Kolom Agama dalam KTP boleh di kosongkan

Kolom Agama dalam KTP boleh di kosongkan

  • Setuju (waterflow_rio)

    Votes: 3 30.0%
  • Tidak Setuju (KalinaMaryadi)

    Votes: 7 70.0%

  • Total voters
    10
Gini loh non, pemicu itu bukan penyebab. Pemicunya itu banyak banget dah. Tapi kalo penyebabnya pasti DISKRIMINASI. Efek diskriminasi secara terus menerus ini yg tertanam di setiap pikiran org2, yg akhirnya, ibarat kayu kering, mudah dibakar. You see? Asal muasal diskriminasi tersebut yg dari dikotomi identitas tadi. Pembedaan seolah orang ini penting, org itu gak.
Kalo US beda konteksnya non, itu mah masalah nyawa. Tapi perlu diketahui, konflik itu juga gak berlangsung begitu lama, karena kebudayaan...
 
...berpikir mereka yg tdk langsung percaya, jika tdk mencari tahu kebenarannya secara mandiri. Aslinya disana sebagian besar masyarakat tolerannya tinggi.

Non Kalin pernah gak ngerasain jadi minoritas? Dan pernah gak, ketika org2 yg diluar agama Islam jauh lbh menghormati Non, sebagai umat Islam, ketimbang laku org Islam (di Indonesia) kepada agama lain? Coba deh dalami dulu.

Mungkin sekarang non bisa bilang bahwa seandainya Islam jd minoritas, gak akan nuntut pemerintah. Karna memang blm kejadian...
 
Last edited:
...Look at this, kita di Indonesia, dan mindset org2 Indonesia umumnya, egois, skeptis, dsb. Jika org2 Islam yg 'bener' jadi minoritas di luar negeri, mereka akan sangat nyaman ama lingkungannya, karena memang diluar (khususnya negara2 maju) toleransi agama sangat tinggi. Tapi kalau kejadiannya di Indonesia, akan beda ceritanya. Makanya coba selami kondisi kelompok minoritas dimanapun di Indonesia ini, sebagian besar ada diskriminasi. Cos I see it, directly.
Sejauh ini, non, analogi non yg bilang,...
 
...misalnya, agama Islam jd minoritas, dan kolom agama harus dikosongkan (ini konteksnya beda, karna tdk ada keharusan mengosongkan agama pd UU tersebut), maka Islam akan tetap beribadah, dan gak banyak protes. Nah, coba pakai logika terbalik. Misalnya, agama parmalim (agama asli Sumatera Utara), selama ini adalah minoritas, dan KTP mereka harus mencantumkan agama kristen, mereka tdk berontak, tdk menuntut, tetap melakukan ibadah. Tapi coba tanya, by honestly, mereka sudi gak? I jamin mereka ga sudi...
 
Tapi jawabnya, "yaah, mau gimana lagi." Lalu, ada org yg punya hati dan pikiran ngelihat keadaan itu, lalu dia menyimpan kondisi sosial ini sebagai wacana pribadinya. Disaat ada kesempatan, ia mengangkat itu ke pihak yg berwenang. Karna mungkin ia telah bertemu berbagai kondisi sosio yg ngenes diberbagai tempat di negeri ini. Dan akhirnya, di setujui, karna memang ini nyata, dan malah 'karatan'. Bisa tidak Anda bayangkan betapa org beragama parmalim tadi akan merasa dirinya dianggap? Coba rasa. Oke,...
 
...logikanya kita balik lagi. Coba agama parmalim tadi adalah Islam. Jeng jeeeng. Gak mungkin Anda gak senang kalau dianggap keberadaannya. Dari yg selama ini didiskriminasi saat mengurus urusan administrasi, atau lain2nya, sekarang udah dianggap sama. Tidak ada perbedaan. "Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia," akhirnya semakin matang, setelah sekian lama. You see?

So, kenapa keadaan indah ini tidak disetujui? Apakah kalian kahawatir bahwa kebijakan ini tdk menjamin konflik akan hilang?...
 
...Jangan khawatir, konflik itu tidak akan hilang. Karna esensi yg paaaling mendasar dari konflik di negeri ini adalah mindset, yg terbentuk dr sempitnya persepsi, kurangnya wawasan, dan intervensi budaya yg telah berevolusi menjadi kebenaran. Budaya tabu membaca, budaya tabu toleran, budaya tabu berekspresi, budaya tabu berbahasa, budaya tabu kebebasan berpikir, budaya tabu kerja keras, dan budaya tabu memahami pendapat org lain.
Akan tetapi, setidak2nya, salah satu faktor pemicu konflik, yaitu agama,...
 
...dalam konteks identitas 'palsu', telah dihilangkan. Dan konflik pun terminimalisir.

Jika memang Anda mengerti akan betapa 'gentle' nya Islam itu, jika ia bisa berbicara, ia akan memberi kebebasan memilih bagi org lain utk bahagia. Dari pada karena namanya, semua org jadi terpecah belah. Dan ia pasti paham, bahwa untuk saat ini, sebagian besar org Indonesia, belum siap menerima keberadaannya secara kaffah dan orisinil. Tapi suatu saat, pasti akan datang keadaan itu. Bukan sekarang.
That's it!
:)
 
I love Islam so much much much, and more. But I'am not radical.


Setiap orang berhak mendapatkan kebahagiaannya masing-masing, dengan cara masing-masing. Dan I gak mau mengusik mereka, kalo ngebantu? Mau banget.


