Ketika Cewekmu menjadi wanita karir

rahwana

New member
Sekarang ini kehidupan karir seorang wanita bisa jadi bukan cuma koki di dapur, tapi bisa saja dia menjadi direktur atau pejabat tinggi di sebuah perusahaan. Artinya saat ini cewek bisa saja punya posisi yang mentereng dan tidak kalah dengan cowok.

Kenyataan ini jelas berbeda dengan konsep keluarga yang sudah dibina oleh orang tua kita pada zaman dahulu. Dulu orang selalu menempatkan wanita di dapur atau di rumah. Setinggi apapun dia sekolah, pada saat dia menikah, dia akan menjadi ibu rumah tangga yang harus di rumah mengasuh anak. Tugas mencari uang untuk rumah tangga adalah tanggung jawab suami.

Ternyata sampai saat ini tidak banyak cowok yang siap untuk menghadapi kenyataan ini. Banyak cowok yang sebenarnya tidak ingin istrinya untuk bekerja. Memang sewaktu pacaran dia bertemu sang calon dari sebuah kantor, tapi setelah menikah, banyak yang ingin istrinya dirumah saja.

Mengapa demikian? Selain masalah konsep zaman dahulu tadi, ternyata banyak cowok yang takut pacarnya lebih sibuk dengan kantornya daripada dengan keluarganya. Dan sebagian lagi lebih takut kalau istrinya akan memiliki karir atau gaji yang lebih tinggi dari dia karena hal itu bisa menjatuhkan harga diri.

Ternyata, pilihan berkarir bagi wanita, adalah sebuah problem buat sang cowok. Dia harus siap untuk segalanya termasuk siap untuk bersaing dengan sang cewek dalam hal salary dan lain-lain.

Karena itu, para cowok, jangan malas2an bekerja. Karena harga kita ditentukan dari sana juga.
 
Mungkin aku lebih memilih memenuhi salah satu kriteriamu : 'menerima apa adanya'. Karena dulu aku kenal dia sudah bekerja, ya aku biarkan dia tetap bekerja. Seandainya dia mau berhenti, aku tidak melarang, seandainya dia mau kerja terus ya silakan juga.

Paling tidak buat aku adalah gaji yang dia dapat adalah something yang bisa aku 'berikan' untuk dia. Artinya dia boleh seneng2 apapun dengan uangnya itu, sedangkan kebutuhan rumah yang lain aku coba tetap aku penuhi. Jadi kalau dia pengin beli baju dan apa2 yang lain, silakan saja dengan uangnya itu. Aku kadang mungkin memang lagi belum ada dana lebih untuk memenuhi keinginannya itu.

Soal karir, secara jabatan dia memang posisinya lebih tinggi dibanding aku, tapi secara gaji dia masih kalah sama aku hehehe. Kebetulan kantor kami berbeda sih....
 
Mungkin aku lebih memilih memenuhi salah satu kriteriamu : 'menerima apa adanya'. Karena dulu aku kenal dia sudah bekerja, ya aku biarkan dia tetap bekerja. Seandainya dia mau berhenti, aku tidak melarang, seandainya dia mau kerja terus ya silakan juga.

Paling tidak buat aku adalah gaji yang dia dapat adalah something yang bisa aku 'berikan' untuk dia. Artinya dia boleh seneng2 apapun dengan uangnya itu, sedangkan kebutuhan rumah yang lain aku coba tetap aku penuhi. Jadi kalau dia pengin beli baju dan apa2 yang lain, silakan saja dengan uangnya itu. Aku kadang mungkin memang lagi belum ada dana lebih untuk memenuhi keinginannya itu.

Soal karir, secara jabatan dia memang posisinya lebih tinggi dibanding aku, tapi secara gaji dia masih kalah sama aku hehehe. Kebetulan kantor kami berbeda sih....

wahh.. ini baru suami yang beneran.. hehehehe.. tapi, mas rahwana bukan termasuk anggota ISTI, kan?
 
