Fylon

RaraYuno

New member
Part 1





“Hey... aku tidak bisa berenang bodoh.” Azura mencoba melepaskan cengkraman kedua temannya Felix dan Catty di kedua pergelangan tangannya.

“Calm down. Kamu pasti bisa kok.” Catty mengedipkan mata sebelah kanannya.

“Heh... Ini kan Forbidden Lake. Kamu pikir aku bodoh? Menurut isu yang sudah bisa berenang disini tapi tidak bisa kembali selamanya.” Dengus Azura sambil mencoba menahan ajakkan kedua temannya itu.

Aku bisa mati muda kalau begini caranya !

“Az, tenang saja. Kami ada di sampingmu kok. Kamu tahu? Cuma danau ini satu-satunya cara agar kamu pandai berenang seperti kami.” Felix mencoba menenangkan.

“Lagian, dua minggu lagi ujian semester. Memangnya kamu mau apa? Nilai berenangmu jelek terus?” Tambah Catty sambil memandang sinis wajah tirus mungi, mata merah, dan rambut berwarna hijau tebal nan panjang milik Azura.

Azura, aku sangat iri dengan kecantikan alamimu !

“Heh... bukan keinginanku bodoh ! siapa juga yang mau tidak pandai berenang hah?” Azura mendelik sebal ke arah Catty lalu beralih ke arah Felix. Felix hanya cekikikkan, sedangkan Catty membuang nafas kesal.



Dengan terpaksa Azura membiarkan badannya terseret oleh obsesi kedua temannya ini. Well, mengingat ketidak mampuan Azura berenang. Ya, mau apa dikata... Payah tetaplah payah.



Byuuur.



Tanpa sepengetahuan Azura, Felix dan Catty membanting badan Azura ke dalam air. Catty hanya tersenyum berharap kemampuan alami yang dimiliki oleh manusia berfungsi sebagai mana mestinya pada Azura. Sedangkan Felix, dia hanya menatap air dengan raut datar. Dalam hatinya dia berharap Azura tidak sebodoh yang teman-temannya katakan.

Didalam air, Azura hanya membelalakkan matanya. Takut akan kenyataan bahwa dia akan mati konyol. Badannya serasa kaku dan membatu untuk digerakkan. Ia terjatuh sangat dalam seakan tidak ada ujungnya. Yang dia lakukan hanyalah berdoa semoga Catty dan Felix menyusulnya.



Byuur.

Byuur.



Catty dan Felix menyusul Azura.



“Az ! Az ! kamu dimana?” Tanya Catty panik.



Felix pun mencoba memanggil Azura. Catty mencoba berenang ke dalamnya danau untuk mencari sesosok Azura. Felix berenang kesana-kemari berharap menemukan Azura dalam keadaan hidup.



“Konyol kalau kamu tenggelam Az disini tidak dalam.” Desah Felix dengan nada frustasi sambil menjambak rambut berwarna keperakan miliknya.



Catty yang mencari di dalamnnya Air sudah hampir kehabisan nafas, dengan cepat ia berenang ke permukaan. Setelah sampai ke permukaan, Catty menghirup nafas sebanyak-banyaknya seakan takut paru-parunya tidak terisi udara. Felix menatap Catty dengan tatapan ‘Aku harap kamu jangan bilang sebaliknya dari yang kita inginkan’.



“Azura...”

“Cukup. Aku tidak mau dengar yang aneh-aneh. Kita possitive thinking aja dulu.” Potong Felix dengan cepat.

“Sebaiknya sekarang aku yang menyelam, kamu yang cari diatas oke?” Setelah memberikan arahan Felix langsung menceburkan dirinya ke dalam danau. Begitupun dengan Catty yang langsung berenang kesegala arah.





