[MasterForex] Data ekonomi dan Fundamental oleh MasterForex

Kemelut harga komoditas akan berakhir?

Commodity%2BPrice.jpg


Kemelut harga komoditas akan berakhir?

Merosotnya harga komoditas beberapa tahun terakhir berdampak serius terhadap perekonomian global, beberapa perusahaan yang bergerak disektor tersebut terpaksa menurunkan bahkan menghentikan operasinya yang berkontribusi kepada efek domino, perlahan namun pasti.

Banyak yang berharap kondisi ini akan selesai dengan cepat tapi sepertinya badai belum akan reda. Sekedar informasi, anjloknya harga komoditas pertama kali terjadi di 2011 dan jika mengacu kepada rata-rata kemerosotan yang terjadi lima dekade lalu maka pelemahan masih akan terjadi setidaknya dua tahun kedepan.

Meski begitu seperti dikutip dari marketwatch, pendapat berbeda diajukan oleh ekonom Julian Jessop di Capital Economics bahwa harga-harga komoditas sudah jatuh terlalu jauh dan jika pelemahan ekonomi China sudah selesai maka akhir dari pelemahan akan segera berakhir.

Dalam analisisnya Jessop menggunakan data IMF pada tahun 1960 tentang harga berbagai komoditas. Data itu menunjukkan rata-rata penurunan berlangsung selama tujuh tahun. Selama masa penurunan, haga komoditas drop 40%.

Dalam rangka meng'counter" laporan IMF tersebut, Jessop memberi catatan bahwa asumsi pelemahan akan berlangsung setidaknya dua tahun kedepan bisa jadi salah, utamanya jika mengukur harga minyak mentah dan tembaga. Disamping itu dia mengatakan bahwa harga komoditas sudah jatuh terlalu jauh.

Kurun 12 bulan terakhir adalah masa paling parah bagi tembaga dan minyak mentah dimana masing-masing produk tersebut anjlok lebih dari 55% dibawah level puncaknya di 2011, sementara minyak sudah jatuh hampir dua pertiga dari level tertingginya. Penurunan tersebut dianggap cukup untuk memicu kembalinya proses supply and demand untuk mempertahankan pemulihan.

Yang menjadi titik tolak argumentasi Jessop adalah sangat tidak masuk akal jika memperkirakan harga komoditas dengan harga rata-ratanya dimasa lalu. Kunci dari pulihnya harga komoditas adalah China. Satu-satunya alasan kenapa negara ini berperan penting adalah mereka merupakan konsumen terbesar hampir semua komoditas yang sempat memicu "supercycle" yang mendorong harga komoditas meroket dalam kurun 2004-2011 dan akhirnya menemui titik jenuh, dimana suplai berlebih dan permintaan menurun.

Meskipun beredar kecemasan ekonomi China akan terjun bebas dan devaluasi yuan mulai menampakkan efeknya, Jessop cukup yakin ekonomi terbesar kedua dunia itu mulai berbelok menurut data survei sektor manufaktur dan harapan akan dukungan penuh pemerintah yang bisa memicu rebound ditahun depan.

Jika prediksi tersebut benar maka harga tembaga khususnya, perlahan akan mulai pulih.
 
Pemerintah Jepang: Titik Lemah Perekonomian Masih Terlihat

Japan%2BFlag.jpg


Pemerintah Jepang: Titik Lemah Perekonomian Masih Terlihat

Pemerintah Jepang mengakui ada beberapa titik-titik yang lemah dalam perekonomian, tapi meski demikian, pemerintah Jepang masih mempertahankan penilaian secara keseluruhan, seraya mengatakan perekonomian pulih moderat.

Dalam laporan ekonomi bulanan untuk November, yang diterbitkan Rabu, pemerintah menurunkan sudut pandangnya atas investasi bisnis dan mengatakan melihat titik pelemahan di beberapa sektor ekonomi seperti produksi dan ekspor.

Namun, pemerintah meningkatkan pandangannya di sektor impor bulan ini. Penilaian November menyusul penurunan peringkat efektif perekonomian secara keseluruhan selama dua bulan berturut-turut.

Data menunjukkan awal bulan ini ekonomi Jepang menyusut 0,8% pada tingkat tahunan pada periode Juli-September dari kuartal sebelumnya, menyusul kontraksi 0,7% pada kuartal kedua.

Pemerintah Jepang dalam laporan tersebut menyebutkan telah merincikan rencana untuk mengintegrasikan perjanjian perdagangan pan-Pasifik menjadi upaya revitalisasi ekonomi dan akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan struktural seperti menurunnya tingkat kelahiran dan penuaan populasi.
 
Emas terperosok akibat sentimen suku bunga the Fed

Goldcoins.jpg


Emas terperosok akibat sentimen suku bunga the Fed

Emas berjangka membukukan penutupan terendahnya dihampir enam bulan terakhir dipengaruhi oleh naiknya data ketenagakerjaan sektor swasta AS di November dan komentar dari pimpinan the Fed yang cenderung menunjukkan dukungan kenaikan suku bunga dirapat berikutnya.

