Tukang Parkir Ini Ikut Bertarung di Pemilu 2014

spirit

Mod
1100222Sumbersari-20131120-00945780x390.jpg

Pagi-pagi sekali, Hery Santuso (45), seorang juru parkir warga Desa Tegal Rejo, Kecamatan Mayang, Jember, Jawa Timur, sudah sibuk mengatur kendaraan roda dua dan empat di Jalan Trunojoyo, Jember.

Sudah delapan tahun dia menjadi seorang juru parkir di Dinas Perhubungan Jember. Namun siapa sangka, Hery adalah salah satu calon anggota legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), yang akan bertarung pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang.

"Saya memutuskan maju sebagai caleg karena merasa prihatin dengan kondisi masyarakat terutama nasib juru parkir di Jember," katanya, Rabu (20/11/13).

Heri mengaku akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperjuangkan aspirasi rakyat kecil, jika benar-benar tepilih menjadi wakil rakyat. "Saya ini rakyat kecil, tahu apa yang dirasakan rakyat sehari-hari. Bagaimana susahnya mencari makan, untuk kebutuhan lainnya juga," katanya.

Dengan pekerjannya sebagai seorang jukir, Hery tidak memiliki modal besar untuk maju sebagai caleg. "Saya tidak punya duit, saya tidak punya tim sukses, saya hanya punya modal kepercayaan kepada masyarakat," ungkapnya.

Hery memanfaatkan waktu luangnya setelah menjadi jukir untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. "Saya datangi satu per satu rumahnya, saya ajak dialog langsung rakyat. Kalau mereka mau berjuang dengan saya, ayo ikut saya bersama-sama di pemilu legislatif mendatang," tegasnya.

Dia juga menantang seluruh caleg di Jember, khususnya di Daerah Pemilihan III, untuk bertarung secara adil, tidak bermain kotor dengan membagi-bagikan uang kepada masyarakat. "Ayo kita bertarung secara sehat, kita bersaing untuk mendapatkan simpati rakyat," tantang Hery.

Ketua DPC PKPI Jember Tutuk Kurnia Wahyuningtyas membenarkan jika salah satu calegnya adalah seorang juru parkir. "Di partai kami, tidak ada yang membedakan antara status sosial di masing- masing caleg. Jadi tidak harus banyak duit, yang penting caleg benar-benar dipercaya masyarakat," katanya.

Jumlah caleg PKPI di Jember mencapai 41 orang. Mereka yang terjaring sebagai caleg, selain seorang jukir juga merupakan tokoh masyarakat, mantan kades, dan sejumlah pengusaha. -KOMPAS




ini kampungnya kalina ya. Ayo dukung wong cilik kalin

.​
 
"Ayo kita bertarung secara sehat, kita bersaing untuk mendapatkan simpati rakyat,"

ada seorang pemerhati politik kemarin bilang, seharusnya orang2 yang menjadi anggota dewan adalah orang2 pintar & sudah sukses, kalau belum sukses dalam hidupnya sendiri bagaimana bisa mengurus orang lain (masyarakat), akhirnya gedung dewan jadinya seperti sekolahan, tempat orang2 baru belajar, bukan orang2 yang sudah sukses & benar2 sudah teruji

masyarakat sekarang udah lebih pintar, karena pengalaman pemilu2 sebelumnya juga, tidak cukup hanya dengan simpati/kasihan saja jadi dipilih, seperti contoh pemilu 2004 SBY mendapat banyak simpati kepadanya karena dianggap di dzalimi megawati, hasil kerjanya sudah 10 tahun menjabat akhirnya seperti sekarang, Indonesia seperti jalan ditempat, tidak ada gebrakan yang dibuatnya. Ini adalah pengalaman yang sangat besar untuk masyarakat Indonesia, karena pertama kali memilih presiden langsung juga saat itu
 
ada seorang pemerhati politik kemarin bilang, seharusnya orang2 yang menjadi anggota dewan adalah orang2 pintar & sudah sukses, kalau belum sukses dalam hidupnya sendiri bagaimana bisa mengurus orang lain (masyarakat), akhirnya gedung dewan jadinya seperti sekolahan, tempat orang2 baru belajar, bukan orang2 yang sudah sukses & benar2 sudah teruji

masyarakat sekarang udah lebih pintar, karena pengalaman pemilu2 sebelumnya juga, tidak cukup hanya dengan simpati/kasihan saja jadi dipilih, seperti contoh pemilu 2004 SBY mendapat banyak simpati kepadanya karena dianggap di dzalimi megawati, hasil kerjanya sudah 10 tahun menjabat akhirnya seperti sekarang, Indonesia seperti jalan ditempat, tidak ada gebrakan yang dibuatnya. Ini adalah pengalaman yang sangat besar untuk masyarakat Indonesia, karena pertama kali memilih presiden langsung juga saat itu

betul sekali. Kl d negara2 maju sebelum mencalonkan diri jadi anggota legislatif harus melaporkan jumlah kekayaannya serta sumbernya. ada batas minimum kekayaan yg d miliki baru bs jadi calon dan juga harus punya pendidikan yang baik.

ada lg loh badut yg mencalonkan diri jadi anggota DPRD
 
Boghh...
Pak iku..
Hahahahahaha
Sering liat pak itu kalo lagi belanja plastik..

Hahaha mak gaya ee..
Jen lebur.. Hahahaha oreng mayang ee.. Hahaha

Tenang, Pak!
Kalin mele empian! Jek kebeter..


Ternyata, kecamatan kita bersebelahan!!
 
oh ya, ralat!
Jember BUKAN kampung!! Tapi Kota berkembang. Cepet banget perkembangannya. Kami punya Pizza Hut, KFC, Matahari Dept Store, Mall, Universitas yang Ok, dan.. banyak artis terkenal dari kota kami..


kalin agak risih kalo Jember dibilang kampung.. :(
 
oh ya, ralat!
Jember BUKAN kampung!! Tapi Kota berkembang. Cepet banget perkembangannya. Kami punya Pizza Hut, KFC, Matahari Dept Store, Mall, Universitas yang Ok, dan.. banyak artis terkenal dari kota kami..


kalin agak risih kalo Jember dibilang kampung.. :(


ak pernah naik kereta dari surabaya - jakarta melewati persawahan dan kebun2 bawang trs ak tanya sama penumpang lain, ini daerah apa? mereka jawab "ini kampung jember"


oh kota toh
 
ada batas minimum kekayaan yg d miliki baru bs jadi calon dan juga harus punya pendidikan yang baik.

syarat minimal pendidikan udah ada kayanya ya di caleg/pilpres? kalau ga salah minimal S1?

syarat minimal jumlah kekayaan ini bagus sekali, seharusnya digunakan juga di Indonesia. Indonesia saat ini masih tergolong negara miskin, kita butuh pemimpin2 yang kaya agar juga terangkat negaranya
 
syarat minimal pendidikan udah ada kayanya ya di caleg/pilpres? kalau ga salah minimal S1?

syarat minimal jumlah kekayaan ini bagus sekali, seharusnya digunakan juga di Indonesia. Indonesia saat ini masih tergolong negara miskin, kita butuh pemimpin2 yang kaya agar juga terangkat negaranya

rakyat gak butuh ama pemimpin yang lulusan S1, S2, S3...
biar pun lulusan SD, apalagi gak sekolah, yang penting.. bisa mimpin negeri ini dengan baik!!
 
rakyat gak butuh ama pemimpin yang lulusan S1, S2, S3...
biar pun lulusan SD, apalagi gak sekolah, yang penting.. bisa mimpin negeri ini dengan baik!!

begini kalin. Negara ini butuh orang pintar. Butuh org berpendidikan tinggi. Yg tak berpendidikan juga bs memimpin tp utk mengurus indonesia yg kompleks ini ga bs d pimpin yg ga sekolah. Memang tamatan SD bs memimpin tp utk pimpin indonesia itu ga bakal bisa. Kl jadi ketua RT mungkin bisa
 
begini kalin. Negara ini butuh orang pintar. Butuh org berpendidikan tinggi. Yg tak berpendidikan juga bs memimpin tp utk mengurus indonesia yg kompleks ini ga bs d pimpin yg ga sekolah. Memang tamatan SD bs memimpin tp utk pimpin indonesia itu ga bakal bisa. Kl jadi ketua RT mungkin bisa

yaa apapunlah..
Takdir orang, kita gak tau..

Tentunya ingin punya pemimpin yang berpendidikan tinggi, dan bisa mengurus negara dengan baik.. -_-a
 
Back
Top