Pentas Tari PiSiKa dan tradisi mengunyah pinang, sirih, kapur di Papua

ondemonde

New member
a1j4.jpg


Pinang, sirih, kapur (pisika) adalah rumus persahabatan masyarakat Papua. Mengunyah pinang, sirih dan kapur telah mempersatukan masyarakat Papua dari berbagai wilayah dan di pelbagai kesempatan, dari dulu hingga kini. Namun belakangan mulai muncul keluhan atas kebiasaan tersebut. Membuang ludah pinang berwarna merah di sembarang tempat dinilai telah mengotori lingkungan. Tak heran jika kini muncul larangan membuang ludah pinang sembarangan.

Apakah pelarangan ini bisa menghambat atau menutup peluang persahabatan dan keakraban di antara masyarakat Papua? Darlane Litaay, koreografer asal Sorong, Papua Barat, akan mengangkat masalah ini sebagai materi utama karyanya. Mengandalkan gerak-gerak ringkas, yang adalah perpaduan hip hop, kosagerak tari modern dan tari Papua, Darlane menampilkan situasi komikal setelah pelarangan itu. Yaitu, tegangan antara tradisi dan hukum positif, antara kebebasan publik dengan ketertiban dan kebersihan lingkungan.

Darlane Litaay adalah penari dan koreografer lulusan ISI Yogyakarta. Ia menerima Hibah Seni Kelola untuk Karya Inovatif lewat karya “Suiwa Project” (2011). Pada Juli 2013 bersama Namoodak Movement Laboratory ia berpartisipasi dalam International Environmental Theater Project di Cheongsong, Korea Selatan.

Pentas tari PiSiKa oleh Darlane Litaay akan berlangsung Sabtu, 23 November 2013, 20:00 WIB, di Teater Salihara. Tiket seharga Rp75.000 (Rp35.000 khusus pelajar/mahasiswa) dapat dipesan melalui tiket@salihara.org, 021-789-1202, 0817-077-1913, 0857-193-111-50, 021-9974-5934.

Untuk keterangan lebih lanjut sila hubungi nomor-nomor telepon di atas atau info@salihara.org. Buku program Salihara November-Desember 2013 dapat diunduh di www.salihara.org.

Komunitas Salihara
Jl. Salihara 16, Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12520
Twitter: @salihara
Facebook: Salihara
www.salihara.org
 
Back
Top