Masa Depan, Antar Mobil Dapat Saling Berkomukasi

acamitraca

New member
mobil-dapat-komunikasi-300x200.jpg

Untuk menekan tingkat kecelakaan yang kian memprihatinkan, diketahui saat ini para ahli mekanik kendaraan roda empat tengah memikirkan cara bagaimana jika suatu hari mobil-mobil bisa saling berkomunikasi satu sama lain. Hal tersebut diklaim dapat menekan tingkat kecelakaan di masa depan.

Bila nantinya pengembangan tersebut dapat terealisasi, tentunya setiap mobil pun mampun berpacu lebih aman. Terutama jika bisa mengetahui informasi tentang mobil lain, kendala, kondisi pejalan kaki dan keadaan di sekitarnya. Akan tetapi, untuk mewujudkan sistem ini masih banyak kendala yang harus dilalui.

Pasalnya, tentu diperlukan kerangka hukum dan alokasi spektrum nirkabel untuk memungkinkan antar kendaraan (V2V) berkomunikasi.

Menanggapi pengembangan sistem tersebut, pemerintah Amerika Serikat (AS) pun angkat bicara. Dimana kabarnya sistem tersebut dikabarkan akan segera terealisasi V2V untuk menciptakan keselamatan berkendara yang lebih baik. Selain itu juga untuk membantu memfasilitasi mobil self-driving yang segera mengaspal.

Hal tersebut seiring ungkapan dari Menteri Transportasi Anthony Foxx yang menuturkan, ia berharap peraturan soal teknologi tersebut akan siap akhir tahun ini. “Kami percepat jadwal agar aturan yang diusulkan untuk kebutuhan teknologi V2V, sehingga memungkinkan ‘berbicara’ satu sama lain,” imbuh Foxx.

Dengan direalisasikannya sistem teknologi terbaru tersebut, diyakini dapat mengurangi jumlah kecelakaan. Menurut The National Highway Traffic Safety Administration, yang telah menguji V2V sejak 2012 mengatakan, teknologi tersebut dapat menentukan apakah mobil aman berbelok ke kiri dengan menghitung kecepatan kendaraan lain yang melaju, apakah aman menyalip mobil lain dan apakah aman memasuki persimpangan dengan visibilitas yang terbatas.

Untuk mewujudkan sistem ini, berdasarkan riset yang dilakukan para peneliti, tercatat harus menelan biaya sekira USD 350 atau sekitar Rp 4,58 juta per mobil. Selain itu, dengan sistem tersebut diperkirakan dapat menghindari 592.000 kecelakaan dan menyelamatkan 1.083 nyawa per tahun, jika armada mobil di AS dilengkapi dengan teknologi ini.

Menanggapi teknologi canggih ini, menurut Asosiasi Global Produsen Mobil, yang mewakili produsen non-AS termasuk Honda, Nissan dan Toyota, menyambut baik upaya Washington untuk mempercepat proses ini.

“Semakin cepat kita bergerak ke arah penyebaran komunikasi V2V, konsumen lebih cepat akan menerima manfaat dari teknologi ini dalam menyelamatkan nyawa,” pungkas Pemimpin Asosiasi, John Bozzella.

Sumber : www.Infoasuransimobil.com
 
Back
Top