4,9 miliar bulan lalu, di atas perkiraan ₤4,4 miliar dan naik dari ₤4,7 miliar pada bulan Agustus.

Pinjaman bersih dengan jamin naik ₤3,6 miliar pada bulan September, lampaui ekspektasi untuk peningkatan ₤3,5 miliar, setelah naik ₤3,4 miliar di bulan sebelumnya.

Kredit bersih konsumen, termasuk pinjaman pribadi, hingga pinjaman kartu kredit, meningkat sebesar ₤1,261 miliar, dibandingkan dengan perkiraan ₤1,1 miliar dan dibandingkan dengan ₤1,263 miliar pada bulan Agustus.

Sementara itu, Money Supply M4 menurun berdasarkan perhitungan secara musiman 1,0% pada bulan September, lebih buruk dari ekspektasi untuk penurunan 0,2% menyusul penurunan 0,5% pada bulan Agustus.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa jumlah persetujuan akhir hipotek turun menjadi 68.870 bulan lalu dari 70.660 di bulan Agustus. Para ekonom memperkirakan persetujuan hipotek naik menjadi 72.450 pada bulan September.
 
Bursa Asia melemah, yen jadi favorit

rsz_1dollar_and_yen.jpg


Bursa Asia melemah, yen jadi favorit

Bursa Asia diperdagangkan melemah hari ini setelah data survei sektor pabrikan China memicu kecemasan akan ekonomi global. Sementara itu dolar tergelincir terhadap yen karena sentimen ambil resiko menurun.

Indeks acuan Asia Pacific diluar Jepang melemah 0,6%. Saham China drop 0,7% dan Hang Seng melemah 1%. Berita pasar juga dihiasi oleh penangkapan dua orang eksekutif lembaga investasi Hong Kong dimana mereka diduga mengambil keuntungan dengan cara yang tidak jujur.

Indeks PMI menurut Caixin di Oktober menunjukkan aktiviutas sektor pabrikan China turun delapan bulan berturut-turut memicu kecemasan ekonomi masih kehilangan momentum dikwartal keempat meski serangkaian kebijakan stimulus sudah digelontorkan.

Saham Australia melemah 1,4% dan Nikkei melemah 1,7%. Dolar melemah 0,2% menjadi 120,435 yen kaena anjloknya saham Tokyo menyebabkan menurunnya selera ambil resiko dan investor memilih beralih ke Yen.

Perhatian pasar untuk minggu ini beralih ke data-data AS termasuk non-farm payroll dimana data ini sangat berpengaruh kepada keputusan suku bunga the Fed.

Euro menguat 0,3% menjadi $1,1028. Aussie menguat pada $0,7140. Dari sektor komoditas, minyak mentah AS turun 0,5% pada $46,36 per barrel. Emas sentuh level terendahnya pada $1.134,60 per ounce dipengaruhi oleh kecemasan the Fed akan menaikkan suku bunga.
 
Bursa Asia melemah, yen jadi favorit

rsz_1dollar_and_yen.jpg


Bursa Asia melemah, yen jadi favorit

Bursa Asia diperdagangkan melemah hari ini setelah data survei sektor pabrikan China memicu kecemasan akan ekonomi global. Sementara itu dolar tergelincir terhadap yen karena sentimen ambil resiko menurun.

Indeks acuan Asia Pacific diluar Jepang melemah 0,6%. Saham China drop 0,7% dan Hang Seng melemah 1%. Berita pasar juga dihiasi oleh penangkapan dua orang eksekutif lembaga investasi Hong Kong dimana mereka diduga mengambil keuntungan dengan cara yang tidak jujur.

Indeks PMI menurut Caixin di Oktober menunjukkan aktiviutas sektor pabrikan China turun delapan bulan berturut-turut memicu kecemasan ekonomi masih kehilangan momentum dikwartal keempat meski serangkaian kebijakan stimulus sudah digelontorkan.

