Penerbad : Kisah Para Prajurit Terbang

langit_byru

New member
Penerbad : Kisah Para Prajurit Terbang


Penerbangan Angkatan Darat dioperasikan dalam medan tempur, apabila keunggulan udara telah dikuasai oleh pihaknya. Sasaran di balik bukit yang tidak dapat dijangkau dengan tembakan artileri, dapat diserang secara langsung oleh helikopter Angkatan Darat (AD) atau oleh pasukan mobud.

th_72134_PENERBAD01_122_385lo.jpg

Door Gunner PRAJURIT TERBANG - Door Gunner Bell-205A-1 dengan FN Herstall MAC-58 kaliber 7,62mm./Foto: Dok.Hendro Subroto

Ketika KSAD membuat SuratKeputusan tentang berdirinyaDetasemen Penerbangan Angkatan Darat pada 14 November 1959 dengan tugas mengurus segala kegiatan yang menyangkut bidang penerbangan organik AD, pada waktu itu Den Penerbad sama sekali belum memiliki pesawat terbang. Pada waktu itu terdengar berita bahwa pesawat DHC-2 Mk.1 Beaver milik Dr. AK. Gani yang sedang overhaul di Singapura akan dijual, maka pihak AD langsung membelinya.

Sebagai tindak lanjut, beberapa orang perwira diantaranya Kapten Binjamin Hadi, Kapten Burhan Ali dan Kapten Sukartono dikirim ke AS untuk mengikuti pendidikan penerbang di US Army Aviation School Fort Rocker, Alabama. Pendidikan penerbang gelombang pertama tahun 1959, disusul gelombang kedua tahun 1962 yang terdiri dari Letkol Juwono, Kapten Dolf Latumahina, Kapten Sudewo, Kapten Daud Natawiyoga, Lettu T.M.F. Worang dan beberapa perwira lainnya.

Kegiatan operasi

Beaver satu-satunya pesawat yang dimiliki oleh Den Penerbad, ikut dalam Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1963 Den Penerbad menerima dua pesawat Cessna L-19 dalam rangka US Military Assistant Program. Kedua pesawat diterjunkan dalam Operasi Kilat untuk penumpasan pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan dan Tenggara dalam tahun 1964. L-19 b
ukan hanya digunakan untuk melakukan pengintaian, tetapi juga melakukan bantuan tembakan udara dengan senapan serbu AK-47 dan stengun. Bahkan Sintong Panjaitan seorang Taruna Akademi Militer Nasional tingkat akhir yang sedang praktek lapangan dalam Operasi Kilat pernah menjatuhkan peluru mortir kaliber 60 mm dari pesawat L-19, meskipun tidak meledak.

Sejalan dengan pembangunan ABRI menjelang Perjuangan Pembebasan Irian Barat dan selama berlangsungnya konfrontasi Malaysia, maka Indonesia menerima peralatan militer dari Blok Timur, diantaranya 15 helikopter Mil Mi-4 Hound bantuan Uni Soviet untuk Penerbad. Pada awal tahun 1965, helikopter itu diangkut ke Indonesia dengan pesawat Antonov An-12, kemudian dirakit oleh para teknisi AURI di Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Para teknisis AURI juga pernah merakit helikopter raksasa Mil Mi-6 Hook di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Mi-4 yang berkapasitas angkut 14 orang dan dipersenjatai senapan mesin DShK-38 kaliber 12,7mm itu banyak digunakan untuk mendukung operasi penumpasan pemberontakan G-30S/PKI di Jawa Tengah tahun 1965-1966. Selain itu, 2 helikopter Mil Mi-4 juga dioperasikan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan PKI, Pasukan Gerilya Rakyat Serawak dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara di Kalimantan Barat pada 1966-1968. Penumpasan pemberontakan G-30S/PKI berakibat dihentikannya pasokan suku cadang dari negara blok Timur. Pada tahun 1972, seluruh Mi-4 milik Penerbad dinyatakan grounded dan dihapus. Ketika persediaan suku cadang Mi-4 mulai kembang-kempis, operasi gabungan Indonesia-Malaysia dalam penumpasan pemberontakan komunis di daerah perbatasan kedua negara didukung dengan tiga dari tujuh helikopter Alouette-III yang dibeli dari Perancis lewat Hankam tahun 1970. Alouette-III yang ke-8 dibeli tahun 1975.

Dalam Operasi Plamboyan (limited combat intelligence) di Timor Timur sebelum dimulainya Operasi Seroja pada 7 Desember 1975, Pus Penerbad mendukung dengan tiga helikopter Alouette-III. Tahun 1976 Penerbad menempatkan satu detasemen berkekuatan sembilan helikopter NBO-10CB. Setahun kemudian diperkuat dengan sebuah Britten Norman BN.2 Islander. Dalam pelaksanaan tugasnya, Den Penerbad memberikan bantuan tempur serta bantuan administrasi berupa angkutan logistik dan evakuasi medik udara. Bantuan itu dirasakan sangat besar manfaatnya bagi pasukan yang sedang melakukan manuver di lapangan.

Pada pertengahan tahun 1990-an Den Penerbad diperkuat lagi dengan beberapa helikopter Bell-205A-1 dan NBell-412. Den Penerbad ditarik dari Timor Timur pada hari-hari terakhir, ketika TNI dan Polri meninggalkan propinsi ke-27 bulan September 1999. Di Irian Jaya Penerbad mendukung operasi penumpasan gerombolan Marthin Tabu pada tahun 1977 dan pembebasan sandera tim peneliti Lorentz yang disekap oleh gerombolan Kely Kwalik di Mapenduma tahun 1996.

Di Aceh, Penerbad mengerahkan pesawatnya untuk memberikan bantuan tempur maupun bantuan administrasi terhadap pasukan darat untuk mendukung Polri yang sedang melaksanakan tugas menegakkan hukum dan ketertiban sebagai akibat terjadinya Gerakan Aceh Merdeka di bawah pimpinan Hasan Tiro.

Dua Skadron


th_72137_PENERBAD02_122_307lo.jpg

Roket GUNSHIP - Heli BO-105 dilengkapi roket LAU-103/A-1 dengan 12 tabung sedang diisi FFAR T.905./Foto: Dok.Hendro Subroto

Sekarang Penerbad berkekuatan dua skadron yaitu Skadron-1/Heli Serbu berpangkalan di Pangkalan Udara Angkatan Darat Ahmad Yani, Semarang dan Skadron-2/Bantuan Umum di lapangan terbang Pelita, Pondok Cabe, Jakarta. Skadron-1/Heli Serbu terdiri dari 8 helikopter Bell-205A-1 dan 8 NBell-412 yang diproduksi oleh IPTN atas perizinan Bell Textron. Sebanyak 18 helikopter Bell-205A-1 versi sipil (versi militer UH-1B Iroquois) itu dibeli dari AS tahun 1978. Kemudian kursi pilot dan kopilot dimodifikasi dengan memasang pelindung plat baja seperti pada UH-1B Iroquois maupun UH-1D Huey AD-AS dalam Perang Vietnam.

Baik B-205A-1 maupun NBell-412 masing-masing berdaya angkut 8 heliborne troops untuk melancarkan operasi mobud, lengkap dengan peralatan tempur. Pada kedua belah pintu dua jenis helikopter itu dipersenjatai dengan senapan mesin pada helikopter Sikorsky S-70A Black Hawk Skadron-B Resimen Udara-5 Penerbangan AD Australia yang ditempatkan di Balibo, Timor Timur.

Helikopter NBell-412 juga dapat digunakan mengangkut dengan slink sebuah meriam gunung kaliber 76mm buatan Yugoslavia beserta amunisi, sedangkan pelayan meriam di dalam pesawat. Meriam gunung itu dapat diangkut langsung dari garis persiapan menuju medan datar maupun suatu ketinggian pada medan berbukit yang diproyeksikan sebagai posisi penembakkan.