Emas untuk pengiriman di Februari tergelincir $9,70 atau 0,9% dan ditutup pada $1.053,80 per ounce. Perak untuk kontrak Maret juga turun 7,4 sen atau 0,5% menjadi $14,009 per ounce.

Dalam pidato Rabu lalu, Yellen memang tidak secara tegas menyatakan the Fed akan menaikkan suku bunga pada rapat berikutnya tanggal 16 Desember dan pasar cukup yakin akan dukungannya tersebut. Secara fundamental, tingginya suku bunga tidak bagus bagi emas yang justru mendapat keuntungan dari kebijakan moneter yang cenderung longgar.

Kemarin Automatic Data Processing mempekirakan serapan lapangan kerja untuk sektor swasta mencapai 217.000 di November, ini pertanda pasar memperkirakan laporan ketenagakerjaan di November cukup kuat. Sentimen positif ini juga meningkatkan kemungkinan the Fed dalam menaikkan suku bunga.

Salah seorang analis mengatakan pulihnya perekonomian AS berarti negara mampu untuk menahan kenaikan suku bunga yang tidak begitu tinggi dari the Fed. Dan inilah penyebab anjloknya harga emas.

Emas akan kembali anjlok jika tanda-tanda kenaikan suku bunga menguat.
 
Data Payroll AS Kuat, Kenaikan Suku Bunga Semakin Dekat

Fiat-money-Federal-Reserve1.gif


Data Payroll Kuat, Kenaikan Suku Bunga Semakin Dekat

Diperkirakan pertumbuhan lapangan kerja AS masih solid di November dalam kondisi ekonomi AS saat ini, sehingga diyakini semakin membentuk jalan bagi Federal Reserve menaikkan suku bunga di bulan ini untuk pertama kali di hamper satu dekade.

Dalam survei Reuters, para ekonom memperkirakan payroll non pertanian AS tumbuh 200.000, mengakumulasi pertumbuhan lapangan kerja sebesar 271.000 yang tercipta di Oktober. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan masih di 5 persen, level terendahnya di 7 setengah tahun. Level ini masih dalam rentang yang dianggap cukup stabil bagi The Fed.

"laporan lapangan kerja akan memberikan kepercayaan bagi the Fed untuk mulai menaikkan suku bunga nya di Desember. Jika the Fed menunda hingga 2016, ini akan menjadi musibah the sendiri," ungkap ekonom senior Moody's Analytics, Ryan Sweet, di Westchester, Pennsylvania.

Laporan pekerjaan yang sangat dipantau ini akan dirilis pada Jumat, hari ini, pukul 8:30 pagi waktu AS atau pukul 8.30 malam Waktu Jakarta.

Sementara ketua Fed Janet Yellen mencatat optimis perekonomian ketika dia bersaksi di depan anggota parlemen pada hari Kamis, menjelaskan hal itu sebagian besar memenuhi kriteria bank sentral AS telah menetapkan untuk menaikkan suku bunga pertama sejak bulan Juni 2006.

Yellen mengatakan ekonomi hanya harus menciptakan lapangan kerja di bawah 100.000 perbulan untuk mempertahankan pertumbuhan penduduk usia kerja. Komite pengaturan kebijakan Fed akan melakukan pertemuan pada 15-16 Desember mendatang.
 
Pertumbuhan Output Industri Jerman Kurang Memuaskan

rsz_dscf1246.jpg


Pertumbuhan Output Industri Jerman Kurang Memuaskan

Output industri Jerman naik pada bulan Oktober, namun dengan hasil yang masih di bawah ekspektasi meski pertumbuhan sektor manufaktur dan konstruksi dibatasi oleh penurunan dalam sektor produksi energi.

Output industri, meningkat 0,2% pada Oktober dari bulan sebelumnya, kementerian ekonomi Senin mengatakan. Hasil ini relative jauh di bawah ekspektasi para ekonom dalam survei The Wall Street Journal yang memperkirakan kenaikan 0,5%.

"Tren produksi industri sedikit negatif akhir-akhir," kata kementerian, tapi beliau menambahkan bahwa kenaikan output pada awal kuartal keempat adalah "langkah pertama untuk mengatasi kelemahan bulan sebelumnya."

Output manufaktur dan konstruksi masing-masing meningkat 0,7% dari September, tetapi produksi energi merosot 5,9%. "Faktor cuaca selama musim panas sebelumnya telah membawa ekspansi nyata dalam produksi energi terbarukan," kementerian menyebutkan.

Kementerian perekonomian Jumat kemarin mengatakan bahwa pesanan manufaktur mencatat pertumbuhan 1,8% pada Oktober dari bulan sebelumnya, didorong oleh meningkatnya permintaan dari kawasan euro sendiri yakni sebesar 2,4%. Indeks sentimen bisnis Ifo Jerman mencapai level tertinggi dalam 17 bulan pada bulan November.
 
Minyak kembali ditutup dibawah level terendah

OPEC.jpg


Minyak kembali ditutup dibawah level terendah

Minyak mentah berjangka tergelincir lebih dalam pada Senin lalu dan membukukan penutupan terendah dihampir 7 tahun terakhir. Salah satu penyebab anjloknya harga adalah keputusan OPEC untuk tetap mempertahankan produksi minyaknya.

Minyak mentah West Texas untuk pengiriman Januari turun $2,32 atau 5,8% dan ditutup pada $37,65 per barrel. Minyak Brent untuk kontrak Januari turun $2,27 atau 5,3% dan ditutup pada $40,73 per barrel.

Tampaknya harga minyak akan terus berada pada posisi ini karena supply/demand tidak seimbang. Sebelumnya OPEC menetapkan batasan produksi minyak berjumlah 30 juta barrel per hari namun kenyataannya produksi mendekati 31,5 juta barrel per hari.
 
Dolar stabil, euro lemes

Dollar%2BJackson.jpg


Dolar stabil, euro lemes

Dolar diperdagangkan stabil menyusul menguatnya euro dipengaruhi pernyataan yang positif dari otoritas setempat. Sementara aksi profit taking memangkas kenaikan aussie yang sempat menguat berkat kuatnya laporan ketenagakerjaan.

Terakhir dikutip, aussie turun 0,5% pada $0,7247 setelah sempat melonjak lebih dari 1% pada $0,7335 tidak lama setelah laporan tingkat pengangguran Australia tembus level terendah dalam kurun 19 bulan terakhir di November.

Euro sedikit terkoreksi pada $1,0936 setelah sempat naik 0,7% tadi malam dan akhirnya terpaksa menyerah dan turun dari level tertingginya pada $1,1044 menyusul pernyataan dewan gubernur ECB Erkki Liikanen bahwa bank sentral siap melonggarkan kebijakan moneter jika diperlukan.

Analis memperkirakan dolar akan mengalami penurunan besar terhadap euro minggu ini namun perbedaan kebijakan moneter antara AS dan Eropa justru akan memberi dukungan kepada greenback dijangka panjang. The Fed sendiri diperkirakan akan menaikkan suku bunga minggu depan untuk pertama kalinya dihampir satu dekade terakhir.

Dolar sendiri terakhir kali dikutip menguat 0,4% pada 122,06 yen. Yen cenderung menarik sepanjang minggu ini karena merosotnya harga komoditas mempengaruhi selera ambil resiko investor.

Rendahnya harga minyak membuat mata uang yang berkaitan dengan komoditas dalam posisi tertekan. Dolar Kanada sentuh level terendah baru dalam 11,5 tahun terakhir pada C$1,3654 terhadap dolar.

Yuan sentuh level terendahnya dalam 4,5 tahun terakhir terhadap dolar pada 6,4515 menyusul spekulasi Beijing akan melepas yuan terdepresiasi setelah IMF menerima yuan kedalam jajaran mata uang utama.
 
Minyak kembali naik tapi tidak menjanjikan

Crude%2BOil.jpg


Minyak kembali naik tapi tidak menjanjikan

Minyak mentah diperdagangkan menguat setelah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan diawal perdagangan Asia namun kenaikan cenderung terbatas karena kecemasan pasar terhadap membengkaknya suplai global dan permintaan masih lemah.

Disamping itu trader juga memilih untuk tidak mengambil posisi beresiko jelang keputusan suku bunga the Fed yang baru akan bertemu dalam minggu ini. Jika suku bunga dinaikkan, maka dolar berpotensi menguat dan membuat minyak mentah semakin mahal bagi trader asing. Dolar adalah standar untuk pembelian minyak dipasar internasional.

Di NYME minyak mentah berjangka, light sweet untuk pengiriman di Januari diperdagangkan pada level $36,22 per barrel. Brent crude untuk kontrak di Januari di London naik $0,17 menjadi $37,75 per barrel.

Semalam, minyak mentah tergelincir mendekati level terendahnya. Minyak Brent jatuh sampai $36,33 per barrel. Minyak mentah acuan AS juga jatuh sampai $34,53 per barrel.

Harga minyak masih akan melemah karena negara-negara OPEC menolak memangkas produksi sementara suplai dari Iran dan Libya melonjak. Berakibat melimpahnya pasokan minyak mentah dunia.

OPEC mengatakan akan memangkas produksi jika negara-negara eksportir minyak non-OPEC juga mau memangkas produksinya. Kalaupun OPEC setuju memangkas produksi, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa besar pemangkasannya sehingga mampu menyeimbangkan kembali harga pasar tanpa mengorbankan pangsa pasar.

Perlu diwaspadai data inventory minyak dan tingkat produksi AS yang akan rilis esok hari waktu setempat. Analis memperkirakan cadangan minyak mentah AS berkurang 2,5 juta barrel diminggu yang berakhir pada 11 Desember.
 