Hihihi... aku mungkin bukan ISTI, tapi terus terang aku lebih memilih bersama istri dibandingkan kongkow-2 sama bapak2 di perumahan. Mereka sering main kartu sampai pagi, sometimes memang aku ikut, tapi lebih sering aku di rumah. Mending aku ngobrol atau sekedar nonton TV bareng dia.

Sedangkan kalau urusan lain2, aku bisa dibilang termasuk orang yang sulit dilawan kalau punya kemauan. Jadi biasanya dia lebih banyak mengalah ke aku. Cuma, aku membayarnya dengan aku lebih memilih bersama dia dibanding seneng2 bersama orang lain. Adil khan?
 
Hihihi... aku mungkin bukan ISTI, tapi terus terang aku lebih memilih bersama istri dibandingkan kongkow-2 sama bapak2 di perumahan. Mereka sering main kartu sampai pagi, sometimes memang aku ikut, tapi lebih sering aku di rumah. Mending aku ngobrol atau sekedar nonton TV bareng dia.

Sedangkan kalau urusan lain2, aku bisa dibilang termasuk orang yang sulit dilawan kalau punya kemauan. Jadi biasanya dia lebih banyak mengalah ke aku. Cuma, aku membayarnya dengan aku lebih memilih bersama dia dibanding seneng2 bersama orang lain. Adil khan?

ya, deh. sip".. beruntung banget.. istrinya mas rahwana.. dapet suami yang baek gini.. pertahanin, ya mas..
 
Kalo Gw :
Selama dia bisa penuhi kewajiban dia sebagai Istri, gw pasti minta istri gw untuk bekerja. Alasan :
Semakin dia di rumah doank.. maka
semakin dia kurang bergaul ... maka
semakin dia ketinggalan informasi.. maka
Semakin dia hanya ngerti telenovela.. maka
Semakin dia Bau Asap Dapur... maka
Semakin dia tidak pandai berdandan.. maka
Semakin Kurang ketertarikan saya dengan istri saya...
 
Kalo Gw :
Selama dia bisa penuhi kewajiban dia sebagai Istri, gw pasti minta istri gw untuk bekerja. Alasan :
Semakin dia di rumah doank.. maka
semakin dia kurang bergaul ... maka
semakin dia ketinggalan informasi.. maka
Semakin dia hanya ngerti telenovela.. maka
Semakin dia Bau Asap Dapur... maka
Semakin dia tidak pandai berdandan.. maka
Semakin Kurang ketertarikan saya dengan istri saya...

sep, dahhh..
 
Wah, senangnya kalo nanti ku dapet suami yang wise gini.. kerja silahkan, jadi ibu rumah tangga silahkan, senganya...CIAYO-CIAYO...Abis, coo ku yang skarang, pengennya aku di rumah aja, padahal akunya masi smangat untuk kerja, jadinya belun ketemu-ketemu nih, pemecahannya, ga da yang ngalah! Hehe...
 
Tapi memang ada kondisi yang kadang diluar dugaan setelah menikah apalagi setelah memiliki baby. Istriku sekarang malah nggak mau kerja karena merasa lagi senang mengurus si kecil. Padahal dia sebenarnya adalah wanita yang suka berkarir, hanya saja hatinya luluh karena kehadiran si kecil.
Siapa tahu annisa akhirnya juga begitu. Cuma memang, karir tetap merupakan hal yang penting karena pada saatnya nanti, aku yakin istriku tertarik untuk bekerja kembali.
 
klo gwe bahagia
soalnya cwke gwa dah bsa berkarir
klo dia mo berhenti
so what?
tersetah dia...
 
Hehe, iya juga, mungkin, yah...apalagi aku suka banget ma anak kecil, biar baru lulus kuliah, aku uda pengen ngadopsi anak bayi, hehe...kalo istri mas rahwana suka menulis, coba aja berkarir jadi penulis, hehe...Ciyao, yah!
 
Back
Top