Harga Tembaga Masih Lemah, Tiongkok Lebih Membutuhkan Dana Likuid Dibandingkan Turunnya Suku Bunga

adidananto

New member
Harga tembaga di bursa berjangka masih mengalami penurunan dalam lebih dari dua minggu terakhir, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Tiongkok tidak akan cukup kuat untuk meningkatkan permintaan dari Tiongkok, pengguna logam terbesar dunia.

chongqing-downtown.jpg


The People’s Bank of China mengurangi tarif untuk ketiga kalinya dalam enam bulan, pemangkasan satu tahun lending rate sebesar 0,25 persen menjadi 5,1 persen, efektif Senin kemarin.

Harga tembaga sudah turun sekitar 8 persen dalam satu tahun terakhir di tengah tanda-tanda surutnya ekspansi di negara-negara Asia.

Tiongkok sedang memperkuat stimulus untuk memperjuangkan pencapaian target pertumbuhan ekonomi di sekitar 7 persen. Merosotnya pasar properti, membuat modal mengalir ke luar negeri. Sementara itu pemerintah daerah sedang sibuk dengan pembersihan utang yang kompleks.

Richard Fu, direktur perdagangan komoditas Asia di Societe Generale Newedge England Ltd di London mengatakan bahwa saat ini para pebisnis di Tiongkok mengalami kesulitan likuiditas, membutuhkan dana yang cukup dibandingkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah.

Tembaga berjangka untuk pengiriman Juli sempat turun 0,6 persen menjadi menetap di $ 2,903 per pon di Comex di New York, penurunan terbesar untuk kontrak teraktif sejak 22 April.

Di London Metal Exchange, tembaga untuk pengiriman tiga bulan turun 0,4 persen menjadi $ 6.365 per ton ($ 2,89 per pon).

Aluminium, seng, timah, nikel dan timah juga turun di LME.
 
Back
Top