Ditopang Fed, ‘Santa Rally’ Bursa AS Diperkirakan Masih Berlanjut

Yellen%2BSanta%2BRally.png


Ditopang Fed, ‘Santa Rally’ Bursa AS Diperkirakan Masih Berlanjut

Wall Street diyakini akan mencatat penguatan di hari ke-empat di sesi Kamis, setelah para pelaku pasar mendapati kenaikan suku bunga AS di hampir 10 tahun beakangan ini.

Analis mengatakan langkah tersebut juga menggarisbawahi krisis keuangan pasar.
"Keputusan Fed tidak mengherankan siapapun dan ada rasa gamblang lega bahwa akhirnya langkah telah dibuat," kata Russ Mould, direktur investasi AJ Bell.

"Peningkatan suku bunga sementara pertumbuhan global masih loyo sangat berisiko, tetapi Fed memberikan ekonomi AS mosi percaya dan jelas didorong oleh kemajuan negeri yang cukup besar dengan peningkatan pertumbuhan belanja konsumen dan angka penciptaan lapangan kerja yang kuat," tambahnya.

Dalam sesi perdagangan sesi Kamis, indeks berjangka Dow Jones Industrial Average menguat 57 poin, atau 0,3% ke level 17.710, sementara indeks S&P 500 menguat 6,05 poin atau 0,3% ke level 2.069,75. Sementara indeks berjangka Nasdaq 100 menguat 19,50 poin atau 0,4% ke level 4.676,75. Dan ketiga indeks ditutup menguat pasca keputusan the Fed.

Dollar terus membuat jalur penguatan di sesi Kamis, dengan indeks ICE dollar melonjak 0,8% ke level 98,67. Penguatan dollar semakin membebani sektor komoditas baik logam maupun migas yang harus merosot tajam. Minyak berjangka tergelincir di bawah $35 per barel setelah data persediaan minyak AS lebih tinggi dari perkiraan.
 
‘Cable’ Tertambat Di Dekat Level Terendah 8 Bulan

Sterling%2BDollar%2BEuro.jpg


‘Cable’ Tertambat Di Dekat Level Terendah 8 Bulan

Pound hampir tidak menunjukkan pergerakan berarti terhadap dolar AS di sesi Senin, masih di dekat level terendahnya 8 bulan karena sentimen terhadap greenback yang masih mendapat dukungan keputusan kebijakan Federal Reserve baru-baru ini. Dan volume perdagangan pun diperkirana masih terbatas apalagi menjelang libur Natal ini.

GBP/USD terpantau sempat berada di level 1,4892 sepanjang perdagangan sesi pagi eropa, yang merupakan level bawah sesi hari ini, meski sempat konsolidasi di level 1,4899. Cable diperkirakan akan menuju ke level support 1,4861, yang meru[akan level terendahnya terhadap dolar AS yang disentuh pada 17 Desember lalu dan level bawah delapan bulan dan berpeluang menuju level resistan di 1,5003, yang merupakan level tertingginya yang disentuh pada 17 Desember.

Pada minggu lalu, dollar mencatat kenaikan besar terhadap pound berkat dukungan kenaikan suku bunga the Fed 25 basis poin ke rentang antara 0,25% dan 0.5%. Menjawab keputusan tersebut, ketua the Fed Janet Yellen mengatakan FOMC tidak akan berada dalam pendekatan normalisasi kebijakan moneternya dan kenaikan suku bunga kedepannya (kalaupun) dilakukan secara bertahap sangat bergantung data.

Secara terpisah, kondisi pasarpun masih dikhawatirkan oleh harga minyak dunia yang turun ke level $34,29 pada Jumat lalu, yang merupakan level sejak 2004, di tengah kekhawatiran baru atas permasalahan suplai minyak global.

Perdagangan terhadap euro, Sterling hanya menguat tipis, dengan EUR/GBP hanya mencatat penurunan 0,09% dan bergerak di level 0,7288.
 
Pergerakan Dollar Terganggu Kekhawatiran harga minyak

Oil-Dropping.jpg


Pergerakan Dollar Terganggu Kekhawatiran harga minyak

Dolar relatif tidak berubah terhadap yen dan euro pada perdagangan Asia sesi Selasa yang cukup sepi, dengan hanya beberapa pelaku pasar di pasar menjelang musim liburan akhir tahun.

Terhadap yen, greenback di perdagangkan du kevel ¥121,25, dibandingkan dengan ¥121,11 di akhir perdagangan sesi Senin di New York. Dolar juga diperdagangkan datar terhadap euro, yang diperdagangkan berada di level $1.0910 dari $1.0920 penutupan sesi Senin. Sementara euro jatuh terhadap yen di level ¥132,28 dari ¥132,26.

WSJ Dollar Index, yang mengukur dolar terhadap sejumlah mata uang utama, turun 0,05% pada level 90,09.

Dolar terlihat seperti kekurangan arah yang jelas di sepanjang sesi Asia, dengan tidak adanya isyarat perdagangan baru dan diberikan perdgangan di bursa saham Tokyo menunjukkan pergerakan tipis. Indeks Nikkei Stock Average turun 0,1% pada tengah hari.

