Kalina
Moderator
Tubuh seketika bergidik saat di hadapan berdiri sebuah pohon Tarra berumur 300 tahun lebih di Kambira, Tana Toraja. Di batang utama pohon itu, bayi-bayi meninggal yang belum tumbuh gigi dikuburkan, bersatu dengan tubuh pohon dan ditutup dengan anyaman ijuk. Menurut kepercayaan lokal, Aluk Todolo, bayi-bayi yang belum tumbuh gigi dianggap masih suci dan mesti dikubur dengan cara seperti itu.
Sejumlah wisatawan asing melihat pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080309]
Pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi atau dalam bahasa Toraja Passiliran di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080301]
Lubang-lubang ditutupi ijuk merupakan tempat menguburkan bayi dan semakin tinggi kuburannya maka semakin tinggi derajat yang meninggal di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080304]
Seorang guide menjelaskan kepada wisatawan asing tentang kuburan pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080303]
Seorang wisatawan asing melintas di bawah pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080305]
Seorang wisatawan asing mengambil gambar pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080302]
Seorang wisatawan asing akan mengambil gambar pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080307]
Refleksi pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080306]
Wisatawan asing mengunjungi tempat wisata kuburan bayi di pohon (objek wisata baby grave) di Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080312]
Sejumlah wisatawan asing melihat pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080309]
Pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi atau dalam bahasa Toraja Passiliran di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080301]
Lubang-lubang ditutupi ijuk merupakan tempat menguburkan bayi dan semakin tinggi kuburannya maka semakin tinggi derajat yang meninggal di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080304]
Seorang guide menjelaskan kepada wisatawan asing tentang kuburan pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080303]
Seorang wisatawan asing melintas di bawah pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080305]
Seorang wisatawan asing mengambil gambar pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080302]
Seorang wisatawan asing akan mengambil gambar pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080307]
Refleksi pohon Tarra yang dijadikan tempat menguburkan bayi di objek wisata baby grave, Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080306]
Wisatawan asing mengunjungi tempat wisata kuburan bayi di pohon (objek wisata baby grave) di Kecamatan Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Minggu, 3 Agustus 2014. Menurut ajaran aluk Todolo (animisme), bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang di pohon Tarra, karena bayi-bayi tersebut dianggap masih suci. Pohon tersebut sudah berumur 300 tahun lebih. [TEMPO/STR/Iqbal Lubis; IBL2014080312]