Cerita-cerita pencerahan....!!

Gen13th

New member
Maaf sebelumnya....
Saya tidak bermaksud menimbulkan "sara", menghina atau tidak menghormati umat beragama khususnya Agama Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu juga umat beragama yang tidak tersebut diatas....
Sekali lagi saya mohon maaf....

Cerita-cerita ini hanyalah sekedar untuk mengendurkan urat syaraf yg memang sudah tegang untuk urusan dunia, tidak ada salahnya untuk membaca cerita agar bisa tertawa sekaligus menangis dalam 'wujud' diri ini...

Semoga dengan cerita-cerita ini kita semua serta guest disini mendapatkan setitik sinar atau pencerahan yg menjadi dasar dalam diri ini...amin..amin

Suara Keledai​

MULLA telah bersumpah tidak akan meminjamkan keledainya. Ketika suatu sore kawannya datang ke rumahnya untuk meminjam keledainya. Mulla berkata keledainya tidak ada di rumah.
Tapi saat itu pula keledai itu, yang diikat di halaman belakang, mulai bersuara.

"Katamu keledai itu tak ada di sini," kata si kawan, "Kalau begitu itu suara apa?"


"Aku heran padamu," kata Mulla, "setelah empat puluh tahun bersahabat kamu masih tidak mempercayai kata-kataku, dan lebih mempercayai suara keledai."


apabila ada cerita-cerita yg bagus untuk di share mohon diletakkan di thread ini sehingga tidak susah mencarinya...


 
KISAH PARA BURUNG

Berkumpulah seluruh jenis burung di dunia ini untuk mencari keberadaan dari Sang Raja Burung yaitu Simurgh. Burung Hud yang sudah pernah melihat Sang Raja tersebut berkata kepada sesiapa yang ingin menemukan Sang Raja Burung maka ikutilah sang Burung Hud. Dan dia senantiasa menceritakan keindahan, kemegahan, keagungan Sang Raja tersebut, sehingga memikat para burung untuk mengikutinya berjalan menemui Sang Raja Burung tersebut.
Memang dari dulu Burung Hud identik dengan Guru Pembimbing / Pir dari para kaum burung di dunia ini. Maka berkumpulah seluruh burung dibawah pimpinan Burung Hud untuk berjalan menuju Sang Simurgh.
?Perjalanan ini teramat bahaya, biarlah kalian serahkan diri kalian sepenuhnya kepada bimbingan dari ku, karena perjalanan ini hanya dapat ditempuh oleh dia yang sudah pernah sampai kepada Singgasana Sang Simurgh itu sendiri. Begitu pula dulu aku saat dibawa oleh pendahulu ku. Perjalanan ini menempuh 7 lembah (7 langit, 7 lapis kesadaran, 7 hijab, 7 maqam, 7 lata?if ) yang penuh tipudaya, bila kalian tersesat , cukup ingatlah akan diriku, niscaya kalian akan selamat?. Kata burung Hud
Setelah itu terbanglah koloni burung tersebut melintasi lembah pertama.

Pada lembah pertama beberapa burung beristirahat karena merasa kecapaian dan ingin menikmati suasana perjalanan dan minum sebentar dari air lembah tersebut. Disinilah masuk bisikan awal ke qalbu para burung itu untuk berhenti sejenak. Setelah mendapat bisikan tersebut, mereka yang terlena dan beristirahat kini mereka merasa menikmati keadaan di lembah tersebut tanpa mengingat pesan burung Hud.
Sedangkan burung Hud terus terbang bersama koloninya dan melewati begitu saja lembah pertama itu.

Selanjutnya mereka yang selamat dari bisikan2 di lembah pertama kini telah memasuki lembah ke dua. Mereka menemui keindahan lembah kedua sebagai keindahan yang dirasakan oleh naluri hewani mereka, kenikmatan ragawi dan insting mereka. Burung bulbul menemukan bunga yang teramat indah dan terpikat oleh bunga di lembah tersebut. ?Ah cukup sudah perjalanku, inilah keindahan yang dijanjikan, inilah surga yang ada di kisah para burung terdahulu, biarlah aku disini saja?.
Burung Hud berusaha membujuk terus, namun burung Bulbul sudah terlanjur menutup mata hatinya dan melupakan janjinya agar mempercayakan sepenuhnya pada burung Hud dalam perjalanan ini.
Burung Hud berfikir daripada ia mengorbankan ribuan burung yang ada dibelakangnya, maka ia memilih untuk meninggalkan burung Bulbul dan meneruskan perjalanan.