Kerjasama antara Skadron-1/Heli serbu denganYonarmed-10 Kostrad dalam demonstrasi pada HUT-40 Kostrad di Cijantung menunjukan bahwa terhitung sejak ban meriam gunung yang tergantung pada slink menyentuh tanah sampai tembakkan pertama dilancarkan, hanya memakan waktu kurang dari empat menit. Cara itu jauh lebih cepat dan efisien ketimbang dengan melepas meriam gunung itu menjadi delapan atau 16 bagian, kemudian dipikul oleh prajurit artileri menuju ke posisi penembakan di daerah ketinggian.

Dalam pendaratan pasukan Inggris di San Carlos, Malvinas, pada 12 Mei 1982, helikopter Puma telah mempraktekkan cara mengangkut howitzer 105 mm dan baterai peluru kendali Rappier dengan slink dari kapal perang langsung menuju ke posisi penembakan di daerah pegunungan.

Skadron-3/Bantuan Umum merupakan campuran antara helikopter dan pesawat sayap tetap. Kini Pus Penerbad memiliki 15 helikopter NBO-105CB yang diproduksi oleh IPTN atas lisensi MBB, Jerman. Sebagai helikopter serang, NBO-105 dipersenjatai empat senapan mesin FN Herstal MO.32 kaliber 7,62 mm standard NATO yang ditempatkan dalam dua TMP (Twin Machine Gun Pods) atau dua senapan mesin FN Herstal M.3P kaliber 12,7 mm NATO dalam tiga HMP (Heavy Machine Gun Pods). NBO-105 juga dipersenjatai dengan FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis T.905 kaliber 2,75 inc NATO dalam dua MLRS (Multi-Launch Rocket System) masing-masing dengan 13 tabung peluncur. Tiga jenis hulu ledak yang digunakan ialah FZ-21 untuk anti personal, FZ-58 untuk anti tank dan FZ-32 untuk marking jika NBO-105 dioperasikan sebagai FAC (Forward Air Control) untuk memandu pesawat tempur yang sedang memberikan bantuan tembakan udara. Air Firing Range bagi Penerbad dalam melakukan latihan tembakan udara terletak di Ambal, Jawa Tengah. Di sini para penerbang maupun doorguners berlatih melakukan serta berlatih taktik dalam melakukan serangan udara taktis. Perawatan berbagai jenis pesawat di Penerbad didukung oleh Detasemen Perawatan yang merawat pesawat sampai pada tingkat AVIM (Aviation Intermediate Maintenance).

th_72137_PENERBAD03_122_546lo.jpg

BO-105 OPTIMALKAN - Peran Penerbad belum optimal dalam mendukung tugas-tugas TNI AD./Foto: Dok.Hendro Subroto

Selain NBO-105, Skadron-2/Bantuan umum memiliki empat NC-212-200 dan sebuah NC-212-200 Aviocar, satu Brittern Norman BN.2 Islander, satu Rockwell Turbo Commander (kecepatan jelajah sama dengan Fokker F-27) untuk pesawat VIP dua pesawat angkut serbu DHC-3D Buffalo dan sebuah DHC-5D Super Buffalo untuk pesawat VIP. Ketiga Buffalo Penerbad berasal dari Uni Arab Emirat. Awal mulanya terjadi, ketika Uni Emirat Arab membeli tujuh pesawat CN-235 dari IPTN tahun 1990-an. Uni Emirat Arab akan membayar ketujuh CN-235 secara tunai, apabila pihaknya dapat menjual lima DHC-5D Buffalo dan empat NC-212-200 buatan CASA Spanyol. Akhirnya B.J. Habibie, Dirut IPTN, memutuskan membeli lima Buffelo dan empat NC-212 itu dengan harga murah, kemudian melakukan re-build.

Dalam perkembangan selanjutnya, dua Buffelo, sebuah Super Buffalo dan dua NC-212 diperuntukkan Pus Penerbad, sedangkan dua Buffalo dan dua NC-212 untuk Penerbangan TNI Angkatan Laut. DHC-5D Super Buffalo dengan registrasi A-9121 yang dioperasikan oleh Penerbad sejak tahun 1996 semula digunakan sebagai pesawat VVIP Sultan Emirat Arab. Sedangkan DHC-5D Buffalo dengan nomor registrasi 9122 sebagai pesawat angkut telah dioperasikan sejak tahun 2000. Buffalo ketiga belum diserahkan kepada Pus Penerbad, karena PT Dirgantara Indonesia (dulu IPTN) kesulitan memperoleh suku cadang. Akhirnya PT DI memutuskan akan menukar Buffalo ketiga dengan sebuah helikopter NBell-412 yang menurut rencana akan diserahkan akhir Agustus 2001 lalu. Pus Penerbad masih akan menggunakan dua Buffalo itu dalam jangka waktu dua atau tiga tahun mendatang.

