Golkar desak Kapolri stop pakai alat Densus-88 sumbangan Australia

jajang12

New member
Wakil Sekjen Golkar Tantowi Yahya sepakat penarikan Duta Besar RI untuk Autralia tidak sementara hanya untuk klarifikasi. Tapi, merupakan penarikan permanen.

Tidak cuma itu. Poksi Golkar juga mendesak kepada Kapolri untuk menghentikan operasional alat intersepsi bantuan Australia. Karena patut diduga penyadapan ‘mendompleng’ atau lewat operasional alat itu.

Anggota Komisi I DPR RI ini juga sangat menyayangkan sikap PM Australia yang mengeluarkan statement tidak mau minta maaf terhadap pemerintah Indonesa terkait tindakan penyadapannya itu. Jelas, menunjukkan sikap sangat arogan.

“Menurut saya, itu tidak bersahabat. Di tengah situasi memanasnya kegondokan masyarakat Indonesia, tiba-tiba ada statement dari
otoritas tertinggi Australia yang sangat tidak bersahabat. Menurut saya, ini
mengganggu nilai-nilai yang sudah terbina selama ini,” tegas Tantowi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, (19/11/2013).

Wakil Seketaris Jendral (Wasekjen) ini mengatakan, sikap itu sangat mengganggu rasa percaya Indonesia kepada Australia.

“Kita mengharapkan bahwa penarikan itu tidak hanya sekedar untuk konsultasi. Penarikan secara permanen sampai dengan ada klarifikasi dan permohonan maaf dari pemerintah Australia,” tandasnya.

Dia juga mengatakan, apa yang sudah dilakukan pemerintah saat ini harus didukung dan diapresiasi bersama. Kalau pemerintah tegas seperti itu terutama kepada negara sahabat yang menginjak-nginjak marwah negara Idonesia, bisa memunculkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

“Kalau dikatakan pengumpulan informasi itu biasa, tidak boleh menggunakan alat sadap,” kata Tatowi, mengritisi.

Tantowi membeberkan ada tiga butir rekomendasi yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto. Pertama, memanggil pulang Dubes RI. Kedua, mengevaluasi pejabat-pejabat Australia yang ada di Jakarta, dan ketiga mengevaluasi kerjasama yang sudah terjalin maupun yang akan terjalin antara kedua negara.

“Dalam diplomasi kita dapat menyampaikan nota keberatan yang sudah dilakukan, kemudian diikuti pemanggilan otoritas Australia dan Amerika oleh Menteri Luar Negeri. Bila tidak ada reaksi, maka akan menarik Dubes kita, dan terakhir memutuskan hubungan diplomatik,” ungkapnya.

Kedua negara ini sebenarnya saling membutuhkan dalam segala aspek. Tapi, yang bisa kita lakukan penarikan Duta Besar RI di Australia.

“Mengenai pembiayaan-pembiayaan bantuan oleh Australia pun akan berpengaruh. Pada 2001, Polri Densus 88 menerima bantuan dari Austalia berupa peralatan intersepsi. Patut diduga masuknya penyadapan itu adalah dari peralatan yang diterima polisi itu,” katanya.

Tantowi sangat menyesalkan. Jadi tidak mustahil peralatan itu sudah dibuat terkoneksi dengan sistem mereka di sana. Jadi patut diduga salah satu sumber kebocoran dari situ.

“Maka saya, bersama Poksi Golkar mengharapkan pada polisi khususnya Densus untuk menghentikan penggunakan dari alat intersepsi,” paparnya.

http://www.lensaindonesia.com/2013/11/20/golkar-desak-kapolri-stop-pakai-alat-densus-88-sumbangan-australia.html

wah bisa jadi tuh senjata yg disumbangin itu ada suatu alat untuk menyadap kegiatan densus 88
 
parah kal ini kedaulatan suatu negara

coba misal nya hp kalina di sadap atau kompi nya di sadap semua rahasia kalina di ketahuan semua

dari hobi,dan aktivitas kalina di pantau setiap hari nya

apa kalina ngak terganggu privasi nya di ketahui oleh orang lain

kalau gue pasti marah besar pada orang yang telah menyadap hp dan kompi gue

apalagi ini negara yang di sadap
 
Back
Top