Maka masuklah mereka pada lembah ke tiga, lembah yang penuh angkara murka, penuh kemarahan. Mereka yang lupa pada pesan burung Hud terpancing turun ke lembah karena penasaran. Dan mereka pun seketika menjadi gila, mengamuk, saling mematuk dan membunuh. Maka berkuranglah lagi jumlah burung2 yang mengikuti burung Hud meneruskan perjalanan menuju ke lembah ke 4.

Dari kejauhan mereka melihat lembah ke-empat adalah tempat yang dipenuhi makhluk2 yang hidup dalam kedamaian, senatiasa senyum bahagia, hidup berkecukupan dalam segi materi dan yang lainnya. Maka beberapa burung pun tergerak hatinya ?Indahnya kebahagiaan kaum disini, inilah kedamaian, kekayaan, kebahagiaan sejati, sedangkan kita masih berhari2 lagi dalam kelelahan dan cobaan untuk menemukan Sang Raja Simurgh yang belum jelas keberadaaannya?. Aku sangat Iri pada kaum disini?. Maka turunlah beberapa burung yang terkena bisikan tersebut, mereka terjerumus karena rasa iri mereka terhadap lembah yang indah namun penuh tipudaya Iri bagi kaum yang melintasinya.

Sisa rombongan burung terus terbang melintasi lembah ke lima dan kini telah berada diatas lembah tersebut tanpa ada gangguan apapun. Dari beberapa burung yang ada mereka masih terngiang2 akan nasib kawannya yang tertipu di lembah2 sebelumnya dan mereka berfikir ?Aku sudah menang melewati 4 lembah dan menang daripada teman2ku yang tertinggal dilembah2 belakang. Ini membuktikan bahwa kualitas ku sudah seperti Burung Hud Sang Pembimbing kita? ???ssssssshhhhtt??.. masuklah bisikan halus yang bernama Kesombongan kedalam dada beberapa burung tersebut. Seketika hilang akal sehat mereka dan mereka turun kelembah ke lima tersebut dan menginjak2 tanah lembah tersebut sambil memaki ?Wahai lembah ke lima , inilah aku! Aku tak terpengaruh oleh tipu daya mu dan teman2mu lagi, aku sudah menang!?
Sementara mereka merayakan kemenangan dilembah itu dalam kesombongannya, mereka tertinggal oleh rombongan yang terus teguh melintasi lembah itu tanpa menengok kebelakang.

Kini burung Hud dan kaumnya yang tersisa melewati lembah ke enam, dimana dilembah memiliki hawa yang membuat logika/ akal/ otak ragawi mereka berkembang teramat kuat, sehingga saking kuatnya otak ragawi ini menutupi rasa cinta mereka pada Simurgh Sang Raja Burung yang sebelumnya sangat menggebu-gebu. Logika mereka yang teramat kuat mulai menghitung untung rugi yang didapat dari perjalanan ini, perjalanan yang meletihkan, perjalanan tanpa tujuan yang jelas, yang hasilnya tak tahu untuk apa. ?Iya yah, kenapa pula kita pergi meninggalkan anak istri kita, untuk menemui Sang Raja??? Lantas kalau sudah ketemu Raja kita mau apa ?? ?..Astaga, kita teramat merugi dalam perjalanan ini.!! Alangkah baiknya kita kembali ke rumah kita saja, mengurus anak istri. Biarlah burung Hud dan yang lain meneruskannya sendiri, dan biarkan mereka menceritkan hasilnya nanti?.
Dengan air mata berlinang dan hati yang hancur Burung Hud meninggalkan mereka untuk meneruskan memimpin kaum-kaumnya yang setia mencari Sang Simurgh? Burung Hud menangis karena ia telah menganggap para Burung2 yang telah berjalan bersamanya lebih ia cintai dari anak kandungnya, dalam hati ia selalu menyebut para pengikutnya itu sebagai ?Anak-anaku yang ku kasihi?. Begitulah cinta kasih seorang Pembimbing sejati??.
Begitupula para burung memanggil Burung Hud sebagai orangtua mereka ?oh Ayahku? kata mereka.
Begitulah hubungan kasih yang teramat agung antara mereka yang terjalin setelah melintasi lembah2 cobaan tersebut.

