Perwira Ini Dilirik PBB Pimpin Kepala Humas Polisi UNMISS Tanpa Tes

spirit

Mod
090622_img2013100700011.jpg

Diberi mandat sebagai Chief Public Relation and Information Service untuk pasukan PBB di Sudan Selatan atau United Nations Mission in the Republic of South Sudan (UNMISS) merupakan satu kebanggan tersendiri bagi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Don Gaspar da Costa. Kebanggan memimpin jabatan setingkat Kepala Divisi Humas di Polri itu tentu juga turut mengibarkan nama Indonesia dan Polri di mata dunia.

Amanah tugas tersebut didapatnya tanpa melalui tes seperti jabatan-jabatan strategis umumnya di PBB.

"Baru kali ini ada Pamen (perwira menengah) Polri yang ditunjuk langsung menduduki jabatan tersebut tanpa harus melalui prosedur dan tes-tes yang biasa diberlakukan," ujar da Costa usai menjalani tes pemeriksaan kesehatan di Mabes Polri.

Bagaimana tidak, Sekretaris Jenderal PBB menunjuk alumnus Sekolah Perwira Prajurit Karir (Sepa PK) ABRI III 1996 ini langsung dari 42 negara yang tergabung dalam dewan keamanan PBB di Sudan. Dari 42 nama dikerucutkan tujuh perwakilan negara yang akan menempati posisi yang dijabat Da Costa.

Apa yang membuat PBB mempercayakan tugas itu kepada pria kelahiran Kelahiran Desa Noemuti, NTT, yang kini berusia 42 tahun?

"Mereka melihat rekam jejak saya selama di Sudan Utara pada tahun 2008-2009 lalu, yaitu media informasi untuk teman-teman PBB yang bertugas di Sudan Utara," cerita Da Costa.

Media itu, da Costa menuturkan, dia kemas dalam bentuk digital dan disebar secara online. Isi yang ditampilkan adalah kegiatan-kegiatan pasukan PBB yang tersebar di beberapa negara bagian di sana dalam bentuk galeri foto, serta rangkuman-rangkuman berita media di Sudan; informasi pertikaian, hiburan, pemerintahan, serta beragam informasi lain yang dia anggap penting untuk dirangkum.

"Itu inisiatif saja, karena mulanya hobi menulis. Secara benefit informasi itu pun dapat memandu personel di lapangan untuk mengetahui wilayah-wilayah mana yang rawan dan harus berhati-hati, intinya awareness anggota itu sendiri," ujar pria yang pernah bertugas di Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jayapura ini.

Alumnus University of Technology Melbourne Australia 2005 ini mengatakan, tugas sebagai kepala penerangan yang diembannya tidaklah mudah. Selain memberikan penerangan mengenai informasi untuk bahan konsumsi kesekretaritan PBB di New York dan personelnya di wilayah penugasan, dia juga dituntut memberikan penguatan materi pendampingan kepada personel-personel kepolisian berbagai negara yang bertugas di negara pecahan akibat konflik sektarian tersebut.

"Mereka yang baru bertugas diberikan pemahaman bagaimana mendampingi polisi-polisi Sudan Selatan, bagaimana bersikap menghadapi kultur masyarakat yang berbeda dan tidak melanggar HAM," papar pemegang sabuk hitam Dan I Taekwondo dari Kukkiwon Korea Selatan ini.

Bagi Da Costa yang juga Komandan Kontingen Garuda Bhayangkara Polri VII-B 2012 ini, memahami budaya dan pola pikir masyarakat Sudan Selatan pasca berpisah dari Sudan Utara adalah tantangan tersendiri. Terlebih menghadapi masyarakat yang tak sedikit merupakan milisi perang. "Di sana orang mengembala sapi, tidak cukup dengan membawa pecut, tapi juga senjata di pundak, tangan, di selipkan di pinggang sapi, berikut roket peluncur," ujarnya.


- detikNews​

.
 
Back
Top