"Menjelang liburan Natal, dolar tidak memiliki momentum baik itu arah naik ataupun sebaliknya," kata Yuzo Sakai, manajer promosi bisnis FX di Tokyo Forex & Ueda Harlow.

Namun, pasar mata uang dan analis memperingatkan bahwa penurunan berkelanjutan harga minyak dunia menjadi pertanda buruk atas sentimen risiko jangka pendek.

Harga minyak Brent di sesi Senin jatuh ke level terendah sejak 2004, sementara minyak mentah jatuh di bawah level $34 per barel di New York Mercantile Exchange karena pesimisme pasar terus memberi tekanan pada komoditas apalagi persediaan dan produksi minyak tidak besar.
 
Dollar Kelimpungan Menjelang Akhir Tahun

Dollar%2BShip.jpg


Dollar Kelimpungan Menjelang Akhir Tahun

Dolar hanya menguat tipis terhadap yen selama sesi perdagangan Senin di Asia, atas gagalnya greenback mempertahankan penguatan dari pertengahan sesi pagi di tengah kurangnya petunjuk perdagangan.

Greenback terpantau berada di level ¥120,43 setelah mencapai atas ¥120,55. Yang menguat tipis dibandingkan dengan perdagangan pada sesi perdagangan Jumat sore ¥ 120,33 di Tokyo. Dengan minimnya volume perdagangan mendekati liburan akhir tahun di Jepang, greenback berhasil menuju ke atas intraday selama perdagangan pertengahan pagi.

Namun hanya karena mencatat penguatan moderat Nikkei Stock Average, aksi beli dolar tidak bertahan lama, menyebabkan mata uang AS itu untuk masih kehilangan arah hingga sisa sesi perdagangan. Indeks Nikkei naik 0,6% di tengah hari.

"Dolar tidak memiliki arah yang jelas," akibatnya masih banyaknya pasar luar negeri lainnya yang tutup, kata seorang analis perusahaan pialang Jepang. "Tapi dolar tidak akan jatuh seperti yang sebelumnya dikhawatirkan."

"Mengingat kurangnya petunjuk perdagangan baru terhadap fundamental ekonomi AS, sulit untuk mengasumsikan penjualan dolar lebih lanjut," kata analis.

Mata uang AS itu flat terhadap euro, sedikit jatuh ke level $1,0972 dari $1,0965 di sesi Jumat. Terhadap yen, mata uang tunggal blok itu naik ke level ¥132,15 dari level ¥ 132,08.

Sementara indeks WSJ Dollar, yang mencatat perdagangan dolar terhadap sejumlah mata uang utama, turun 0,05% di level 89,65.
 
Terseok Lagi, Minyak Brent Dekati Terendah 11-tahun

Oil%2BTank%2BAnd%2BShip.jpg


Terseok Lagi, Minyak Brent Dekati Terendah 11-tahun

Minyak Brent lagi-lagi harus meluncur kembali ke posisi terendahnya dalam kurun waktu 11 tahun terakhir pada sesi perdagangan Rabu setelah indikasi buruknya permintaan energi global akan tetapi persediaan minyak dunia membentuk rekor tinggi.

Brent, diperdagangkan mendekati harga US$37 per barel, hanya selisih $1 dari harga terendahnya yang dicapai pada pekan lalu setelah faktor pendukung utama – cuaca dingin yang sudah diperkirakan melanda Eropa dan Amerika Serikat – justru diperkirakan tidak berlangsung lama.

Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan pada harga $36,92 per barel atau turun 95 sen, atau lebih dari 2 persen, dari harga penutupan sesi sebelumnya. Brent turun 80 sen menjadi $36,99 per barel, atau penurunan sekitar 2 persen.

Harga minyak mentah kian merosot sejak pertengahan 2014 karena melonjaknya angka produksi minyak OPEC, Rusia dan Amerika Serikat menyebabkan surplus global antara setengah juta dan 2 juta barel per hari.

Kondisi terbaru, sebuah proyeksi permintaan yang melambat, tidak hanya di Asia namun juga Eropa, mulai menyeret harga.

Minyak mungkin dapat terbantu jika data badan energy AS hari ini menunjukkan terjadi pengurangan di stok minyak mingguan. Dalam jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap sembilan analis memperkirakan stok minyak mentah AS berkurang sebanyak 2,5 juta barel dalam pekan hingga 25 Desember

American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, Selasa melaporkan terjadi peningkatan yang sangat mengejutkan atas persediaan minyak AS.
 
Persediaan Melimpah, Pemulihan Harga Minyak Sulit Terjadi: polling

oil-world.jpg


Persediaan Melimpah, Pemulihan Harga Minyak Sulit Terjadi: polling

Harga minyak mentah sepertinya tidak mungkin terus menguat pada 2016 ini karena buruknya pertumbuhan permintaan tidak mampu menyerap kenaikan pasokan dari negara seperti Iran dan Irak, meskipun produksi minyak non-OPEC diperkirakan hanya moderat, hasil sebuah jajak pendapat Reuters pada hari Senin menunjukkan.