Kini para kaum burung dibawah pimpinan Burung Hud melintasi kelembah terakhir, lembah ke tujuh, lembah terakhir, stasiun terakhir. Ketika melintasi lembah ini terjadi keanehan lagi. Tubuh ragawi para burung terasa tercabik2, sakit, seperti disayat-sayat dan ruh serasa terlepas dari tubuh, namun terkadang datang sensasi yang lain seperti rasa ringan dan sebagainya.
?Oh mengapa ini rasanya.. sakit sekali? namun mereka percaya sepenuhnya oleh kata2 burung hud , ?Tenang dan sabarlah kuatkan diri kalian teruslah terbang mengikutiku, dibalik lembah ini disanalah Istana Simurgh disana semua rasa akan terlewati?.
Para burung berjuang sekuat tenaga melawan keterbatasan ragawinya. Disinilah Keseluruhan Tubuh / Kullu Jasad diuji.
Setelah mereka berhasil mengalahkan segala rasa / sensasi yang datang dan mengalihkan segenap kesadarannya kepada kesadaran Ruhani mereka?? lantas?. Semuanya terasa sangat ringan, karena mereka sudah tak terikat pada ragawi-nya semata lagi. Kesadaran tubuh yang berasal dari lumpur tanah ini sudah mereka lewati.
Dan mereka terus terbang melintas melewati lembah tersebut.
Bersamaan dengan terlepasnya dari keterikatan ragawi, Kini ego para burung sudah terkikis habis, sudah hilang Ter?Nafi?kan, yang kekal dan di?isbat?kan oleh mereka tinggallah kerinduan yang teramat dahsyatnya pada perjumpaan dengan Simurgh. Dan bahkan kesadaran Sang Raja Simurgh pun mulai bersemayam didalam jiwa para burung tersebut.

Dibalik lembah ke 7 itu berdiri istana Yang teramat Megah, temboknya terdiri dari pahatan berlian yang melebihi seluruh keagungan alam semesta dan dijaga oleh para pengawal yang Gagah perkasa.
Istana ini hanya dapat dihampiri oleh dia yang Telah mengikis semua sifat dan tipu daya diri yang tercermin pada ke 7 lembah sebelumnya. Segala tipuan dari Bisikan Waswas Qalbu, tipuan Kenikmatan Nafsu Hewani, tipu daya Angkara Murka , rasa Iri , Keangkuhan/Kesombongan , Logika akal ragawi , dan Keterikatan Pada Jasmani.
Para burung yang tinggal tersisa sangat sedikit merasa lelah dan berhenti didepat pintu masuk istana. Lantas mereka dihardik oleh penjaga Istana Simurgh tersebut. Namun karena kelelahan yang teramat sangat mereka pasrah dan tidak memperdulikan hardikan para penjaga istana tersebut. Lantas seketika para penjaga melihat kehadiran burung Hud yang mereka kenal, para penjaga langsung mempersilahkan masuk para burung tersebut kedalam istana.

Rasa kerinduan , penasaran , dan cinta yang meluap2 meliputi semua burung yang hadir dalam penantian akan perjumpaan dengan Sang Simurgh?? seperti apakah Ia, bagaimanakah WujudNya? bagaimanakah sifat Sang Raja?
Namun?. Setelah berhampir menemui Sang Raja Burung tersebut, mereka terkejut terpana?.
Mereka teramat mengenali Sang Raja , dan Ternyata Sang Raja Simurgh adalah cerminan dari Diri mereka sendiri, cerminan sejati Diri mereka?.. dan Sang Raja yang dicari itu rupanya sebenarnya tidak pernah terpisahkan dari mereka, hanya saja mereka tidak menyadari kehadiranNya yang selama ini ada terus bersama mereka.. karena selama ini cermin diri mereka masih kotor.
Ya, rupanya perjalanan bersama burung Hud untuk Mencari Sang Raja itu sama dengan perjalanan Mengenal Diri sendiri..
Mereka teringat petuah burung2 bijak jaman dulu ?Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Rajanya/Tuhannya? dan ?Kenali diri didalam diri?
Dan yang teramat bahagia tentulah sang burung Hud, karena ia telah menuntaskan tugasnya dari Sang Simurgh untuk membantu para burung di dunia untuk mengenalNya.