Azura merasa dirinya tenggelam terlalu dalam. Karena, setelah di tunggu-tunggu Catty dan Felix seakan sengaja tidak menolongnya. Udara yang ia rasa semakin menipis, membuat nafas Azura sudah hampir tersengal. Dengan gerakan alami saat terdesak Azura menggerakkan kedua kakinya menuju ke permukaan, mengingat air danau terasa perih saat dia membuka matanya. Azura menutup matanya. Setelah sampai ke permukaan Azura menghirup udara sebanyak-banyaknya tanpa membuka matanya.

Azura menggerakkan badannya berenang kesana dan kemari tanpa dia sadari. Seakan menyadari sesuatu Azura membuka matanya lalu melihat badannya sedang berenang dengan lincahnya. Tersungginglah senyum cantik di bibir Azura.



“Catty ! Felix ! aku bisa berenang !” Teriak Azura dengan girangnya.



Tidak ada sahutan dari kedua temannya itu. Azura langsung mengedarkan pandangannya. Dahinya mengernyit tidak mengerti. Mengapa? Dia bisa berada di tempat yang berbeda dengan tempat sebelumnya.



“AKU DIMANA?” Azura mengedarkan pandangannya. Pemandangan yang berada didepannya berbanding seratus delapan puluh derajat berbeda dengan Forbidden Lake. Tempat ini lebih asri dan indah dan menyejukkan mata. Udaranya masih jernih tidak menyesakkan. Pohon-pohon yang rindang dan akarnya mencuat keluar. Bahkan ada akar yang terendam air danau. Bunga-bunga aneh namun indah dipandang mata beraneka ragam berada di pinggir danau. Seakan memberi isyarat untuk di petik.



Tanpa Azura sadari, ada sosok yang memperhatikkan tingkahnya dan berdiri di pinggir danau ini menatap Azura dengan tatapan yang sulit di artikan. Azura merasa ada yang memperhatikannya. Dengan cepat dia berbalik ke arah sosok tersebut. Sosok hitam tertutupi oleh pohon dan bertubuh tinggi yang Azura lihat. Seakan takut dijahati, Azura menceburkan dirinya kedalam danau lagi.



“Mati lebih baik ! daripada tersesat didunia antah-berantah macam seperti ini.”



Azura berenang terus menerus kedalam danau. Namun, tanpa Azura sadari ada yang menariknya lagi kepermukaan. Azura berontak, ia berteiak sekuat tenaga. Karena berteriak. Azura kehabisan nafas. Ia menutup matanya perlahan.



“Semoga aku diterima disurga.” Azura berdoa dalam hati. Lalu gelap menyerang Azura.



Badan Azura sudah tergendong ala bridal style oleh sosok yang parasnya sangat menawan. Azura di baringkan dengan hati-hati di atas rerumputan. Sosok iru memandangi Azura penuh minat. Dengan gerakan cepat sosok itu mencium bibir pucat Azura. Digigitnya bibir bawah milik Azura, refleks Azura membuka mulutnya. Sosok itu memainkan lidahnya di rongga mulut Azura. Dengan lihai sosok itu menindih tubuh ramping Azura. Ditekannya kepala Azura agar tidak menjauh dari pautan ciumannya.

Setelah beberapa waktu berlalu. Azura tersadar lalu membelalakkan matanya karena kaget.



My fist kiss !



Azura menggigit lidah sosok yang sedang menciuminya. Sosok itu tersentak. Lalu terdiam beberapa saat. Azura mendorong sosok itu menjauh dari badannya.

Dengan nafas yang tersengal-sengal, Azura menatap sosok itu.



Cantik !



Azura melengguh dalam hati karena terpikat akan pesona mahluk cantik yang berada didepannya. Rambut cokelat muda alias pirang panjang terurai selutut, mata yang berwarna hijau toska, bulu mata yang lentik, halis yang tebal namun terlihat seperti diukir, bentuk wajah yang tirus seakan pas membingkai wajah indahnya. Selain dari nilai plus akan wajahnya yang menawan. Badannya yang ramping membingkai pas di tubuhnya. Sosok itu hanya tersenyum melihat tingkah Azura yang sudah terpesona akan auranya.