Rata-rata harga minyak mentah berjangka North Sea Brent diperkirakan di sekitar $52,52 per barel, di bawah harga jajak pendapat bulan sebelumnyayakni $5,43, menurut survei dari 20 analis.

Ini merupakan jajak pendapat Reuters bulanan ketujuh berturut-turut dengan para analis memangkas harga perkiraannya. Pada bulan Mei, analis memperkirakan harga rata-rata minyak Brent sekitar $70,90 pada tahun 2016, tetapi terus menurunkan tinjauan mereka sejak saat itu.

Tiga belas dari 18 responden yang berpartisipasi baik di jajak pendapat November maupun survei terbaru yang dilakukan pada bulan Desember, memangkas perkiraan harga mereka untuk minyak jenis Brent berjangka di 2016, yang rata-rata $53,79 pada tahun 2015.

Harga minyak terus melayang di sekitar level bawah 11 tahun setelah jatuh ke level terendah sejak pertengahan tahun 2004 pada akhir Desember, disaat angka produksi minyak mendekati rekor tinggi tampaknya akan memberi surplus global.

"Bahkan jika produksi minyak negara non-OPEC (USA, Brazil, Kanada) menurun sebesar 0,6 hingga 0,8 juta barel per hari (bph) pada tahun 2016, peningkatan produksi dari Iran dan Irak akan terus membuat pasar dalam kondisi kelebihan persediaan pada tahun 2016, "kata direktur Penelitian CRISIL, Rahul Prithiani.

Para analis mengatakan tingginya tingkat persediaan dapat terus bertahan hingga 2017 karena mungkin memerlukan waktu untuk membersihkan persediaan berlebihan yang tidak diinginkan.

"Pertumbuhan permintaan akan dipengaruhi pada perlambatan pertumbuhan permintaan Cina, peningkatan efisiensi dalam negara OECD (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan), substitusi dari gas alam dan penghapusan subsidi di negara-negara berkembang," kata Prithiani.
 
Dollar Masih Stabil, Meski Terbebani Kekhawatiran Global

Dollars.jpg


Dollar Masih Stabil, Meski Terbebani Kekhawatiran Global

Dolar sedikit menguat terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan sesi Rabu, meski di satu sisi adanya kekhawatiran atas ketegangan geopolitik global yang terus meredam permintaan aset berisiko.

Investor masih berhati-hati setelah Korea Utara pada Rabu menegaskan bahwa mereka telah melakukan uji coba nuklir dan mengatakan bahwa Pyongyang tidak akan menyerahkan kemampuan nuklirnya kecuali AS membiarkan kebijakan luar negerinya.

Pasar juga tengah dicemaskan oleh ketegangan antara Iran dan Arab Saudi, menyusul eksekusi seorang ulama Syiah terkemuka oleh Saudi.

Sementara itu, investor melirik rilis pekerjaan AS dan laporan neraca perdagangan, serta risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve yang akan dirilis hari ini, sebagai petunjuk potensial terhadap langkah bank sentral AS selanjutnya.

Di zona euro, Markit sebelumnya melaporkan bahwa indeks manajer pembelian sektor jasa tumbuh ke level 54,2 pada Desember dari 53,9 bulan sebelumnya, yang hanya diperkirakan tidak mengalami perubahan oleh para analis.
 
Sekilas kabar pasar dunia

theworldtoday_2006d.jpg


Sekilas kabar pasar dunia

Terperosoknya saham China sekali lagi memicu dihentikannya perdagangan untuk kedua kalinya diminggu ini sekaligus menyebabkan pasar diwilayah sekitar jatuh tajam yang juga disebabkan oleh merosotnya nilai tukar yuan.

CSI 300, indeks acuan saham unggulan di Shanghai dan Shenzen tergelincir 7% menjadi pemicu dihentikannya perdagangan hari ini. Ini adalah penghentian yang kedua kalinya setelah tapi pagi pasar juga ditutup selama 15 menit karena penurunan mencapai 5%.

Shanghai Composite Index tergelincir 7,3% ketika perdagangan dihentikan membukukan loss harian menjadi 12%. Ini adalah loss mingguan terbesar sejak 21 Agustus.

Pasar saham dikawasan termasuk Indeks Hang Seng turun 2,4%, Nikkei Jepang turun 1,8%, S&P/ASX 200 Australia jatuh 1,4% dan Kospi Korsel turun 1%.

Awal hari ini bank sentral China melakukan perbaikan nilai tukar yuan lebih rendah dari dolar pada 6,5646 turun 0,51% dibanding level kemarin. Ini langkah terbesar sejak 13 Agustus lalu, setelah devaluasi yuan.

Pasar sulit memprediksi apa sebenarnya yang ingin dilakukan otoritas keuangan China. Merosotnya pasar China sepertinya turut dipengaruhi oleh kemerosotan global sejak tadi malam. Minyak mentah AS anjlok kelevel terendahnya sejak 2008, turun 5,6% menjadi $33,97 per barrel, sementara Dow Jones Industrial Average turun 1,5%.

