untungsuropati
New member
Alkisah, hiduplah di suatu desa di Jawa seorang janda sakti dikenal dengan nama Calon Arang bersama putrinya yang cantik, Ratna Manggali. Kesaktian janda ini telah tersiar ke seantero negeri, mengalahkan kabar kecantikan putrinya. Sang Janda tak suka bergaul dengan para penduduk desa lainnya. Ia memilih menyendiri bertapa sehingga orang-orang desa mencurigainya sebagai dukun ilmu hitam atau tukang tenung, karena itulah ia dijuluki Calon Arang.
Kecurigaan masyarakat desa baru terbukti kemudian setelah peristiwa pelecehan terhadap Ratna Manggali oleh Rakajasa, putra kepala desa yang ingin menjadikan Ratna sebagai istri ketiganya. Pelecehan itu membuat murka Calon Arang. Ia lantas mengutuk seluruh desa dengan menyebarkan wabah penyakit menular yang mematikan.
Wabah ganas itu akhirnya sampai juga ke Daha, ibukota kerajaan Kahuripan yang dipimpin Airlangga. Sang Raja risau dibuatnya dan lalu mencari upaya mengatasi kutukan tersebut. Ia bertambah gundah setelah mengetahui bahwa ternyata si penyebar kutuk adalah ibu kandungnya sendiri.
Ya, Calon Arang ternyata adalah ratu kerajaan Bali yang melarikan diri ke Jawa bersama putrinya, Ratna Manggali, adik kandung Airlangga, karena dituduh mempraktikkan ilmu desti (ilmu hitam).
Riwayatnya dulu, Calon Arang, selagi masih bernama Mahendradatta, adalah putri raja Kahuripan. Ia kemudian menikah dengan Dharmodayana, raja Bali dari keturunan Warmadewa. Sedangkan kakaknya, Dharmawangsa naik takhta sebagai raja Kahuripan menggantikan sang ayah.
Dari perkimpoiannya dengan raja Bali itu, lahirlah Airlangga yang kemudian hijrah ke Daha dan menikah dengan sepupunya sendiri, putri Dharmawangsa untuk akhirnya mewarisi takhta kerajaan tersebut.
Kini, sang raja muda gundah-gulana dilanda dilema. Di satu sisi, ia harus menyelamatkan kerajaan dan rakyatnya dari bencana mematikan itu, di sisi lain, itu berarti ia harus melawan ibu kandungnya sendiri sebagai si pembuat bencana. Sungguh pilihan yang sulit.
Konflik batin Airlangga inilah yang coba diangkat oleh Femmy dalam bukunya. Bagaimana seorang pemimpin seperti Airlangga harus bersikap menghadapi kezaliman yang dilakukan oleh ibundanya sendiri? Ia pun mengatur siasat dengan mengutus sahabat setianya, Bahula, untuk menikahi Ratna Manggali. Airlangga berharap, lewat Ratna Manggali, rahasia kesaktian Calon Arang akan bisa terungkap.
Akibatnya, perang batin pun juga dialami Ratna Manggali. Menghadapi permohonan Bahula, sang suami, ia harus memilih : ibunya yang sangat dicintainya yang telah menebar teluh atau keselamatan rakyat banyak. Tapi seperti banyak cerita rakyat dimana kebaikan menang lawan kejahatan, Empu Bahula pun akhirnya bisa tahu rahasia ilmu Calon Arang dan melawan Calon Arang dengan gagah berani.
Ada banyak versi tentang akhir hidup Calon Arang. Ada yang bilang Calon Arang akhirnya mati, tamat riwayatnya. Ada juga yang bilang, Calon Arang sempat di ruwat sehingga ruhnya bisa diterima kahyangan.
Kecurigaan masyarakat desa baru terbukti kemudian setelah peristiwa pelecehan terhadap Ratna Manggali oleh Rakajasa, putra kepala desa yang ingin menjadikan Ratna sebagai istri ketiganya. Pelecehan itu membuat murka Calon Arang. Ia lantas mengutuk seluruh desa dengan menyebarkan wabah penyakit menular yang mematikan.
Wabah ganas itu akhirnya sampai juga ke Daha, ibukota kerajaan Kahuripan yang dipimpin Airlangga. Sang Raja risau dibuatnya dan lalu mencari upaya mengatasi kutukan tersebut. Ia bertambah gundah setelah mengetahui bahwa ternyata si penyebar kutuk adalah ibu kandungnya sendiri.
Ya, Calon Arang ternyata adalah ratu kerajaan Bali yang melarikan diri ke Jawa bersama putrinya, Ratna Manggali, adik kandung Airlangga, karena dituduh mempraktikkan ilmu desti (ilmu hitam).
Riwayatnya dulu, Calon Arang, selagi masih bernama Mahendradatta, adalah putri raja Kahuripan. Ia kemudian menikah dengan Dharmodayana, raja Bali dari keturunan Warmadewa. Sedangkan kakaknya, Dharmawangsa naik takhta sebagai raja Kahuripan menggantikan sang ayah.
Dari perkimpoiannya dengan raja Bali itu, lahirlah Airlangga yang kemudian hijrah ke Daha dan menikah dengan sepupunya sendiri, putri Dharmawangsa untuk akhirnya mewarisi takhta kerajaan tersebut.
Kini, sang raja muda gundah-gulana dilanda dilema. Di satu sisi, ia harus menyelamatkan kerajaan dan rakyatnya dari bencana mematikan itu, di sisi lain, itu berarti ia harus melawan ibu kandungnya sendiri sebagai si pembuat bencana. Sungguh pilihan yang sulit.
Konflik batin Airlangga inilah yang coba diangkat oleh Femmy dalam bukunya. Bagaimana seorang pemimpin seperti Airlangga harus bersikap menghadapi kezaliman yang dilakukan oleh ibundanya sendiri? Ia pun mengatur siasat dengan mengutus sahabat setianya, Bahula, untuk menikahi Ratna Manggali. Airlangga berharap, lewat Ratna Manggali, rahasia kesaktian Calon Arang akan bisa terungkap.
Akibatnya, perang batin pun juga dialami Ratna Manggali. Menghadapi permohonan Bahula, sang suami, ia harus memilih : ibunya yang sangat dicintainya yang telah menebar teluh atau keselamatan rakyat banyak. Tapi seperti banyak cerita rakyat dimana kebaikan menang lawan kejahatan, Empu Bahula pun akhirnya bisa tahu rahasia ilmu Calon Arang dan melawan Calon Arang dengan gagah berani.
Ada banyak versi tentang akhir hidup Calon Arang. Ada yang bilang Calon Arang akhirnya mati, tamat riwayatnya. Ada juga yang bilang, Calon Arang sempat di ruwat sehingga ruhnya bisa diterima kahyangan.