Pengabdian Seorang Guru

tiaseptiani

New member
Namaku Erik, aku adalah seorang Guru di sebuah Sekolah Dasar Negeri. sejak dulu aku memang bercita-cita ingin menjadi seorang guru, karena bagiku Guru itu sangat mulia, bukan hanya karena itu aku memilih untuk menjadi seorang Guru SD, karena aku sangat menyukai anak-anak, mereka sangat cepat dalam menangkap ilmu yang di ajarkan padanya, karena anak pada masa-masa SD adalah masa dimana anak mudah dalam menangkap ilmu

Menjadi seorang Guru buatku cukup menyenangkan, dan aku selalu berusaha keras dalam tugasku mendidik anak didikku, mulai dari mengajari berbagai materi hingga tata krama, karena aku adalah wali kelas jadi mendidik anak-anak kelasku menjadi anak yang berakhlak mulia adalah tugasku

ada yang berpendapat menjadi seorang guru sepertiku pasti berpenghasilan tinggi, tapi itu tidaklah benar, karena aku adalah Guru Honorer jadi pendapatanku tidaklah begitu besar, tapi hal itu bkanlah masalah buatku, karena aku masih lajang jadi tidak terlalu membebaniku, asal bisa membayar kontrakan dan biaya makan saja itu sudah cukup buatku.

aku selalu menjunjung tinggi pekerjaanku sebagai guru, dan aku selalu berusaha menjadi Guru yang bisa di andalkan oleh para murid juga wali murid, seperti halnya tiba saat akan ujian, aku akan memberikan pelatihan yang maksimal terhadap anak didikku tanpa terkecuali, karena itulah kelas yang ku didik selalu mendapatkan nilai rata-rata tertinggi, bukan hanya tertinggi di sekolah, melainkan sekecamatan.

pernah suatu hari, saat ujian sekolah telah selesai dan nilai ujian sudah koreksi semua, saya mendapati salah satu muridku yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata, ini pertama kalinya buatku, entah apa yang membuat anak ini bisa mendapat nilai lebih rendah daripada semester sebelumya, padahal anak ini adalah anak yang sangat rajin dan salah satu murid andalan kelasku.

naluriku sebagai seorang guru langsung tergerak untk mencari tahu apa yang terjadi pada anak ini, siang hari saat istirahat sekolah, aku mendatangi nya dan memberitahukan kalau aku akan memberikan ujian perbaikan untuknya.

saat hari itu tiba, aku menunggu diruang guru. 30 menit sudah lewat dari jam yang sudah di tentukan tapi anak ini belum juga datang, 1 jam kemudian belum juga datang, akhirnya aku putuskan untuk mendatangi rumahnya dan menjemputnya untuk mengikuti ujian. aku melakukan ini bukanlah untuk mendapatkan image baik dihadapan para guru ataupun murid, tapi ini aku lakukan karena aku merasa ini adalah tanggung jawabku dan kewajibanku untuk mendidik murid-muridku walaupun aku harus mencari tahu sendiri.

tibalah aku di rumah anak itu, ku ketuk pintu dan mengucapkan "assalamualaikum..." dengan sopan. tidak lama dibukalah pintu oleh seorang wanita setengah baya yang ternyata adalah ibu dari muridku, aku dipersilahkan masuk dan tanpa basa-basi ku jelaskan maksud kedatanganku.

dari situlah aku tau ternyata orang tuanya tidak tau kalau anaknya mendapatkan nilai dibawah standar kelas dan hari ini adalah hari perbaikan nilai, karena anaknya tidak memberitahukan sama sekali kepada orang tuanya.

ternyata sedang ada masalah didalam keluarga mereka sehingga membuat sang anak mendapatkan tekanan sehingga mempengaruhi daya tangkapnya selama belajar, akhirnya dengan perlahan-lahan aku memberikan masukan pada sang ibu agar pelajaran sang anak tidak terganggu karena masalah-masalah dirumah kemudian ku ajaklah anaknya datang ke sekolah untuk ujian perbaikan.

setelah beberapa hari dari kejadian itu, tersebarlah cerita tersebut keseluruh lingkungan sekolah hingga aku mendapatkan penilaian positif dari para guru juga murid, hingga pada suatu hari, saya ditunjuk sebagai kepala sekolah yang baru dikarenakan kedisiplinan dan perhatianku terhadap pendidikan juga murid. dengan jabatanku sebagai kepala sekolah tentunya memiliki tanggung jawab yang lebih besar, dan aku akan berusaha dengan segenap kemampuanku untuk melaksanakannya.
 
Back
Top