Pelaku pasar semakin pesimis dan mulai bersiap terjadinya aksi jual besar-besaran secara global. Mata uang Negara-negara emerging melemah, harga komoditas rendah ditambah dengan isu politik Korea Utara sukses melakukan uji coba senjata nuklirnya, ketegangan antara Arab Saudi dan Iran.

Terakhir kali dikutip, minyak brent turun 2,1% pada $33,52 per barrel, harga emas naik 0,4% pada $1.096,40 per troy ounce.
 
Harga Minyak Sempitkan Defisit Perdagangan Inggris

UK%2BTrade.jpg


Harga Minyak Sempitkan Defisit Perdagangan Inggris

Defisit perdagangan Inggris menyempit pada bulan November, menurut data resmi yang dirilis Jumat, dimana sebagian pendorong penurunan deficit perdagangan ini tak lepas dari jatuh harga minyak mentah dunia, sehingga memotong nilai impor minyak.

Biro Statistik Nasional mengatakan Jumat, hari ini, mengatakan defisit perdagangan barang Inggris menyempit menjadi 10,6 miliar pound atau setara dnegan $15,5 juta pada bulan November, mengalami penurunan ringan dari laporan defisit 11,2 miliar pound di bulan sebelumnya.

Data menunjukkan perkembangan neraca perdagangan Inggris didorong oleh turunnya nilai impor, khususnya minyak yang mencatat penurunan sebesar 13% pada bulan tersebut, ONS mengatakan, sementara volume impor minyak hanya turun 2%. Ekspor juga mengalami penurunan pada bulan itu, turun 1,3% pada bulan November dibandingkan dengan Oktober.

Para pembuat kebijakan Inggris selama bertahun-tahun telah berusaha untuk menyeimbangkan ekonomi terhadap perdagangan dan investasi dan jauh dari belanja konsumen sebagai penyebab utang, namun kemajuan justru lambat. Upaya untuk meningkatkan ekspor harus tertahan kondisi ekonomi global yang merata dan terutama oleh kondisi kurangbaik di zona euro, yang merupakan pasar terbesar Inggris untuk barang dan jasa.

Defisit perdagangan Inggris dengan Uni Eropa melebar mencapai rekor GBP8,2 miliar, didorong oleh lonjakan impor mobil, kata ONS. Defisit dengan negara-negara di luar Uni Eropa menyusut.

Tidak termasuk jasa, defisit perdagangan Inggris menyempit pada bulan November menjadi 3,2 miliar pounds dari 3,5 miliar pounds pada bulan Oktober.
 
Asteng mulai rasakan dampak perlambatan China

Container%2BTerminal.jpg


Asteng mulai rasakan dampak perlambatan China

Pertumbuhan ekonomi China selama ini menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi regional dan internasional, sektor yang paling mendatangkan keuntungan bagi negara-negara produsen adalah sektor komoditas dan produk impor lainnya.

Tapi cerita indah itu mulai sirna dan kondisi berbalik, apakah melambatnya ekonomi China akan menyeret negara-negara dikawasan?

Di Asia Tenggara, menurut laporan ANZ Banking Group Ltd. Singapura adalah negara yang terkena dampak paling keras dimana penurunan pertumbuhan ekonomi China sebesar 1% menyerat Singapura sampai 1,4%. China sendiri merupakan tujuan ekspor Singapura terbesar, menyumbang hampir 15 persen dari keseluruhan pengapalan. Sementara Malaysia, Filipina dan Vietnam tidak terkena pengaruh berarti.

Oleh karena sumber pendapatan Singapura yang terbesar adalah ekspor, otomatis Singapura memiliki sensitifitas yang paling tinggi. Menurut perkiraan Bank Dunia diminggu lalu, China akan tumbuh 6,7% tahun ini sementara di 2015 lalu diperkirakan tumbuh 6,9%.

Tanda-tanda melambatnya pertumbuhan telah merembet kepasar keuangan dan Bank Sentral setempat mengambil langkah antisipasi dengan menurunkan nilai tukar mata uang kelevel terendah sejak terakhir kali di 2011 dan menghentikan perdagangan dipasar saham setelah terjadi penurunan signifikan.

Akibat dari melemahnya ekonomi China, pertumbuhan di Singapura hanya sebesar 2,1% dimana ini adalah pertumbuhan terlambat dalam enam tahun terakhir.
 
Cadangan Minyak mentah China Melonjak

China%2BOil%2BReserve.jpeg


Cadangan Minyak mentah China Melonjak

Impor minyak mentah Cina meningkat di Desember, mempertegas kuatnya penggunaan minyak di negara tersebut yang terus memenuhi cadangan strategis minyaknya dan di saat kilang minyak lokal memanfaatkan murahnyua harga miyak dunia saat ini.

Tercatat di Desember, China mengimpor minyak mentah sebanyak 33,19 juta ton, 9,3% lebih tinggi dari tahun sebelumnya, Bea Cukai Cina Rabu mengatakan. Impor di bulan ini juga mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yakni sebanyak 27,3 juta ton.