 
Paha Itu, Cahaya itu

Kiai Brodin selalu memberikan jawaban-jawaban berbahaya kepada setiap orang yg menanyainya. Misalnya tentang wanita, seorang lelaki bertanya, ?Kalau memandang seorang gadis memakai rok mini, mengapa lelaki tergoda??

Sang Kiai menjawab dgn suara tegas, ?Karena lelaki silau menatap cahaya wajah Allah. Apalagi pada hakikatnya lelaki itu lebih lemah daripada wanita.?

?Wahai Pak Kiai,? sahut lelaki itu, ?Satu kalimat saja aku tidak paham. Janganlah dua. Mohon jelaskan dulu yg pertama.?

Sang Kiai Brodin menumpahkan air mancur pemikirannya. ?Dari paha wanita.? Katanya, ?Memancar cahaya Allah. Terutama paha yg mulus warnanya. Jangan tersinggung dulu. Jangankan paha wanita, sedangkan matahari yg tingkat makhluknya dua tingkat lebih rendah dibanding dengan manusia pun diperkenankan oleh Allah untuk mewakili perwujudan cahayanya ke planet-planet serta ruang semesta di sekitarnya. Bahkan daun-daun menjadi hijau karena cahaya. Pada suatu saat warna hijau itu sirna, tetapi cahaya Allah tetap kekal adanya. Juga batu-batu, telaga, minyak bumi, sejarah dan peristiwa-peristiwa. Semua itu memantulkan cahaya-NYA."

Cuma harus dibedakan antara cahaya sebagai raga dgn cahaya jiwa. Cahaya jasmani dan cahaya rohani. Bedanya lagi, cahaya Allah yg dititipkan kepada matahari boleh memancar ke mana saja secara telanjang dan dgn begitu menjadi rakhmat kehidupan. Sedangkan cahaya yg dijatahkan kepada tubuh dan hakikat wanita, hanya boleh dipancarkan melalui Surat Nikah. Kalau tanpa tarikat pernikahan, cahaya itu menjadi mudarat alias malapetaka. Oleh karena konsep Tuhan memang demikian sejak semula, maka dalam hal zina Allah bukannya berfirman ?Jangan berzina!? melainkan ?Jangan dekati zina!? Artinya, segala kreativitas budaya yg mengorientasikan perilaku manusia menuju kemungkinan perzinaan, tidak diperkenankan oleh Tuhan. Larangan itu semata-mata agar hidup manusia tidak terlalu celaka. Kalau tuhan sendiri sih tidak rugi apa-apa, cuek aja biar di depan mata-NYA melintas penari telanjang dari filipina atau butterflies Ancol menyingkap-nyingkapkan roknya sambil menunjuk ?pusat kosmos?-nya dan berkata, ?ini Seda loh Maaas!? sekali lagi tuhan ga? butuh apa-apa, tidak tergiur, tidak menyesal, tidak untung, tidak rugi.?

Si lelaki penanya, karena merasakan semacam ?kerisian kultural? jadi bukan kerisian religius, segera memprotes, ?Mengapa Pak Kiai mencampur-adukkan tuhan dgn soal pornografis begitu??

Sang Brodin tertawa, ?Apa yg tidak diliputi Allah? Apa yg tak di dalam Allah dari segala semesta ini? Tuhanlah yg menciptakan paha wanita dan meninggikan derajat nilainya bagi dialog kudus antara lelaki dgn wanita. Tuhan pulalah yg merancang ide vagina, ovum dan sperma dan meletakkan sebagai kartu amat penting bagi kelangsungan sejarah umat manusia. Yang mana yg pornografis? Pornografis yaitu ketika engkau melakukan kekeliruan dalam meramu antara syariat dgn hakikatnya.

Begini, nak. Hakikat ialah realitas alam, syariat ialah realitas sosial. Allah bikin kenyataan-kenyataan alam, termasuk manusia di dalamnya, sambil menyodorkan ranga aturan main bagaimana membangun kenyataan sosial. Aturan nilai itu menentukan apakah perkimpoian antara keduanya akan menjadi malapetaka atau rakhmat, bagi hidup manusia itu sendiri. Sekali lagi, Tuhan sendiri sih bersikap lumrah-lumrah saja. Kalau teater di bumi ini gagal karena aktor aktris manusianya ngaco semua, ya Dia bikin yg lain.

