Gus Dur Tanggapi Serius Somasi REPUBLIK MIMPI

Puri Wonodri

New member
Rencana pemerintah melalui Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Sofjan Jalil melakukan somasi terhadap tayangan Republik Mimpi di Metro TV mendapat tanggapan serius.
Persoalannya, para mantan presiden yang ditirukan dalam acara tersebut justru sama sekali tidak merasa terganggu. Setidaknya itu terungkap dari mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan mantan Presiden Megawati, akhir pekan lalu.
Menurut Sekjen DPP PDI Perjuangan Pramono Anung, penampilan tokoh Megakarti yang menirukan sosok mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dinilai masih dalam batas yang wajar.
"Ibu tidak pernah komentar dan senyum-senyum saja melihat tontonan yang menampilkan sosok Megakarti," kata Pramono Anung kepada para wartawan seusai diskusi dielaktika demokrasi di Gedung DPR.
Rencana somasi itu, kata Pramono yang akrab disapa Pram itu, menunjukkan betapa pemerintah memiliki telinga tipis dan tidak siap menerima kritik.
"Ini konsekuensi pemimpin dan pemerintah yang lahir dalam era reformasi yang menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan berekspresi. Para pemimpin itu harus siap menghadapi parodi politik seperti yang ditampilkan dalam tayangan Republik Mimpi," papar Pram.
Apalagi, parodi yang ditampilkan itu mengungkapkan realitas yang selama ini dirasakan dalam masyarakat. Sebab itu, jika alasan somasi yang bakal diajukan pemerintah itu berkaitan dengan soal etis atau tidak etis, sebaiknya masyarakatlah yang memberikan penilaian.
"Silakan tanya masyarakat apa betul acara itu tidak etis. Masyarakat itu sudah pintar dan punya swa-sensor dalam dirinya untuk menentukan etis tidaknya sebuah tayangan televisi," kata Pram sembari menambahkan langkah somasi yang bakal ditempuh Sofjan Jalil itu sama dengan membesar-besarkan persoalan yang tak bermanfaat banyak bagi masyarakat luas.
Siapkan Kuasa Hukum
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengaku terkejut dengan rencana Menteri Negara Informasi dan Komunikasi yang akan mensomasi tayangan Republik Mimpi di Metro TV yang digagas pakar komunikasi politik Effendi Ghazali. Bahkan Gus Dur sudah menyiapkan kuasa hukum dari DPP Partai Kebangkitan Bangsa untuk membela tayangan tersebut, jika Sofjan Jalil serius melakukan somasi.
Demikian diungkapkan Effendi Gazali kepada para wartawan, usai mengunjungi Gus Dur yang sedang menjalani perawatan di Ruang Cenderawasih Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat (2/3) siang.
Gus Dur, seperti dituturkan Effendi Ghazali sangat mendukung acara parodi politik.
"Parodi politik yang merupakan humor politik itu relatif tidak ada batasnya," ujar Effendi menirukan Gus Dur. Masih mengutip Gus Dur, Effendi mengatakan, bahwa pemimpin dan bangsa yang kuat adalah mereka yang mampu menertawakan dirinya sendiri.
Menyoal dukungan yang diberikan Gus Dur, Effendi sendiri merasa terkejut. Karena, kata Effendi, ketika bertemu di rumah sakit Gus Dur tidak membicarakan soal bantuan kuasa hukum tersebut.
"Setelah pulang dari rumah sakit, tiba-tiba Pak Ikhsan Abdullah SH (kuasa hukum Gus Dur dan PKB, red) menelepon saya dan menyatakan siap membantu jika pemerintah serius melakukan somasi," kata Effendi.
Munculnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari dua mantan presiden tersebut membuat Effendi Gazali dan kawan-kawan tetap bersemangat menelorkan kreatifitas yang memberikan proses edukasi dalam melakukan komunikasi politik pada era demokrasi.
"Ini hadiah dari Gus Dur untuk kreatifitas dan dukungan keluarga News.Com di seluruh Indonesia. Ini betul-betul 'surprise'. Terima kasih patut kami sampaikan kepada Gus Dur, Ibu Mega dan keluarga Pak Harto yang bisa memahami dan menerima tayangan parodi politik itu," kata Effendi Gazali.
 
Back
Top