Sungguh sangat beda sekali dengan wajah Azura yang terlihat biasa saja. Hanya bola matanya yang berwarna merahlah dan rambut panjangnya yang bewarna hijau yang membuat dirinya sangat unik dan lain dengan para manusia pada umumnya.

Azura membuang muka dengan sebal sambil memegang bibirnya yang masih terasa hangat. Setelah itu, keheningganpun menghinggapi mereka berdua. Azura yang sibuk dengan pemikirannya tersentak.



Mahluk cantik ini mencuri first kiss ku !

“Siapa namamu?” Sosok itu mengeluarkan suara merdu untuk memecahkan keheningan.



Cih, bukannya minta maaf mencium orang seenaknya. Malah bertanya ‘Siapa namamu?’. Tidak tahu apa? Mencuri first kiss yang berharga bagiku apa? Sialan! Azura bergumam dalam hati.



“Hey mahluk antah brantah ! kamu tidak merasa salah hah !” Azura berdiri lalu menatap sengit kearah sosok itu. Tapi sosok itu malah tertawa dengan suara merdunya.

“Aku bertanya, kamu tidak menjawab.” Sosok itu bukannya menjawab pertanyaan dari Azura malah dengan santai ia layangkan sebuah pertanyaan lagi kepada Azura.

Benar-benar mahluk yang menyebalkan !

Sangat menyebalkan.

“Apa peduliku.” Azura mendelikkan matanya.



Merasa ditolak sosok itu mendekati Azura dengan pandangan yang tidak bisa dibaca apa maksudnya oleh Azura, refleks Azura berjalan mundur beberapa langkah kebelakang.



“Hentikan !” Azura berteriak.

“Ya tuhan, mahluk sepertimu ada yang galak juga ya?”

“Apa maksudmu hah?”

“Ya, biasanya mahluk yang berasal dari duniamu itu penurut. Dan Cuma kamu yang galak. Sepertinya aku tertimpa kesialan.” Desah sosok itu dengan membuang nafas yang terasa berat baginya. Mendengar perkataan yang menyinggung hatinya, Azura mengcengkeram baju sosok itu dengan erat.

“Aku yang tertimpa kesialan ! Kamu lancang menciumku bodoh !” Azura memberikan death glarenya sambil menghentak-hentakkan kakinya.

“Astaga... ada ya mahluk sepertimu.”

“Berhenti memanggilku mahluk oke? Aku manusia bodoh !” Azura makin mengeraskan cengkramannya. Sosok itu malah terlihat santai sambil memandang kagum kearah Azura.

“Oh, mahluk sepertimu namanya manusia. Aku baru tahu.” Sosok itu berkata dengan polos dan mengelus-ngelus dagu dengan tangan kanannya. Azura makin geram dengan mahluk yang berada didepannya.

“Memangnya kamu mahluk apa hah?” Raung Azura.

“Aku Fylon cantik.” Sosok itu menyunggingkan senyum.

“Heh ! Aku bertanya kepadamu. Mahluk apa kamu ini ? Bukan menanyakan namamu.” Azura menginjak kaki sosok itu dengan keras.

“Aww... kamu ini manusia galak. Sudah kubilang aku ini Fylon. Kalau nama, namaku adalah Lucas.” Mendengar penuturannya, Azura hanya mengernyitkan dahinya.

Fylon?

Mahluk apa itu?

Mengapa terlihat seperti manusia pada umumnya?

Ya, meskipun manusia tidak memiliki wajah dan tubuh yang menggiurkan seperti sosok didepannya.



Azura memutarkan matanya dengan perlahan. Ia berfikir keras dikepalanya. Lucas gemas melihat tingkah laku Azura, ia memandang mahluk cantik yang berada didepannya. Dengan cepat, tangan kanan Lucas melingkar erat di pinggang Azura.



“Hey mahluk antah brantah lepaskan !” Azura melepaskan cengkramannya di baju Lucas lalu memukul kencang dada Lucas.