Paha wanita adalah realitas alam. Bagaimana memperlakukan paha wanita, itu bernama atau menghasilkan realitas sosial. Kalau seorang suami mengelus-elus dan mengendus-endus paha istrinya di kamar pengantin sampai sesak nafas, tidaklah terjadi peristiwa pornografis apa pun. Pornografi baru terjadi kalau engkau mengintip mereka, sebab ?syariat mengintip?-mu itu melanggar ?hakikat ketelanjangan kasih? mereka. Pornografi juga terjadi ketika paha itu dibukakan bagi lelaki yg bukan suaminya, baik di jalan umum, di depan kamera film, maupun di ranjang prostitusi.?

Si lelaki penanya memotong, ?Mengapa hanya wanita yg sebaiknya tidak memamerkan pahanya, sedangkan kalau ada lelaki telanjang, orang malah lari semua.?

The Brodin terus bersemangat karena tampaknya ia memang selalu asyik untuk memperbincangkan wanita. Jawabnya, ?Karena wanita mewakili keindahan Allah, sedangkan lelaki hanya bertugas menterjemahkan dan menafsirkan keindahan itu.

Dengarlah, Allah meminjamkan keperkasaan kepada lelaki dan menitipkan kelembutan kepada wanita. Di sinilah letak kunci soal rok mini. Cobalah daftarkan apa saja yg lembut di alam ini, misalkan cahaya dan suara. Cahaya itu tidak tampak, sebab yg engkau lihat hanyalah benda yg ditimpanya. Suara tidak terdengar, sebab yg kau dengar hanya perwujudan suara. Hakikat suara justru kau temukan dalam sepi, dalam sunyi, dalam keadaan tanpa raga suara.

Apa artinya itu, nak? Kelembutan senantiasa tersembunyi. Cahaya tidak kelihatan dan suara tak terdengar. Juga keindahan. Seonggok patung di depanmu hanya pengantar keindahannya. Sebait puisi sekedar mewadahi rahasia keindahan di baliknya. Sealunan lagu kau tangkap nada dan iramanya, tetapi keindahannya bersemayam di batinmu sebagai rahasia yg amat susah kauucapkan.

Demikian sejatinya. Allah, kelembutan, keindahan dan wanita, senantiasa menyembunyikan diri dalam rahasia, karena memang itulah syarat keagungan-NYA.

Karena hendak menyingkap wajah Allah, Musa pingsan di bukit Tursina. Dan karena wanita menyingkap sendiri pahanya, pingsanlah kehormatannya, digantung kepribadiannya dan tersembelihlah ketinggian harganya.?


 
Matahari Kembalilah

Katakanlah ada seseorang yang tidak pernah melihat matahari (baginya adalah sesuatu yang baru)....maka ia senang sekali melihatnya sampai-sampai, ketika matahari tersebut tenggelam..dia menangis dan menyesal hanya melihat cuma sebentar katanya...

Tertawalah temannya, "Jangan bersedih temanku, senyumlah."
"Sebenarnya engkau sungguh lugu teman, tapi ketahuilah bahwa sebenarnya kitalah yang kadang selalu meninggalkan (melewatkan indahnya) matahari.
Bukan matahari meninggalkan kita...karena apabila kita bangun esok pagi pasti matahari lebih indah lagi...


 
Makamkan Aku Dalam Makam Tua

Nashruddin berpesan kepada keluarganya agar setelah meninggal ia dimakamkan di sebuah makam tua. Keluarganya bertanya, ?Mengapa demikian?? Ia menjawab, ?Bila dua malaikat maut datang kepadaku untuk bertanya, aku jawab, ?Aku sudah lama dalam makam ini dan sudah pernah ditanya.?
Ketika mereka melihat makamku, maka mereka membenarkan perkataanku, sehingga merekapun meninggalkanku. Demikianlah agar aku terhindar dari dahsyatnya pertanyaan mereka dgn cara termudah.?


Nashruddin story...


Sampai Kapan?

Timur Lenk suatu ketika bertanya kepada Nashruddin, ?Sampai kapan manusia melahirkan dan meninggal??
Nashruddin menjawab, ?Sampai surga dan neraka penuh.?




