Mengapa Rasa Gugup Sebelum Menikah Sebaiknya Jangan Diabaikan

Kalina

Moderator
Mengalami perut mulas atau telapak tangan berkeringat menjelang hari pernikahan, wajar saya bukan? Dan hal itu terjadi pada siapa pun. Eh, siapa bilang? Sebuah studi baru yang dilakukan Florida State University menemukan bahwa orang-orang sebaiknya tidak mengabaikan perasaan gugup mereka sebelum naik ke pelaminan.

James K. McNulty, PhD, seorang professor bidang psikologi, menanyakan kepada 135 pasangan pengantin baru untuk menggambarkan pernikahan mereka dengan kata sifat seperti “baik”, “buruk”, “memuaskan”, dan “tidak memuaskan”, kemudian mencocokkannya dengan insting mereka dengan melibatkan subyek dalam permainan asosiasi kata yang melibatkan foto pasangan.

Saat para peneliti memeriksa para responden ini empat tahun kemudian, mereka menemukan bahwa para pengantin baru yang dulu menunjukkan perasaan insting negatif mengenai pasangan mereka kini telah menjadi pasangan pengantin yang tidak bahagia dalam pernikahan mereka.

“Temuan itu menunjukkan bahwa orang-orang mungkin sebaiknya memercayai kegugupan mereka,” kata Mc Nulty. “Jika mereka bisa merasa bahwa perasaan gugup ini bukan sekadar deg-degan pesta pernikahan tapi juga firasat buruk tentang calon suami Anda, akan lebih baik jika libatkan bantuan misalnya konsultan pernikahan untuk menyelesaikan keraguan ini sebelum pernikahan dijalankan.”

Ini bukan studi pertama yang menunjukkan keakuratan rasa gugup saat menikah. Pada 2011, sebuah penelitian yang diadakan University of California, Los Angeles menemukan bahwa orang-orang – khususnya kaum wanita – yang tidak yakin atau ragu saat menikah lebih berpeluang mengalami perceraian nantinya.

Lalu kenapa seseorang mengatakan “Iya” jika yang dimaksud sebenarnya adalah “Tidak”?

“Industri pernikahan sudah menjadi begitu mewah. Banyak hal seperti gaun yang mahal, daftar tamu yang banyak, resepsi yang menarik perhatian, yang membuat banyak orang pada akhirnya mengubur keraguan dan firasat buruk yang mereka rasakan,” tutur Wendy Walsh, PhD, seorang psikoterapi dari Los Angeles kepada Yahoo.

“Bayangan resepsi pernikahan ini menutupi semua keraguan mengenai hubungan dengan pasangan, khususnya jika keluarganya sudah menghabiskan banyak biaya untuk sebuah pernikahan mewah dan merasa sudah terlambat untuk membatalkan semuanya.” Tidak peduli seberapa sering orang mengabaikan perasaanya, perasaan negatif itu pada akhirnya akan muncul dan menjadi kenyataan, seperti diperingatkan ahli psikoterapi tersebut.

Salah satu faktor yang menyebabkan pasangan suami-istri yang dulu ragu-ragu akhirnya bercerai adalah karena banyak dari mereka tidak memiliki rencana pernikahan yang matang, kata Walsh. Begitu pun orang-orang yang dibesarkan oleh orangtua yang bercerai, sehingga mungkin tidak memiliki contoh percintaan yang sehat, yang tanpa disadari membuatnya cenderung memilih pasangan yang salah.

Penting bagi Anda untuk menanyakan kepada diri sendiri apakah kegugupan Anda menjelang hari H diakibatkan oleh urusan resepsi pernikahan (katering, gedung, band kawinan) atau oleh orang yang akan Anda nikahi?

“Dalam hubungan apa pun, Anda seharusnya diakui dan dihormati, bahkan saat mengalami masa sulit,” kata Walsh. “Jika Anda merasakan di lubuk hati yang terdalam bahwa kebahagiaan Anda tidak terpenuhi olehnya, inilah saatnya untuk berbicara.”


Yahoo! She
 
berarti kalo udah ngerasa gugup, sebaiknya pernikahan ditunda sampai gugupnya ilang, atau dibatalin aja...

Tp, bagi kebanyakan orang, persiapan pernikahan kan gak murah.. Kalo gugupnya terasa pas hari H, gmn? Sinetron dong, yaa
 
loh, masa cuma karena gugup pernikahan dibatalin non kalin? bukannya kalau dibatalin malah akan banyak pihak yang dirugikan?

dan kalau gugup wajar2 aja saat menikah, namanya juga moment 1x dalam seumur hidup ~.~
 
ah kalo itu juga dah gugup dari sekarang kalo di bayangin mah dai *Ngakak

Mungkin akan sakit.... telanjang didepan orang lain itu memalukan... dan sebaliknya, baru pertama kali juga melihat orang lain telanjang didepan kita.


Hal2 semacam itu(?)
 
Back
Top