Saham Australia melemah 1,4% dan Nikkei melemah 1,7%. Dolar melemah 0,2% menjadi 120,435 yen kaena anjloknya saham Tokyo menyebabkan menurunnya selera ambil resiko dan investor memilih beralih ke Yen.

Perhatian pasar untuk minggu ini beralih ke data-data AS termasuk non-farm payroll dimana data ini sangat berpengaruh kepada keputusan suku bunga the Fed.

Euro menguat 0,3% menjadi $1,1028. Aussie menguat pada $0,7140. Dari sektor komoditas, minyak mentah AS turun 0,5% pada $46,36 per barrel. Emas sentuh level terendahnya pada $1.134,60 per ounce dipengaruhi oleh kecemasan the Fed akan menaikkan suku bunga.
 
Pernyataan Fed Topang Dollar di Level Atas 3 Bulan

Federal%2BReserve%2BBank.jpg


Pernyataan Fed Topang Dollar di Level Atas 3 Bulan

Dollar masih berada di dekat level atas 3 bulan terhadap mata uang utama pasca pernyataan pejabat Federal Reserve indikasikan bahwa suku bunga kemungkina akan naik bulan depan.

Indeks AS saat ini terpantau di sekitar level 98.00, tidak jauh dari level puncak tadi malam 98.24. Sebelumnya dollar mencatat penguatan di sesi Rabu setelah ketua Fed Janet Yellen nyatakan performa ekonomi AS cukup bagus, dan menyatakan jika data ekonomi AS mendatang cukup menopang, bukan tidak mungkin suku bunga akan dinaikkan.

Secara terpisah, Presiden Fed New York William Dudley menyatakan sejalan dengan pernyataan Yellen apa yang akan tewrjadi nanti di Desember.

Penguatan dolar di sesi Rabyu tak lepas dari dorongan data yang menunjukkan tingkat serapan tenaga kerja sektor swasta bukukan petumbuhan yang snagat kuat di bulan Oktober. Sementara di laporan terpisah, defisit perdagangan AS turun ke level terendahnya di tujuh bulan pada September sementara ekspor berhasil rebound, dan aktifitas bisnis swasta tumbuh dengan laju melampaui ekspektasi di bulan lalu.

Sebagai catatan, Laporan ADP menunjukkan serapan tenaga kerja swasta AS bertambah sebanyak 182.000 lapangan kerja di bulan lalu, meski relatif sedikit di atas ekspektasi dengan pertumbuhan 180.000 lapangan kerja di bulan lalu.
 
uk-economy.jpg


Data Perdagangan dan Pabrik Pertegas Penurunan Ekonomi Inggris

Buruknya data outpur industri dan perdagangan Inggris semakin mempertegas bagaimana perekonomian global mengalami penurunan dan telah memakan korban yakni perekonomian Inggris sekalipun beberapa ekonomi di Inggris tidaklah seburuk yang disangkakan.

Sektor industri Inggris mencatat kenaikan, meski hanya 0,2% di September, berdasarkan laporan dari biro. Dan memang mengalami penurunan pertumbuhan jika dibanidngkan dengan hasil di Agustus dengan pertumbuhan 0,9%.

Sementara defisit perdagangan Inggris menyempit menjadi GBP1,4 milyar atau setara dengan $2,1 miliar di bulan yang sama, GBP1.6 miliar di bawah gap yang tercatat pada Agustus, dan masih cukup lebar untuk memperkecil pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga, ONS menyebutkan.

Meski demikian, data defisit yang masih lebih baik dari perkiraan ekonom dalam jajak pendapat Wall Street Journal itu, justru semakin menguatkan perekonomian Inggris melambat menjelang akhir tahun bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang cukup lesu yang juga terpengaruh aktifitas global.

