rahmadnhtgl
New member
[Anthopology] Terbilang Harapan Hilang
1...,
2...,
3...,
mulai hitung...
4...,
terbilang benak dikepala...
5, 6,
semenjak ini ditulis emosi membungkam.
7, 8...
Dan...
semuanya penuh hitung dan terbilang.
Bagai waktu, per detik,
dengan kian mencari kata demi kalimat untuk ditulis dan ditata pada hamparan hampa carik kertas,
ku lihat semuanya. Melihat sisi dari wadah lama, melihat kebutaan tanpa ada sedikitpun santunan balasan, itu kurasa.
Dan ini, sangat larut sudah malamnya.
Hingga kembali ke awal
1...
2...
3...
4...
Mestika harus dihitung?
Apa yang dilihat, apa yang tersirat,
itu dibenak, mendekam membakar nyali semangat.
Tapi keinginan masih layak, dengan duduk berhadap meja mengarah jendela,
berharap bisakah ada satu balasan iba dari yang terlihat itu?
Bisakaah...??!
dalam...atau di luar sana...?
Satu songsongan teriakan sapa saja!
Satu panggilan dengan acungan tangan ke atas?
Oh, tidak...
tidak lagi...
Tidak, cuma bual karma yang diejek setiap mata memandang catatan-catatan yang masih hingga sekarang kuperdengarkan di tiap 2 telinga.
Terasa membising, nyatanya isinya malah membisu, bukan aku tapi topik dari untaian kalimat yang baru saja terlihat.
Itu dia, itu hanya kenangan... dan tiada terimakasihnya...
Kuhitung lagi, sebentar, dengan menutup mata, mendesahkan resahan pikiran.
Tak akan pernah ada balasannya...
Ideology memang tidak akan pernah habis.
Ratapan paham yang tak berakhir.
Biarkanlah bilang yang akan hilang, tetaplah menghilang...
3112012
0019
Ranugal
1...,
2...,
3...,
mulai hitung...
4...,
terbilang benak dikepala...
5, 6,
semenjak ini ditulis emosi membungkam.
7, 8...
Dan...
semuanya penuh hitung dan terbilang.
Bagai waktu, per detik,
dengan kian mencari kata demi kalimat untuk ditulis dan ditata pada hamparan hampa carik kertas,
ku lihat semuanya. Melihat sisi dari wadah lama, melihat kebutaan tanpa ada sedikitpun santunan balasan, itu kurasa.
Dan ini, sangat larut sudah malamnya.
Hingga kembali ke awal
1...
2...
3...
4...
Mestika harus dihitung?
Apa yang dilihat, apa yang tersirat,
itu dibenak, mendekam membakar nyali semangat.
Tapi keinginan masih layak, dengan duduk berhadap meja mengarah jendela,
berharap bisakah ada satu balasan iba dari yang terlihat itu?
Bisakaah...??!
dalam...atau di luar sana...?
Satu songsongan teriakan sapa saja!
Satu panggilan dengan acungan tangan ke atas?
Oh, tidak...
tidak lagi...
Tidak, cuma bual karma yang diejek setiap mata memandang catatan-catatan yang masih hingga sekarang kuperdengarkan di tiap 2 telinga.
Terasa membising, nyatanya isinya malah membisu, bukan aku tapi topik dari untaian kalimat yang baru saja terlihat.
Itu dia, itu hanya kenangan... dan tiada terimakasihnya...
Kuhitung lagi, sebentar, dengan menutup mata, mendesahkan resahan pikiran.
Tak akan pernah ada balasannya...
Ideology memang tidak akan pernah habis.
Ratapan paham yang tak berakhir.
Biarkanlah bilang yang akan hilang, tetaplah menghilang...
3112012
0019
Ranugal
Last edited:
