Jokowi vs Prabowo, Adu Kreatif Jelang Pilpres

ardisutrisno

New member
26 hari menjelang pemilihan presiden 2014, masyarakat Indonesia disuguhkan dengan “akrobat” isu-isu sosial-politik yang cenderung tidak memberi pencerdasan pada rakyat. Isu agama, sosial, HAM, track record, “dipelintir” sedemikian rupa, hingga menjadi santapan yang “menjijikkan” bagi kita. Cara usang ini, mungkin berpengaruh bagi sebagian orang-mereka yang memiliki pendidikan dan pemahaman minim. Namun, secara luas, kampanye negatif maupun kampanye hitam tidak memberikan dampak signifikan terhadap perilaku pemilih-akses informasi yang terbuka, membuat masyarakat lebih cerdas mempercayai dan memilih seorang pemimpin. Dalam konteks itu, cara-cara yang negatif hanya memiliki ruang sempit di benak konsituen dalam mengambil keputusan.
Lembaga monitoring sosial media, Awesometrics memetakan bahwa pasangan Jokowi-JK lebih banyak mendapat serangan kampanye hitam (94,9%), dibanding dengan pasangan Prabowo-Hatta yang hanya 13,5 persen. (baca; kampanye hitam adalah tentang kekuarangan /permasalahan satu kandidat, tanpa ada fakta pendukung alias fitnah)
Archiss+2.jpg

Lantas, apakah kubu Jokowi-JK harus membalas “gencetan” dari lawan politiknya? Saya kira tidak perlu-netralisir saja secukupnya dengan meluruskan isu. Kekuatan tim Jokowi-JK harus tetap pada ‘jalan kebenaran’, melakukan political branding yang positif dan kreatif. Kenapa demikian? Perlu diingat, masyarakat-terutama kalangan menengah kebawah, hanya ingin mendengar solusi kongkrit (rencana kerja), sebagai jawaban dari permasalahan yang mereka hadari. Sedangkan, untuk pemilih pemula dan kalangan menengah atas, selain ‘mendengar’ visi misi mereka juga menyukai ide-ide kreatif dan fun dari masing-masing kandidat dalam berkampanye.
Saya harus akui, kampanye kreatif yang dilakukan Walikota Bandung Ridwan Kamil tergolong berhasil. Ridwan Kamil cerdas menerjamahkan bahasa politik menjadi lebih sederhana, kreatif, fun, sehingga mampu menggerakkan kalangan muda untuk terlibat didalamnya. Begitu pula yang dilakukan pasangan Jokowi-JK selama ini. Jokowi berhasil mengartikulasikan politik dengan kreatif dan menyenangkan. Menurut saya ini jurus jitu yang harus dilakukan para politisi untuk merangkul anak muda (seperti saya).

Banyak ide-ide kreatif yang di-create tim pemenangan Jokowi-JK, sehingga membuat kami (anak muda) begitu menyukai pasangan ini- waktu pilgub 2012, Jokowi juga sangat kreatif. Tidak hanya di online, presiden nomor 2 ini juga kreatif dalam kegiatan offline-nya. Banyak contoh, mungkin tidak cukup jika dijabarkan dalam tulisan ini. Seperti kampanye melalui avatar [2] I Stand On The Right Side-dikabarkan menjadi kampanye politik terbesar di dunia, dengan partisipan lebih dari 50 ribu netizen. Kemudian, Generasi optimis, revolusi harmoni karya Band Slank dan para musisi ternama, sablon gratis seniman Bandung, Solo, Cirebon, Yogyakarta, dan banyak kreasi lainnya.

Sebagai pecinta channel Youtube, saya juga melihat banyak sekali kreatifitas dari tim Jokowi-JK. Mulai dari video sketsa visi misi, lagu-lagu dari para musisi, dan yang tidak kalah kreatif, video klip Jokowi-JK Presiden Good Time Owl City (Parody) yang diungguh Fajrina Maya lewat akun Youtube pribadinya.
Archiss+1.jpg

Baru beberapa jam diupload, video klip ‘Jokowi-JK Good Time’ itu ramai menjadi perbincangan di sosial media-bahkan sampai masuk di MetroTV. Komen saya ‘Anak Muda Bangettt’. Wajar, kalo banyak netizen berpartisipasi memberi komen dan menyebar luas sebagai bahan kampanye kreatif-menurut riset, banyak pengguna sosial media menyukai sesuatu yang kreatif dan fun. Tentu, ini bukan satu-satunya video. Ketik keyword ‘Jokowi-JK Presiden Kita’, kita akan menemukan banyak sekali video kreatif dari pendudung Jokowi-JK.

Ini Videonya :
[ame="http://www.youtube.com/watch?v=x5f0smH0JMM"]http://www.youtube.com/watch?v=x5f0smH0JMM[/ame]

Lantas, bagaimana dengan pasangan Prabowo-Hatta? Apakah tidak ada kampanye yang kreatif? Ada. Tapi tidak sebanyak tim sukses Jokowi-JK. Seperti video Sahabat Prabowo ‘Happy’, juga termasuk kampanye kreatif. Tetapi tidak terlalu banyak. Mungkin tim pendukung Prabowo-Hatta lebih banyak menghabiskan energinya untuk kampanye hitam atau kampanye negatif. (Kidding)
Salam
 
Mantap nih artikel. Tapi ada yg kurang nih. Harusnya juga ditulis hasil survey LSI jika pasangan Jokowi-JK menang 60 persen dari barat hingga timur seperti yang sering d tayangkan Metro TV milik Surya Paloh
 
Last edited:
Back
Top