Ekonomi Inggris hanya tumbuh 0,5% antara Juli dan September, lebih rendah dari laju pertumbuhan di kuartal kedua yakni sebesar 0,7%. Bank of England masih berharap banyak pertumbuhan ekonomi akan terjadi revisi pemulihan hingga 0,6%, namun harapan itu terhantam data di Jumat yang relative membuyarkan harapan.
 
Ekspor drop, prospek China masih tidak jelas

China%2BDrop.jpg


Ekspor drop, prospek China masih tidak jelas

Ekspor China dibulan Oktober mengalami penurunan, sekaligus membukukan kemerosotan selama empat bulan berturut-turut. Sektor ini merupakan salah satu kunci penggerak pertumbuhan ekonomi China dan umumnya disebabkan oleh lemahnya permintaan global.

Disamping ekspor, China juga menghadapi tantangan dari sisi impor dimana permintaan dalam negeri secara berkala menurun. Bersama-sama, kedua sektor ini memberi kontribusi kepada lemahnya ekonomi China.

Analis memperkirakan, data belum akan membaik dalam waktu dekat. Berdasarkan laporan departemen bea dan cukai, ekspor di Oktober turun 6,9% setelah satu bulan sebelumnya drop 3,7%.

Impor di Oktober turun tajam 18,8% dibanding tahun lalu setelah di September anjlok 20,4%. Sementara surplus transaksi berjalan melebar di Oktober menjadi $61,64 miliar dari $60,3 miliar di September.

Kementrian perdagangan China memperkirakan akan ada kenaikan ekspor di 2015 meski sedikit. Sementara impor diperkirakan masih akan terus terperosok karena harga komoditas masih rendah.

Disamping itu, naiknya ongkos buruh dan tanah di China beberapa tahun terakhir turut memperlemah daya saing ditingkat eksportir. Rata-rata upah pekerja diwilayah pesisir, termasuk provinsi Guangdong sudah mencapai $600 per bulan, dua kali lipat jika dibandingkan negara-negara Asteng.

China diperkirakan tidak akan mampu mencapai target pertumbuhan perdagangan 6% pertahun di 2015 ini. Tahun lalu, China menargetkan pertumbuhan 7,5% dan meleset lebih dari empat persentase poin.
 
IEA: OPEC Jalankan Strategi, Minyak di $50

Oil-Dropping.jpg


IEA: OPEC Jalankan Strategi, Minyak di $50

Keengganan OPEC untuk membatasi produksi minyaknya dapat membawa harga minyak dunia tetap di level bawah dan bahkan derita berkepanjangan bagi anggaran negara-negara anggotanya, ungkap IEA, (International Energy Agency) selasa.

Komentar oleh pemantau ergerakan harga energy yang berbasis di Paris itu seolah mengiyakan kritik dari dalam dan luar kelompok atas strategi untuk tetap mempertahankan kuota guna memberikan tekanan pada minyak saingan dengan harga yang lebih tinggi seperti Amerika Serikat

Anggota negara pengekspor minyak (OPEC) termasuk itu Venezuela, Iran dan Aljazair yang saat ini tertekan akibat anjloknya harga minta dan mengalami agitasi untuk memangkas kembali produksi minyaknya untuk menopang kembali harga minyak.

Harus diakui, upaya ini dapat dikatakan menimbulkan pengaruh dan berujung pada produksi minyak AS yang terus mengalami kemerosotan dalam beberapa bulan terakhir, akibat hantaman harga minyak dunia yang anjlok kurang dari $50 per barrel.

Tidak hanya itu, pendekatan strategi OPEC juga memakan korban lainnya. Banyak bank investasi besar dan perusahaan minyak saat ini memperkirakan harga minyak di sekitar harga $60 per barel di 2016 — dan ini jauh lebih rendah dari kebutuhan untuk menyeimbangkan anggaran di beberapa negara produsen minyak termasuk Saudi Arabia.
 