“Suruh siapa bertingkah menggemaskan seperti itu. Aku kan tidak tahan melihat mahluk cantik sepertimu bertingkah menggemaskan seperti itu.” Tutur Lucas sambil memegang dagu Azura dengan tangan kirinya.

“Heh ! aku tidak bertingkah menggemaskan seperti yang kamu katakan bodoh ! Aku hanya sedang berpikir.” Azura berkata jujur sambil menghentak-hentakkan kakinya.

“Ya, intinya sama saja.”

“Tidak !”

“Sama.”

“Tidak !”

“Sama.”

“Tidak !!!”

“Sama !”

“TIDAAAAK!!!”

“Sama. Jadi, mahluk cantik siapa namamu?”

“Apa pedulimu.”

“Aku peduli karena kamu calon ibu dari anak-anakku.”

“APA?”

Kegilaan macam apa lagi yang akan menimpaku hari ini.

“Jangan membantah ini sudah peraturannya.” Lucas menggigit bibir bawahnya menahan hasratnya untuk mencium mahluk cantik yang berada dipelukkannya ini. Azura yang melihat tingkah Lucas yang terlihat errr... Sexy menurutnya, hanya menelan ludah.

“Jadi katakan padaku. Siapa namamu.”

“Bukan urusanku !”

“Baiklah, sepertinya kamu harus aku cium dahulu ya?” Lucas mendekatkan wajahnya.

“Azura. Azura namaku.” Azura berkata cepat dan berusaha menyelamatkan second kissnya.

“Nama yang indah seperti yang memilikinya.” Tutur Lucas dengan nada lembut sambil menatap kedua mata Azura.

“Baiklah, mari kita ke rumahku.” Tambah Lucas sambil membimbing Azura beranjak dari tempat itu.



Azura hanya mengikuti Lucas tanpa bantahan. Karena jika ia membantah pasti saja Lucas akan menciumnya tanpa ampun. Membayangkannya saja sangat tidak ingin. Azura membathin.



Setelah berjalan lumayan jauh, Azura membelalakkan matanya. Karena ia melihat Lucas-Lucas yang lainnya berlalu lalang dari hadapannya. Lucas hanya tersenyum simpul melihat tingkah laku Azura.



“Mau bertanya?” Lucas membuka pembicaraan untuk pertama kalinya semenjak perjalanan mereka berdua.

“Um.... Kamu... Eh, tidak ! maksudku kalian... itu... mahluk macam apa?” Tanya Azura dengan hati-hati.

“Kami bangsa Fylon. Bukannya tadi sudah aku katakan.”

“Iya, aku tahu... tapi ini...” Azura menunjuk satu per satu mahluk-mahluk cantik yang berada didepannya.

“Mereka sebangsa denganku.”

“Iya aku tahu, ya tuhan.” Azura memekik sebal.

“Kenapa?”

“Apa kamu tidak paham letak yang aku pertanyakan?” Azura membathin.

“Bagaimana aku bisa paham? Pertanyaanmu saja tidak jelas.” Lucas memutar kedua bola matanya.







***




Tunggu di part selanjutnya ya :)

Pict di dibawah adalah foto dari Azura.

Cocok kan sama Chara yang aku gunain di cerita hohoo >,<

inukami%20red%20eyes%20green%20hair%20necklaces%20anime%20anime%20girls%201280x1024%20wallpaper_www.wallpaperfo.com_77.jpg
 
Daina emang W O W
entah kenapa, aku syirik dengan otaknya yang selalu berkhayal itu -_-
apalagi aku... ampe suaminya aja dijadiin icon novelnya... hayaah~

dan penghayatan tiap karakter mengena bgt... aku ampe nangis baca Deathmaster dia tau huaaaa :(
 
apalagi aku... ampe suaminya aja dijadiin icon novelnya... hayaah~

dan penghayatan tiap karakter mengena bgt... aku ampe nangis baca Deathmaster dia tau huaaaa :(

sama..... akupun nangis ;A;
ahh Dainaaa.... nikin aku kesel, marah, nangis, senangng, nagakak dan gregetan sendiri itu -w-
 
Back
Top