Fake Love

Status
Not open for further replies.

chandstwn

New member
Malam itu Iyana berada diatas atap rumah memandang ke atas langit, melihat bulan yang bercahaya sendiri tanpa ditemani bintang bintang, seperti iyana yang juga sendiri, tanpa kekasih, tanpa cinta, dan tanpa kebahagiaan. Semua kesedihan itu berawal dari putusnya hubungan dengan Arighi Wijaya yang hanya karena masalah sepele. Arighi memiliki sifat yang mudah mengambil keputusan dan terbakar dengan api kecemburuan sedangkan iyana memiliki sifat pasrah dengan keadaan. Walapun mereka masih saling mencintai, tetapi keputusan Arighi sudah bulat, untuk memutuskan hubungannya dengan iyana.

Semenjak itupun iyana memutuskan untuk tidak mau membuka hatinya ke laki-laki lain terkecuali kembali dengan Arighi, sedangkan Arighi sudah memiliki pacar lagi sejak dua minggu setelah putusnya hubungan dengan Iyana. Pacarnya yaitu yang bernama Delina Anggarawati. Delina memiliki sifat yang mudah jatuh cinta, bahasa kasarnya cewek gampangan. Sifat ia pun masih kekanak-kanakan dan berlebihan sekali menanggapi sesuatu alias Le to the bay, lebay.
Selang waktu berjalan, Arighi dan Delina menjalani hubungannya terhitung dua bulan. namun kejenuhan Arighi mulai tumbuh, jenuh dengan sifat yang ada pada Delina, mulai dari sifat kekanakannya sampai sifat lebaynya itu. Namun, Arighi mencoba terus mempertahankan hubungannya dengan Delina.


Sabtu, 12 Agustus 2001 - 07:30 WIB

Malam itu adalah malam kesekian kalinya Arighi kencan dengan Delina, walaupun Arighi sudah merasa agak tidak nyaman lagi dengan Delina, namun iya tetap menjalaninya walaupun terpaksa.


Sebelum Arighi menuju ke rumah Delina, ia mengirimkan sms terlebih dahulu,
“Sayang, malam ini kita jadi jalan kan? Kalau jadi sekarang juga aku OTW rumah kamu”


Beberapa menit kemudian Delina membalas,
“Iyaudah sayang, aku juga udah siap-siap kok”


Arighi pun segera mengenakan sweater warna merahnya dan jam tangan pemberian Iyana yang masih iya simpan, ia bergegas keluar rumah menuju motor Vixionnya.
Jarak antara rumah Arighi dengan rumah Delina kurang lebih hanya 2 Km, ia tempuh hanya 30menit. Sampai ru mah Delina ia langsung membunyikan klakson motornya, dan terlihat dilantai atas Delina yang melambai lambaikan tangan dan teriak “tunggu ya sayang aku turun dulu”




“Kalau mau turun, langsung loncat aja sayang, rempong banget hahaha” teriak Arighi

“Ih, ini kan tinggi banget? Kamu gila ya?” Teriak Delina kesal.

“Hahahaha, yaudah turun sana, aku masuk rumah kamu enggak?” Ujar Arighi masih teriak agar bisa terdengar keatas.



Delina langsung masuk untuk turun kelantai satu tanpa mempedulikan teriakan Arighi yang terakhir. Saat Delina turun tangga, mamahnya bertanya tanya.

“Siapa sih del? kok malah teriak teriak bukannya suruh masuk” ujar mamah Delina penasaran.
“Itu si Arighi, mah. emang bloon dia mah hahaha” kata Delina terkekeh.
“Ssst, bloon bloon juga pacar kamu kan” kata mamah Delina mengejek. “Iyaudah suruh masuk gih”


Delina pun berjalan menuju kearah pintu utama dan membukanya sambil teriak “Arighiiiiiii, sini masuk ngapain deh nunggu dimotor begitu? Udah kayak tukang ojeg nunggu bayaran hahaha”

“Iyaiyaaa” ujar Arighi berjalan menuju Delina dan meninggalkan motornya. Sampai didepan Delina ia menjewer telinga Delina dan berkata “eh tadi ngomong apa kamu? Tukang ojeg? Mana ada coba tukang ojeg yang ganteng kayak aku terus motornya vixion?”
“Ihh sakit jangan jeweeeer, ya abis kamu lagian bukan langsung masuk aja. Ihh pede gilaaaa” kata Delina menjulur kan lidahnya

Tibatiba mamah Delina keluar rumah “heh heh, siapa yang berani jewer anak mamah”

“Eh tante, eng-enggak kok hehehe, enggak kan ya del?” Ujar Arighi sambil menginjak kaki Delina. “Aw sakit” suara Delina karena kakinya diinjak oleh Arighi. “Kenapa del?” Ujar mamah Delina. “Eng-enggak apa apa kok mah” kata Delina berbohong sedikit karena di injak kakinya oleh Arighi
“Yaudah tante udah jam 8 lewat nih, Delinanya pinjem dulu ya?” Ujar Arighi memohon. “Heh, kamu pikir Delina barang apa di pinjem pinjem” ujar mamah Delina “Hehehe, maksudnya mau ajak main adel tante, bolehkan boleh?” Kata Arighi semakin memohon.

“Yaudah, tapi jam 9 udah sampe rumah lagi yaa” ujar mamah Delina. “Asik hahaha, makasih tante” kata Arighi sambil mencium tangan mamah Delina. Arighi pun segera mendekati dan menyalakan motornya “ayo, del naik” Delina pun langsung naik motornya Arighi.

“Hatihati ya ghi, inget jam 9 udah sampe rumah” ujar mamah Delina. “Iya tanteeeeeee” teriak Arighi.

Seperti biasa, setiap satnight Arighi selalu datang ke Kedai Louis bersama pacarnya. saat ia kencan dengan iyana pun iya datang ke Kedai Louis di kedai ia hanya memesan pop ice atau bubble dan roti panggang selai kacang favorit Arighi, selain Arighi pop ice dan roti panggang selai kacang merupakan jajanan favorit bagi Iyana. Sementara Delina memesan kentang goreng dan minumannya hanya GoodTea . Saat ia duduk dan minum bersama Delina, ia melihat sosok iyana sendirian berada di pojok kanan kedai, terlintas dibenak Arighi kerinduan saat bersama iyana.

“Heh ghi sebentar lagi kan aku ulang tahun, kamu mau ngasih aku apaan nih?” ucap Delina manja.

Beberapa kali Delina mengeluarkan kata kata dari mulutnya, sementara Arighi hanya berdiam diri tanpa kata.

“ghi? Kok kamu diem aja? Arighi?” ucap Delina dengan mendekat memandang Arighi yang sedang melamun. “Arighi? Kamu kenapaaaa? “ ucap Delina sambil melambai lambaikan tangannya didepan wajah Arighi. “Heh, ghi! Kok bengong sih?” ucap Delina penasaran.
“Heh, ghi! Kok bengong sih?” ucap Delina mengulang kalimat sebelumnya. “Eh, eh maaf ada apa sayang?” Ujar Arighi gugup.


Delina pun melongok ke arah pandangan Arighi sebelumnya “oh cewek itu toh, ciyee ciyee siapa tuh, gebetan? Hahaha” kata Delina tertawa sinis.

“Oh, enggak kok bukan siapa siapa swear deh, aku juga bukan liat itu kali, emang kamu mau ngomong apa sih tadi?” ujar Arighi. “Terus liat apa?!”. Kata Delina kesal. “A-anu e-anu, aku lagi pusing aja sayang”. ujar Arighi gerogi. “Ah kamu boong, aku tau kok kalau kamu boong gimana, aku tuh bisa baca sifat orang dari wajah, pancaran mata sama cara bicara, jadi kamu enggak bisa boongin aku” kata Delina menggerutu. “Iya sayang, serius kok bukan siapa siapa” ujar Arighi meyakinkan Delina. “Yaudah deh terserah kamu, kayaknya udah malem nih, udah unmood aku juga, aku mau pulang aja” kata Delina kesal. “Kok gitu sih, kamu marah ya sama aku? Kamu itu kayak anak kecil tau gak, lebay pula” ujar Arighi terbawa emosi.
“Terserah kamu, aku mau pulang” kata Delina sambil berdiri dan menjepit tas diketiaknya. “Kamu mau dianter gak?” “Ujar Arighi dengan pertanyaan bodohnya. “Pikir aja sendiri” cetus Delina “Pikirnya gimana coba?” Kata Arighi kebingungan “yaudah sebentar aku mikir... “ Sejenak Arighi berpikir. Saat Arighi berpikir Delina langsung menyeletuk “emang kamu bisa mikir? yaudah aku naek taksi aja” .

“Oh yaudah daritadi kek” ujar Arighi sambil terus menjilati keju yang ada disedotan pop ice.

“Ih kamu jahat” cetus Delina. “Jahat kenapa lagi sih ? kalau jahat mah aku udah bunuh kamu kali, terus potong potong, dimakan deh kayak sumanto, mau?”

ujar Arighi. “Tuh kan, yaudah sekarang anter aku pulang!” Kata Delina. “Iyaudah makanya jangan sok gak mau, kayak punya uang aja segala mau naek taksi” Ujar Arighi sambil berjalan ke arah parkiran dan menyalakan motornya,
Namun Delina tidak menjawab ejekan Arighi.

Delina pun langsung duduk dibelakang Arighi, sepanjang jalan Delina diam tanpa kata, sementara Arighi terus mengolok ngolok Delina “kamu kenapa sih? Nething mulu sih pikirannya, makanya jangan mau pacaran sama cowo ganteng kayak aku, banyak cemburunya hahahah”
Walaupun Arighi sudah mengolok ngolok Delina, namun tetap saja Delina diam diri sambil duduk dibelakang Arighi. Sampai dirumah, Delina langsung turun dan berkata “makasih” . Arighi hanya tertawa dan berkata “iya sayang, gak cipika cipiki dulu nih? Hahaha”


Arighi pun langsung pergi dan menjauh dari rumah Delina, ia berhenti sejenak dan melihat jam tangannya, jam menunjukkan pukul 21.00 WIB. Sementara dipikirannya masih terpikirkan nama Iyana Christianty, dan terbayang wajah juga senyumannya Iyana. Tanpa berpikir panjang, ia langsung mengendarai motornya menuju rumah iyana, sepanjang jalan dibenaknya hanya ada penyesalan atas perlakuan terhadap iyana yang pernah iya lakukan.

Setelah sampai digang sebelum rumah iyana ia memberhentikan dan mematikan motornya, ia langsung bertanya tanya pada dirinya
“apa iyana masih ngebolehin gua main kerumahnya ya? Apa sebaliknya.. Gua malah diusir? Nyesel dulu gua udah ninggalin dia gitu aja demi Delina, dibandingin Delina gua lebih nyaman sama iyana. Tapi... gua harus minta maaf sama iyana, walaupun bakalan diusir itu udah resiko gua, lebih sakit ditinggalin pastinya dibandingin diusir”

Seketika Arighi mulai menyalakan dan mengendarai motornya ke rumah iyana yang jaraknya hanya 50meter dari tempat ia berhenti tadi. Sesudah sampai gerbang rumah iyana,Arighi ragu untuk menekan bel digerbangnya, “duh, dia udah tidur apa belum ya? Biasanya jam segini gua telponan sama dia, tapi sekarang kan dia jomblo? Telponan sama siapa ya? Coba dulu deh, udah tidur atau belumnya urusan belakangan, walapun harus disambut si kumis baplang ( papahnya iyana )” Ujar Arighi dalam benaknya.




*tingnong-tingnong-tingnong*

“Ini suara bel basi banget, bunyinya gini gini mulu, mending suara gua deh, kalau bisa sih sekalian tempelin foto guanya juga digerbang, jamin deh rezekinya ngalir hahaha “ kata Arighi ngedumel.

Pintu pagar rumah iyana pun terbuka, ternyata papahnya iyana yang keluar dengan mengenakan kaos kutangnya. “Duh, apes kan gua.. Kenapa harus si kumis baplang yang keluar segala pake kutang doang, gak malu apa bulu ketek menjalar kemana mana” ujar Arighi dalam hati.
“Heh kamu, malam malam begini ada apa datang kesini?” Ujar papah iyana. “A-e-a-anu om” kataa Arighi sambil menggaruk garuk kepalanya, “duh, gua belum buat rencana untuk alesan ke si baplang, mampus deh” ujar Arighi dalam hati. “Anu anu apa maksud kamu? Ta' tempeleng juga nih” kata papah iyana. “Ja-jangan lah om, atit hehehe. Ini om saya mau minta catatan pelajaran disekolah, saya tadi gak masuk hehehe” ujar Arighi tertawa kecil. “Kenapa gak besok pagi aja? Besok kan minggu? gak usah cengengesan, jadi cowok itu kayak saya tegap,tegas, dan berani” kata papah iyana sambil mengangkat tangan dengan bangganya.
“Om tolong dong itu tangannya gak usah diangkat, bau etek hehehe” ujar Arighi sambil menutup hidungnya. “Oh iya maaf, yaudah sebentar om panggilkan iyananya” kata papah iyana sedikit tersipu malu.

“Iyanaaaaaaaaaaaaaaaaa, ini ada teman kamu datang” teriak papah iyana.
“Buset deh, ini orang apa raksasa, teriakannya ke los angeles kedengeran kali ya?” Ujar Arighi dalam hati. Iyana pun keluar menemui papahnya dan Arighi. “Apaan sih pah? Gak usah teriak teriak gitu juga kali, malu tau sama tetangga udah malem begini” kata iyana jengkel.

“Abis kamu kan rada budi….. BUdek dIkit makanya papah teriakin, yaudah papa tinggal dulu” ujar papah. “Awas kalau apa apain anak saya, ta' tempeleng nanti” ujar papah iyana sambil menatap Arighi.
“Tenaaaang…. enggak berani ngapa ngapain anak genderuwo mah om, takut dimakan” cetus Arighi.
“Apa kamu bilang?” Ujar papa iyana yang tadi sudah masuk rumah, kembali keluar lagi mendengar ocehan Arighi.
“Eh. Eng-enggak om hehehe” ujar Arighi ketakutan
“Awas ya..”Kata papah iyana sambil berjalan masuk kedalam rumah.



“Maafin papah aku ya,ghi. Dia emang begitu, suka malumaluin” ujar iyana terkekeh. “Oh,iya diteras rumah aja yu, dipager gini udah kayak apaan tau”
“Ohahaha iya gpp, na. papah kamu asik kok. Papah kamu yang daritadi introgasi aku disini -,-” ujar Arighi. Sampai diteras rumah, Arighi menunggu sejenak, sementara iyana membuatkann minum untuk Arighi.

“Moment yang gak pernah gua dapetin saat gua jadian sama Delina, walaupun disini ketemu sibaplang, tapi gua lebih nyaman disini dibanding rumah Delina, andai gua bisa deket lagi sama iyana, bahagia banget gua pasti” lamunan Arighi . Iyana kembali ke teras dengan membawa 2 gelas teh manis hangat, iyana melihat Arighi melamun, iyana hanya tertawa bahagia melihat sosok lakilaki yang dia cintai berada dihadapannya sedang melamun.

“Ghi, ini aku udah bawain minumnya..” Ujar iyana . “Arighiiii” teriak iyana dihadapan Arighi. “Eh, na. Ada apaan?” Ujar Arighi kebingungan. “Haelah, kamu tuh ngelamun, kesurupan aja loh nanti, mikirin apaan sih? “Ujar iyana penasaran. “Gpp, na. Belakangn ini aku emang sering ngelamun” kata Arighi sambil mengambil segelas tehnya. “Aww, panas banget”
“Yee, lagian maen minum minum aja, salting ya ketemu aku? Hahaha” kata iyana sambil tertawa melihat Arighi yang menutupi mulutnya karena kepanasan. “Yeee pede dasar” ujar Arighi malu. “Eh besok ada acara gak? Main yuk”
“Hah? Main? Terus pacar kamu kemanain?” Ujar iyana keheranan. “Iyaudah besok aku ceritain na, mau kan main sama aku?” Ujar Arighi memohon. “hemm, gimana ya… yaudeh deh , ghi” kata iyana. “Oiya udah malem nih, pulang gih aku takut nanti papah marah”
“Jadi kamu ngusir nih?” Ujar Arighi memelas. “Ih enggak gitu ghi, kamu kan tau papah aku kayak gimana?” Kata iyana merasa bersalah.

“Hahaha iya iya paham, yaudah besok jam 9 pagi aku jemput yaa, inget jam 9 jangan keboooooo” ujar Arighi tertawa sambil berjalan menuju motor dan menyalakannya. “Yaudah aku pulang dulu, salamin sama si baplang... *eh maksudnya sama papah kamu”

“Hahahaha rese dih, yaudah sana hati hati yaa” kata iyana sambil tersenyum melambaikan tangannya.

“byeee, I love you iyanaaaa” teriak Arighi dari kejauhan tanpa memandang iyana.
Iyana hanya tersenyum menggeleng gelengkan kepalanya, dan berkata “I love you to” dalam hatinya

iyana masuk rumah dan menuju kamar, membanting tubuhnya kekasur suatu tanda rasa puas, ia sangat bahagia karena keinginannya untuk kembali bertemu Arighi tercapai. Ia kembali mengeluarkan dan memajang foto Arighi yang pernah ia simpan dilaci. Malam itu iyana tidak bisa tertidur, karena ia ingin sesegera mungkin bertemu kembali dengan Arighi, walaupun bukan status pacar lagi, setidaknya bisa kembali lagi dekat bersama Arighi saja sudah cukup bagi iyana.

Setelah dari rumah iyana, Arighi langsung pulang kerumahnya, sepanjang jalan ia tersenyum senyum bahagia karena respon iyana masih seperti dulu, walaupun Arighi pernah menyakiti iyana. Saking bahagianya saat mengendarai motor pun ia tidak konsentrasi, sampai sampai menyerempet banci didekat trotor. “Eh, brondooong, naek motor liat liat dong, kalau badan eyke lecet gimana nih? Gak ada lagi deh yang mau sama eyke” teriak banci sambil kembali berdiri karena ia terjatuh. Sementara Arighi kaget dan ketakutn, ia pun langsung menarik gas sekencang kencangnya.


Keesokan harinya iyana bersiap siap tampil semenarik mungkin agar Arighi semakin tertarik pikirnya. karena selama putus dari Arighi, ia tidak pernah keluar rumah selain ke sekolah, papah iyana pun heran melihat iyana kembali sumringah saat itu “nah ini baru anak papah, jangan murung terus, kan enak diliatnya kalau begini, cantiknya jadi keliatan” ujar papanya dengan bangga.
“Ah apaan sih pah, sejak kapan iyana murung yeee” ujar iyana sambil menjulurkan lidahnya. “yee enggak mau ngaku lagi, emang mau kemana sih? Kok gak izin dulu sama papah?” Ujar papah penasaran. “Enggak kemana mana kok pah, cuma main aja sama Arighi, bolehkan? Boleh dong ya pah? Ayo dong” ujar iyana merayu. “Oh si bocah ingusan itu, iya iya boleh,tapi jangan kesorean” ujar papah mengizinkan iyana pergi bersama Arighi. “Ih enggak ingusan tau pah, iya oke pah paling juga jam 4 udah dirumah” ujar iyana.



Jam sudah menunjukkan pukul 09.10 WIB
“Ini gimana sih Arighi, katanya janji jam 9, tapi ini udah lewat 10 menit” ujar iyana bingung.

*tingnong-tingnong-tingnong*
“suara bel, nah ini pasti Arighi” pikir irana



“Iyanaaaaaaa, iyanaaaaaa, iyanaaaaa, maen yoooook, iyanaaaaaa iyanaaaa” teriak Arighi didepan pager rumah iyana.

“Iya iya sabar udah jangan teriak teriak, gak sabaran amat sih” ujar iyana sambil membuka pagar. “Hehehe siapa sih yang mau sabaran ketemu cewek cantik kayak kamu” ucap Arighi. “Dih gombal wooooooo” ujar iyana sambil tersenyum

“Hahaha, yaudah ayo naek. Udah izin kan sama baplang?” Ujar Arighi terkekeh.
“Iya udah kok, ayo jalan” Kata iyana sudah siap duduk dibelakang Arighi. sepanjang jalan mereka bercakap cakap, “mau kemana nih?” Ucap iyana penasaran.
“Ke danau aja biasa aja kali ya? Aku udah bawain makanan kesukaan kamu nih” ujar Arighi. “Emang apan deh makanan kesukaan aku?” Ucap iyana. “ Pop ice coklat sama roti panggang selai kacang kan? -_-” ujar Arighi. “Hehehe iya, ciyee inget aja kamu. So sweet”ucap iyana sambil memeluk Arighi.
Arighi tertegun karena dipeluk oleh iyana, “eh maaf aku gak sengaja” ucap iyana melepas pelukannyaa.
“Hahaha iya gpp kok,na” ujar Arighi sambil menarik tangannya kembali kepingganggnya.

Sepanjang jalan dimotor, Arighi merasakan hangatnya pelukan yang tulus dari iyana. Dalam benak Arighi sangat menyesal telah meninggalkan iyana, namun iyana tetap berperilaku seperti biasanya saat mereka berpacaran dulu. Sampai danau, motor diparkir di trotoar, yang tidak jauh dari danau dimana Arighi dan iyana sering berkencan. Iyana turun dari motor langsung berlari ke danaunya ia menghirup udara segar yang ada didanau tersebut dan berteriak “aaaaaaaaaaa, Arighi aku sayang kamuuuuuuuu”

Arighi yang masih berada dimotor sedang mengecek tangki bensinnya, tiba tiba melongok dan heran setelah mendengar iyana berteriak seperti itu. “Itu orang ayan kali ya?” Ujar Arighi bicara sendiri sambil menekan nekan ban motornya.



Setelah Arighi selesai check and recheck motornya, ia langsung mendekati iyana yang masih memandang jauh ke danau, Arighi langsung memeluk iyana dari belakang dengan mesranya dan berkata “aku sayang kamu juga, iyana” Iyana pun membalikkan badannya dan memeluk Arighi, “aku kangen kenangan kita dulu, ghi” ucap iyana dengan lirih. “Aku juga,na. Aku gak mau jauh dari kamu lagi, maafin aku udah pernah ninggalin kamu” ujar Arighi sambil mencium kening iyana dengan tulus.
“Tapi... Kita enggak mungkin bisa bersatu lagi,ghi. kamu udah bukan siapa siapa aku lagi” ucap iyana lirih diiringi dengan mendorong badan Arighi dan berjalan menjauh, lalu mendekati pohon dan bersandar.