Ekonomi Jerman Tergerus Penurunan Ekspor Impor

germaneconomy%2B.jpg


Ekonomi Jerman Tergerus Penurunan Ekspor Impor

Kementrian perekonomian Jerman melaporkan terjadi penurunan perekonomian di negara tersebut pada kuartal ketiga yang ditengarai oleh merosotnya sektor ‘Eksim’ dan aktifitas industri, sementara baik sector belanja privat maupun sector jasa sedikit mengalami pertumbuhan yang ditopang oleh sektor lapangan kerja yang cukup baik.

Dalam laporan bulanan kementrian Ekonomi Jerman mengatakan pertumbuhan masih cukup solid. "Sektor industri saat ini hanya sedang mengalami ketidakpastian," ungkap kementrian menjelang rilisan data PDB Jerman hari Jumat pekan ini. Ditambahkan "pelemahan aktifitas sektor industri ini berlangsung sepanjang kuartal ketiga."

Perlambatan ekonomi Cina dan resesi Brazil dan Russia turut berperan dalam penurunan ekspor. Sektor ekspor turun 0.6% dari kuartal kedua, secara nominal, sementara impor mencatat pertumbuhan sebesar 1%. "Kondisi ini menyebabkan harga impor merosot lebih tajam dari harga ekspor di kuartal ketiga, ini lebih disebabkan oleh penurunan harga komoditas, sehingga ini dapat diperkirakan nilai bersih perdagangan mmeperlambat pertumbuhan ekonomi," ungkap kemetrian Ekonomian.

Tapi konsumen Jerman tetap optimis dalam membaiknya pasar tenaga kerja dan penurunan biaya energi dan bahan bakar rumah tangga. Jika migran juga akan membantu merangsang permintaan domestik, tetapi hanya untuk " perpanjangan yang terbatas," kata kementerian itu.

Kantor Statistik Federal akan mempublikasikan kilasan perkiraan PDB untuk kuartal ketiga pada pukul 0700 pagi waktu GMT Jumat. Ekonom melalui analis The Wall Street Journal mengharapkan sedikit penurunan tingkat pertumbuhan kuartalan Jerman menjadi 0,3% dari 0,4% pada kuartal kedua. Untuk zona euro secara keseluruhan, ekonom memperkirakan pertumbuhan kuartalan 0,4%, tingkat yang sama seperti pada kuartal kedua.
 
Perdagangan Komoditi Seret Bursa Asia

Asia%2BIndice.jpg


Perdagangan Komoditi Seret Bursa Asia

Bursa asia akhiri perdagangan akhir pekan dengan penurunan tajam setelah harga komoditi anjlok ke level terendah multi tahun karena kekhawatiran yang muncul akibat semakin memburuknya pertumbuhan global akan mempengaruhi persediaan komoditi, sementara pejabat the Federal terus menggaungkan kemungkinan kenaikan suku bunga bulan.

Indeks bursa Asia-Pasifik MSCI, tidak termasuk Jepang, merosot 1,5 persen, akibat turunnya saham di sektor komoditas. Dan indeks ini mencatat penurunan mingguan sebesar 3,2 persen.

Indeks saham Jepang, Nikkei, ditutup melemah 0,5 persen, menutup tren perdagangan dengan catatan positif dalam tujuh sesi berturut-turut, namun masih mencatat kenaikan mingguan di pekan ini sebesar 1,7 persen. Sementara indeks Komposit Shanghai tergelincir 1,1 persen, dan akan mengakhir pekan ini dengan datar saja.

Tembaga merosot ke harga terendahnya dalam enam tahun $4,795.50 per ton, di bawah harga yang diperdagangkan sepanjang Agustus. Dan diperkirakan akan mengalami penurunan 3,8 persen di pekan ini, dan merupakan penurunan mingguan ke-empatnya. Harga minyak turun hampir di level terendahnya dalam enam setengah tahun yang di sentuh pada Agustus lalu, akibat ketakuan pasar keuangan terhadap perekonomian Cina.