"Ini memperkuat pandangan saya bahwa China akan terus menjadi konsumen kuat minyak mentah meskipun pasar masih cemas dengan kondisi saat ini. Tren permintaan minyak mentah masih akan tetap tinggi karena ekonomi diharapkan masih tumbuh minimal 6%," kata Barnabas Gan, seorang analis komoditas di OCBC.

Sebagai bagian dari reformasi energy yang sedang berlangsung, Beijing telah memberi izin pembukaan kilang penyulingan minyak yang lebih kecil dan swasta, yang dikenal dengan "teapots", untuk mengimpor minyak mentah secara langsung dari sumber luar negeri. Cina mengimpor sebanyak 335,50 juta minyak mentah di 2015, mencatat kenaikan sebesar 8,8% dari 2014.

Platts China Oil Analytics memproyeksikan pertumbuhan permintaan minyak mentah China akan melambat lebih dari 6% pada tahun ini, didorong oleh perlambatan perekonomian Cina. Volatilitas pasar saham Cina baru-baru ini telah menakutkan beberapa trader minyak yang mengharapkan permintaan minyak mentah China menurun. Harga minyak global telah jatuh hampir 20% sejak awal tahun ini.

Namun, pengaruh dari peningkatan ekspor bahan bakar Cina dalam beberapa bulan terakhir, impor produk minyak sulingan Cina mengalami penurunan 11% pada tahun tersebut menjadi 2,84 juta ton pada bulan Desember, data resmi menunjukkan. Pada 2015 sendiri, total impor produk minyak sulingan Cina turun 0,3% menjadi 29,90 juta ton.

Dengan lemahnya konsumsi dalam negeri, kilang di Cina telah lebih banyak mengekspor. Pada bulan Desember Cina mengekspor sebanyak 250.000 ton minyak mentah, naik 4,2% dari tahun sebelumnya. Pada 2015, Cina mengekspor 2,87 juta ton minyak mentah, naik 377% dari tahun sebelumnya.

China juga mengekspor sebanyak 4,32 juta ton produk minyak pada bulan Desember, melonjak 53% pada tahun tersebut. Pada 2015, Cina mengekspor 36,15 juta ton produk minyak, naik 22%.
 
Mungkinkah minyak tembus dibawah $20 perbarrel?

Refinery%2BOil.jpg


Mungkinkah minyak tembus dibawah $20 perbarrel?

Minggu ini minyak kembali diperdagangkan dibawah $30 per barrel dan ada beberapa spekulan yakin bahwa minyak dalam waktu dekat akan mencapai level terendahnya (titik jenuh) untuk kemudian kembali melonjak. Tapi bersiaplah untuk kecewa karena permasalahnya tidak sesederhana itu.

Seorang pelaku diindustri ini Shawn Driscoll, manager di T.Rowe Price New Era Fund pernah memprediksi di 2014 lalu bahwa minyak akan turun kelevel $50 dalam waktu 10 tahun, dimana saat itu sudah drop ke $80 per barrel. Sepuluh minggu kemudian minyak sudah berada dilevel $50-an.

Ketika minyak sentuh kisaran $30 per barrel, beliau mengatakan bahwa minyak berpotensi jatuh dikisaran bawah sampai pertengahan $20 per barrel hanya dalam kurun enam bulan saja, dimana Jumat lalu di NYMEX minyak ditutup pada kisaran $29,50 per barrel. Beliau mengatakan minyak berpeluang terus turun jika melihat kondisi "bear" disektor komoditas dan minyak.

Masih menurut Driscoll, penyebab logis dari tragedi ini adalah pasokan minyak yang sudah terlalu banyak dan mungkin akan berlangsung sampai dua tahun, sementara beberapa pelaku diindustri ini masih belum jujur dalam menyingkapinya.

Seperti yang sudah pernah kami tulis diartikel sebelumnya, penyebab dari "oversupply" nya pasar dikarenakan Arab Saudi yang mewakili OPEC memilih untuk terus memompa minyak agar pangsa pasarnya yang saat ini coba direbut oleh Amerika dan negara-negara non OPEC seperti Rusia dan Iran tetap terjaga. Ketiga negara ini, jika melihat kemampuannya bisa memproduksi harga minyak yang lebih murah jika dibandingkan negara-negara OPEC, terutama Iran yang siap memompa minyak diharga berapapun.

Berkaca pada skenario diatas ditambah produksi minyak Iran, maka pasar dunia masih dikategorikan "oversupply" satu juta per barrel dalam satu hari di tahun 2016. Dan ditahun 2017 pun pasar diperkirakan masih "oversuppy" meski tanpa memperhitungkan Iran.

Jangan lupa bahwa produksi baru akan mulai dilakukan dengan total produksi mencapai ratusan ribu barrel perhari dinegara-negara seperti Brazil dan Kazakstan dalam waktu beberapa tahun kedepan. Industri energi sampai hari ini telah mengalami penurunan investasi puluhan juta dolar dan pemecatan sampai 250.000 orang dan angka tersebut terus berlanjut.
 
Back
Top