 
Negeri Kaum Beribadah

Di tengah pengembaraan, tibalah aku di sebuah negeri kaum beribadah, namun betapa susah untuk menemukan masjid.
Sepanjang siang aku menyelinapi kampong-kampung tanpa menjumpainya dan jika malam turun termangulah aku di bawah bintang-bintang.

Di manakah masjid? Ketika malam berangkat makin jauh memasuki relung sunyi dan cintanya, kembali aku bersandar di pangkal semesta.
Kemudian tatkala fajar pun merekah, telah berada kembali aku di dunia kecil yg selalu riuh rendah ini sambil tetap bertanya ? di mana masjid?
Siang membakar, aku terduduk lesu di bawah sebatang pohon, hamper tertidur oleh kebuntuan ? ketika seorang tua renta berwajah kumuh menghampiriku.

?Di mana masjid?? ? tergagap aku bertanya, dijawab langsung olehnya dengan pertanyaan yg ruwet, ?Kenapa engkau bertanya tentang masjid dgn bertanya tentang masjid??
Tentulah aku ini sedang berhadapan dgn seseorang yg bingung hidupnya, ?Aku bertanya tentang masjid? ? kataku ? ?Bukankah pertanyaanku amat sederhana??

Kesal aku dibuatnya. ?Aku bertanya di mana masjid seperti aku bertanya di mana pasar, di mana gedung pemerintah, di mana sungai atau kamar kecil!? ? suaraku mengeras.
Orang sinting ini pun tertawa riuh, ?Alangkah pendek pengembaraanmu! Masjid ialah tempat bersujud. Dan yg namanya tempat itu tidak harus ruang, bangunan, bentuk, dinding, tiang atau hiasan-hiasan. Ia bisa saja sebuah perbuatan, sekecil apa pun. Setiap perbuatan untuk Allah adalah masjid bagi nilai hidupmu??

Aku hendak memotongnya karena aku ini tergolong orang yg kurang bisa menghormati siapa pun saja yg berpikiran etrlalu mewah. Tapi kata-kata lelaki gila itu terus mengguyur bagai hujan.
?Manusia tak punya hak untuk bertanya tentang masjid, karena ia tak punya kemampuan untuk melihat masjid kecuali yg bersemayam di dalam dirinya sendiri, karena memang tak ada orang lain yg sanggup melihat apakah seseorang sungguh-sungguh menyembah Allah atau tidak. Kalau engkau menyaksikan beribu-ribu orang yg mensujudkan badannya di bangunan besar berkubah yg disebut masjid, bisa tahukah engkau apakah jiwa mereka sungguh-sungguh bersujud?.??

Kubiarkan ia menyelesaikan guyuran hujannya, ?Masjid itu bukan di mana atau tak di mana. Bukan ada atau tak ada. Melainkan terjadi ataukah tak terjadi. Kalau engkau bersujud, dalam sembahyang maupun dalam setiap pekerjaanmu, maka terjadilah ia. Adapun bangunan, itu tinggal benda??..?
Kali ini aku terpaksa memotongnya. Aku katakan kepadanya bahwa derajatku terlampau rendah untuk diajak berbicara oleh seorang yg barangkali?.Sufi seperti ia.

Ia malah tertawa keras bagai seorang pemabuk, ?Aku bukan sufi!? katanya, ?Sufi itu omong kosong. Kuminta kau jangan ganggu aku dgn merk dagang apa pun.

Aku tak bernama. Aku sudah tak bernama. Aku tak ada. Kau jangan gila. Bagaimana mungkin aku ada. Aku tak punya kemungkinan untuk mengada. Aku tak punya kesanggupan untuk ada. Aku hanya diadakan. Oleh karena itu sesungguhnya tak ada?????.?


 
Cerita Nashruddin


Tunggulah Aku, Bagaimana Aku Menipumu

Ada seorang pemuda mengklaim dirinya tidak dapat ditipu.
Maka Nashruddin berkata kepadanya, ?Tunggulah aku disini! Akan kutunjukkan bagaimana aku menipumu.? Lalu Nashruddin pergi meninggalkannya. Beberapa saat kemudian pemuda itu pun bosan menunggu Nashruddin.
Bahkan sudah beberapa jam lamanya menunggu, tapi Nashruddin belum juga menampakkan batang hidungnya.
Akhirnya ditinggalkanlah tempat tersebut. Di tengah perjalanan pemuda tsb bertemu dgn teman-temannya. Ia menceritakan apa yg dilakukan Nashruddin kepadanya.
Teman-temannya tertawa mendengarnya dan salah seorang berkata, ?Dasar tolol, itu namanya dia menipumu!?