Minyak mentah AS diperdagangkan tidak jauh dari level terendahnya dalam dua setengah bulan di $41,54 per barel karena terus meningkatnya persediaan minyak mentah AS, dan diperkirakan akan mengalami penurunan 6,3 persen untuk pekan ini. Sementara minyak Brent turun 3,9 persen pada sesi Kamis di harga $44,04 per barel, dan diperdagangkan mendekati level terendah di 6 setengah tahun $42,23. Dan terpantau saat ini diperdagangkan di harga $44,05, dan menuju ke penurunan mingguan 7,1 persen.

Hanya emaslah yang mampu menguat ke $1.082,06 dri level terendhanya di enam tahun $1.074,30 per ons, meneruskan penutunannya sepanjang bulan ini menjadi 5,3 persen.
 
Federal Reserve Masih Pilih Desember Naikkan Suku Bunga

Fiat-money-Federal-Reserve1.gif


Federal Reserve Masih Pilih Desember Naikkan Suku Bunga

‘Hampir’ semua pejabat Federal Reserve terbuka untuk kenaikan suku bunga pada Desember, notulen pertemuan bank sentral Oktober Rabu mengatakan.

Para peserta pertemuan melihat risiko penurunan yang timbul dari perkembangan ekonomi dan keuangan luar negeri sudah mulai berkurang, dengan mencatat indikator ekonomi di Cina yang menguntungkan. Mereka juga menilai risiko terhadap prospek kegiatan ekonomi domestik dan pasar tenaga kerja hampir seimbang.

Para pembuat kebijakan acuhkan data laporan penjualan ritel September, di saat pertumbuhan lapangan kerja pendapatan, harga bahan bakar yang rendah, dan tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi dipandang sebagai faktor yang harusnya mendukung belanja konsumen.

Beberapa anggota ingin menaikkan suku pada pertemuan ini, sementara sebagian besar peserta lainnya antisipasi bahwa kondisi untuk pengetatan ini bisa juga dipenuhi pada pertemuan15-16 Desember mendatang.

Namun, beberapa pemilih Fed tetap tidak yakin akan kebijaksanaan dalam menaikkan suku bunga tahun ini, seraya mengatakan tidak mungkin bahwa informasi yang tersedia dengan pertemuan Desember akan membenarkan pergerakan yang sama.

Sebelumnya pada hari itu, Rob Kaplan, presiden baru Fed Dallas, dalam pidato pertamanya mengatakan sudah waktunya untuk mengakhiri kebijakan suku bunga nol.
 
Bayang-Bayang Dolar Redupkan Kilau Emas

Gold%2BAnd%2BSilver.jpg


Bayang-Bayang Dolar Redupkan Kilau Emas

Emas mencatat penurunan pada sesi Senin, dibayangi oleh tekanan dari dolar sehingga juga mempengaruhi perdagangan logam lainnya.

Emas kontrak Desember (GCZ5) turun $6,50, atau 0,6%, to $1.069,60 per ons. Penurunan ini terjadi ditengah ekspektasi jika Federal Reserve menaikkan suku bunga pada pertemuannya di Desember, yang terus mendongkrak greenback. Sementara indeks AS mencatat kenaikan 0,19%, terus menuju ke level 100 untuk pertyama kali sejak Maret.

Petunjuk stimulus tambahan zona euro dari Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi akhir pekan lalu berperan dalam meningkatkan dolar dan mata uang lainnya terhadap euro.

Penguatan dolar ini berakibat timbulnya tekanan pada perdagangan logam lainnya. Perak kontrak Desember turun 16 sen, atau 1,1%, di harga $13,94 pada hari Senin di ounce. Perdagangan Comex lainnya, tembaga kontrak Desember turun 4 sen, atau 1,8%, di harga $2,02 per pon, menyentuh level terendah baru enam tahun.
 
Back
Top