Calon penerbang helikopter Penerbad dididik di Sekolah Penerbangan AD, di Lanudad Ahmad Yani, Semarang. Para siswa dilatih dengan helikopter bermesin piston Hughes-300C sebanyak 120 jam terbang. Setelah lulus, mereka melanjutkan di simulator BO-105 atau Bell-412 sekitar 20 jam, sebelum melakukan transisi sebagai kopilot pada jenis helikopter yang telah ditentukan. Para calon penerbang pesawat bersayap tetap, dikirim ke Sekolah Penerbangan TNI AU di Yogyakarta.

Latihan terbang mula dilakukan dengan pesawat Bravo sebanyak 120 jam dan latihan terbang dasar dengan pesawat C-34C Mentor bermesin turboprop sebanyak 60 jam. Setelah lulus, mereka kembali ke Penerbad untuk melakukan transisi sebagai kopilot pada jenis pesawat bersayap tetap yang telah ditentukan.

Status Penerbad

th_72139_PENERBAD04_122_444lo.jpg

Briefing MODERNISASI - Penerbad harus dimodernisasi seiring berkembangnya konflik./Foto: Dok.Hendro Subroto

Penerbangan TNI AD (Penerbad) lahir pada tahun 1959 ketika doktrin Heliborne troops atau airmobile sedang dikembangkan di berbagai kalangan. Di Serawak Pasukan Komando Inggris melancarkan operasi mobil udara (mobud) dengan helikopter Westland Wessex Mk.1 yang berisi pasukan satu troop berkekuatan 16 orang. Dalam Perang Vietnam AD AS melakukan operasi mobud dalam bentuk Air Cavalery oleh Divisi Kavaleri-1 maupun Sky Soldier oleh Brigif Linud-173 dengan menggunakan helikopter UH-1D Huey, UH-1B Iroquois, dan CH-47 Chinook didukung helikopter serang AH-1S Huey Cobra dan CH-54 Flying Crane. Di Aljazair pasukan Para Perancis melakukan operasi sejenis dengan Alouette-III.

Operasi mobud merupakan bentuk spesifik operasi AD yang diselenggarakan dan dilaksanakan sebagai suatu operasi antar kesenjataan infantri *kavaleri artileri dengan Penerbad. Kesenjataan Perhubungan (komunikasi elektronik) ikut berperan terutama dalam Komando dan Pengendalian, sedangkan Kesenjataan Zeni khususnya Zeni Tempur juga berperan setelah heliborne troop melakukan manuver di lapangan seperti demolisi, pemasangan ranjau pada waktu pengunduran dan lain-lain.

Dengan demikian Penerbad adalah bagian integral dalam suatu operasi mobud yang sejajar dengan Korps Kesenjataan lainnya. Dalam operasi AD di berbagai negara seperti Australia, Thailand atau Spanyol, penerbangan AD telah berdiri sendiri sebagai suatu Korps Kesenjataan sejak lebih dari 15 tahun yang lalu. Pengoperasian Penerbad sebagai Wira Amur atau "Prajurit Terbang" masih banyak digunakan sebagai bantuan administrasi. Menurut Brigjen TNI (Purn) Widodo Sastroamidjojo (Danpus Penerbad 1974-1985), Penerbad jarang sekali digunakan secara optimal baik dalam peranannya sebagai unsur tempur maupun bantuan tempur. Dalam organisasi TNI AD, Pus Penerbad masih berstatus sebagai unsur fungsional. Dirgahayu Penerbad. (Hendro Subroto)
 
Ass. Ni web sites penerbad semarang kah?? Kalo ya salam buat pratu Rukun susanto yah.... (from risa)
 
Back
Top