:)
 
Gini loh non, pemicu itu bukan penyebab. Pemicunya itu banyak banget dah. Tapi kalo penyebabnya pasti DISKRIMINASI. Efek diskriminasi secara terus menerus ini yg tertanam di setiap pikiran org2, yg akhirnya, ibarat kayu kering, mudah dibakar. You see? Asal muasal diskriminasi tersebut yg dari dikotomi identitas tadi. Pembedaan seolah orang ini penting, org itu gak.
Kalo US beda konteksnya non, itu mah masalah nyawa. Tapi perlu diketahui, konflik itu juga gak berlangsung begitu lama, karena kebudayaan...

Ooo jadi agama minoritas yang selain enam itu merasa didiskriminasi?
Kalin yakin.. walau hanya ada 6 agama yang diakui, UU tidak berniat untuk mendiskriminasi agama-agama minoritas. Yang diakui 6, mungkin karena penganut agama yang 6 itu lebih banyak.
Kolom agama di ktp itu termasuk identitas diri. Kalin yakin, pemerintah masukin kolom tsb tidak untuk mendiskriminasi agama minoritas. Yang bikin perpecahan kan manusianya sendiri. Bukan kolom ktp nya.
 
...berpikir mereka yg tdk langsung percaya, jika tdk mencari tahu kebenarannya secara mandiri. Aslinya disana sebagian besar masyarakat tolerannya tinggi.

Non Kalin pernah gak ngerasain jadi minoritas? Dan pernah gak, ketika org2 yg diluar agama Islam jauh lbh menghormati Non, sebagai umat Islam, ketimbang laku org Islam (di Indonesia) kepada agama lain? Coba deh dalami dulu.

Mungkin sekarang non bisa bilang bahwa seandainya Islam jd minoritas, gak akan nuntut pemerintah. Karna memang blm kejadian...

Kalin pernah menjadi minoritas.
Sejak dari TK sampai SMA. Kalin adalah Tionghoa mualaf yang bersekolah di sekolah umum. Yang mana, hanya Kalin seorang beretnis Tionghoa.

Saat TK, ada beberapa teman yang menghina, sampai ngerjain kalin, hanya karena Kalin pindahan dari tk kristen.
Waktu SD, juga gitu. Kalin dipanggil, "cino mambu" "singkek" dan sebagainya.
Waktu mondok di Bangil, kalin dimanfaatin sama anak bu nyai, nanya hal" seputar kristiani. Nanyanya sambil pake gaya merendahkan.
Pas mondok di Jombang, kalin sampai dituduh mencuri, dan mereka berniat menyingkirkan Kalin, karena mereka percaya, kalo orang Cina itu merusak ekonomi orang pribumi.
Kalo ada tugas kelompok, kalin gak pernah diajakin ikut kelompok. Jumlah murid sekelas 46. 1 kelompok 5 orang. Praktislah tinggal Kalin sendiri.

Tau gak, setelah peristiwa Mei 98? Masyarakat Tionghoa jadi bulan bulanan orang pribumi? Kami diminoritaskan, padahal jumlah kami tidak seminoritas itu.

Tapi, apakah Kalin lantas mau mencari kambing hitam untuk disalahkan? Engga kan?
Haha, padahal udah sama-sama orang Islam, cuma beda etnis aja..

Jadi bagian minoritas yang dimarjinalkan emang gak enak. Tapi, lebih gak enak lagi kalo jadi kaum minoritas yang merasa diminoritaskan, trus mau protes. Apalagi minta kolom agama dihapus. Padahal ada pilihan untuk mengosongkan. Toh, diisi atau gak kan hak pribadi. Dan, dihapus atau tidak, itu pemerintah yang atur.

Ini baru masalah kolom agama. Gimana kalo seandainya di ktp ada kolom suku atau etnis? Udahlah, gak perlu ribut minta dihapus. Bukan masalah besar.
 
...misalnya, agama Islam jd minoritas, dan kolom agama harus dikosongkan (ini konteksnya beda, karna tdk ada keharusan mengosongkan agama pd UU tersebut), maka Islam akan tetap beribadah, dan gak banyak protes. Nah, coba pakai logika terbalik. Misalnya, agama parmalim (agama asli Sumatera Utara), selama ini adalah minoritas, dan KTP mereka harus mencantumkan agama kristen, mereka tdk berontak, tdk menuntut, tetap melakukan ibadah. Tapi coba tanya, by honestly, mereka sudi gak? I jamin mereka ga sudi...

Lah, kan ada pilihan untuk mengosongkan. Napa tetep diisi dg tidak jujur? Dongkol sendiri, kan?
 
hmm.. pacar Kalin orang Medan.. pasti dia punya kenalan orang Mandailing Natal, akan kalin tanyakan :)
Separah itukah permasalahan di sana, sehingga minta kolom agama di ktp dikosongkan..
 
hahaha dna? Terlalu ribet.. Apalagi kalo orang belum pernah test DNA sama sekali.. Pasti negara butuh anggaran lebih buat menyediakannya.
 
kayaknya kita menang non kalin :v

den Rio udah ga bisa berkata2 lagi wkwkwk

hahaha iyaa..

mana hadiah buat kalin??
1_give.gif
 
one more thing..

Dihapusnya kolom agama di ktp, tidak akan menyelesaikan konflik dalam kerukunan antar umat beragama.
 
Back
Top