“Delina? Aku udah enggak feel lagi, udah lama aku gak nyaman sama Delina, dia kekanak kanakan, dia lebay, dia beda sama kamu” ujar Arighi sambil mendekati iyana dan duduk bersandar dipohon disamping iyana. “Maksud kamu? Kamu mau putusin dia? Please, jangan tinggalin dia, jangan kamu lakuin hal yang pernah kamu lakuin ke aku dulu” ucap iyana meneteskan air mata. “Ta-tapi.. Aku sayangnya sama kamu,na. Aku gak sayang sama dia!” Ujar Arighi sambil menatap iyana. “Sayang? Kamu bilang sayang ? Kalau kamu sayang aku, kamu jangan pernah tinggalin dia hanya karena aku, ghi! Please jangan tinggalin dia!” Ucap iyana. Air mata iyana pun mulai bercucuran, saking tidak kuatnya menahan rasa sakit dan dilema. Sementara Arighi hanya terdiam melihat iyana menangis dan mendengar jawaban yang membingungkan dirinya. Untuk melupakan masalah tersebut, Arighi pun menghibur iyana, “udah ah jangan nangis,na. Nanti disangka orang aku ngapa ngapain kamu, berabe kan. Sini sini aku sekain air matanya” ujar Arighi tersenyum dan menyeka air mata yang ada dipipi iyana. “Senyum dong senyum, kalau nangis gini cantik kamu ilang tau hahahah” ujar Arighi tertawa dan merangkul iyana. “Ih konyool kamu mah emang ghi, bisanya bikin aku nangis terus” ucap iyana sambil memukul mukul kecil badan Arighi.

“Hahaha udah ah jangan dibahas” ujar arghi mencubit pipi iyana. “Sakit ah ghi, jangan dicubit, eh kamu inget gak dipohon ini ada apa?” Ucap iyana. “Ha? Ada apa? Penampakan? Apa penunggunya? Serem dong” ujar Arighi penasaran. “Ada bancinya ghi!!” Ucap iyana kesal “please jangan sebut itu, merinding nih”ujar Arighi . “Ya enggak lah, masa kamu gak inget sih, ini dipohon ini masih terukir nama kita” ucap iyana jengkel. “Kita? Kamu aja kali aku enggak hahaha” ujar Arighi mengejek. “Oh gitu finee..” Ucap iyana kesal. “Hahha, becanda na, aku sayang kamu” ujaar Arighi mencium pipi iyana. “Ih geniiiit!” Ucap iyana. “Eh, pop icenya mana tadi? Udah gak dingin ya? Aus nih aku daritadi ngomong mulu”
“Oiya heheh nih aku pegangin terus gara gara kamu dramatis sih tadi ” ujar Arighi sambil memberikan pop ice dan roti panggangnya. “Mau aku suapin gak?”…. “Enggak makasih bisa sendiri” ucap iyana sambil menjulurkan lidahnya.



Tanpa terasa Arighi dan iyana hampir 5 jam berada didanau, iyana pun memandang jam tangannya dan terkejut.
“Eh, udah jam 3 sore nih! cepet amat enggak kerasa, pulang yuk, nanti papah aku marah” ucap iyana saat memandang jam tangannya. “yah, padahal aku masih kangen kamu, Yaudah ayoo” ujar Arighi Iyana hanya diam saja dan bergegas merapikan pakaian dan wajahnya yang kusut karena menangis. Mereka pun beranjak dari pohon tersebut menuju motor vixion Arighi. “udah siap belum?”Ujar Arighi “peluk yang kenceng ya hahaha”
“Ih ngarep banget Arighi woooo” ucap iyana mengejek namun tetap memeluk Arighi.


Akhirnya Arighi pun tidak jadi memutuskan hubungannya dengan Delina karena permintaan iyana, betapa cintanya Arighi kepada iyana, sehingga walaupun Arighi sudah tidak mencintai Delina, ia masih mempertahankan hubungan dengan Delina demi Iyana.




-selesai-


Cerita Fiksi, 30% True story

Sumber : http://chandstwn.blogspot.com
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top