Simpul Pengobatan

Nashruddin berkata suatu hari, ?Simpul pengobatan adalah hangatkan kaki, dinginkan kepala, perhatikan menu makananmu dan jangan berpikir terlalu panjang akan hal yg menyusahkanmu !?



Para Pemuka Tidak Biasa Berkata ?Berikan?​


Bersama dgn beberapa orang pemuka, Nashruddin berwisata ke sebuah hutan.
Setelah makan siang, masing-masing berdiri membasuh tangan di sebuah telaga yg lumayan besar.
Tanpa sengaja, pemuka daerah setempat tergelincir hingga tercebur ke dalam telaga dan nyaris tenggelam. Mereka yg ada di sana saling berlomba untuk menyelamatkannya dan berseru, ?Berikan tanganmu!?
Namun pemuka tersebut tidak memberikan tangannya. Nashruddin melihat hal itu dan berteriak kepada mereka, ?Menyingkirlah kalian karena kalian tidak tahu cara untuk menyelamatkannya. Ia nyaris tenggelam, sehingga tidak dapat mendengarkan ucapan kalian. Para pemukatidak biasa menggunakan kata ?berikan?, tapi mereka biasa menggunakan kata ?ambillah?. Lihatlah bagaimana aku akan segera menyelamatkannya!?
Maka Nashruddin mendekat kearah pemuka tersebut dan berkata, ?Bakar Afandi, ambillah tanganku!? Seketika itu juga Bakar berkata, ?Semoga Allah meridhai Anda, wahai saudaraku!? lalu ia pun berpegangan pada lengan Nashruddin dan selamatlah ia.


 
KISAH EMPAT LILIN

>>>> Ada 4 lilin yang menyala,
>>>> Sedikit demi sedikit habis meleleh.
>>>> Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah
>>>> percakapan mereka
>>>>
>>>> Yang pertama berkata: "Aku adalah Damai." "Namun
>>>> manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku
>>>> mematikan diriku saja!"
>>>> Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
>>>> Yang kedua berkata: "Aku adalah Iman." "Sayang aku
>>>> tak berguna lagi." "Manusia tak mau mengenalku,
>>>> untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala."
>>>> Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
>>>>
>>>> Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:"Aku adalah
>>>> Cinta" "Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala."
>>>> "Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku
>>>> berguna."
>>>> "Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang
>>>> mencintainya, membenci keluarganya. "
>>>> Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin
>>>> ketiga.
>>>>
>>>> Tanpa terduga...
>>>> Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan
>>>> melihat ketiga Lilin telah padam.
>>>> Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: "Ekh
>>>> apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku
>>>> takut akan kegelapan!"
>>>>
>>>> Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
>>>> Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
>>>> Jangan takut,
>>>> Janganlah menangis,
>>>> selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat
>>>> selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
>>>>
>>>> " Akulah H A R A P A N "
>>>> Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin
>>>> Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin
>>>> lainnya.
>>>>
>>>> Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.
>>>> yang ada dalam hati kita....dan masing-masing kita
>>>> semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak
>>>> tersebut, yang dalam situasi apapun mampu
>>>> menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan
>>>> HARAPAN-nya!
 
4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup

"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita
untuk tumbuh" (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,
hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai
seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan
masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan
cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan
sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.
Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang
dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi
satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia
ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi,
rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa
tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini
perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan
hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.
Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan
dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika
situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu
menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa.
Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya
menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam
hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi
tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah
Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu,
dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera
melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai
lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan
terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini
karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih
termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat
ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya
teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu
biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah,
sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah
yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang
kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru
dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke
daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun
netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun
kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam
daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada
musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin
dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap
hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku
tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The
Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini
juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat
dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A
Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah
Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?
Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe
selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola
pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?
 
Ass..ceritaNya bagus..Saya suka Cerita Lilin & burung Bulbul.bner2 mencerahkan hati.U/ saran,tmbah lg cerita yg menarik dunx..
 
ikutan nyimak... biar hati dan pikiran tentram@-->@-->


Walaah... soriiii double post... :D
 
Last edited:
Back
Top