Orangtua Terlalu Protektif, Anak Malah Membangkang

Kalina

Moderator
JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap orangtua pasti selalu ingin melindungi anaknya dari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, orangtua juga tak perlu terlalu terlalu protektif atau menggunakan cara berlebihan untuk melindungi si buah hati.

Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani mengungkapkan, terlalu protektif bisa berdampak buruk pada anak. "Kalau orangtua terlalu protektif, anak jadi kepengin lepas. Responnya anak membangkang atau anak cenderung depresi, yang ekstrim ke arah sana," ujar psikolog yang akrab disapa Nina seusai Kelas Parenting di Conclave Coworking Space, Jakarta, Kamis (3/9/2015).

Nina mencontohkan, orangtua yang terlalu memproteksi anaknya bisa berupa anak harus selalu ditemani oleh orangtuanya ke mana pun, anak selalu dilarang untuk pergi jauh, atau semua hal dipilihkan oleh orangtuanya.

Jika anak sudah remaja, proteksi seperti itu tak perlu dilakukan. Namun, sebelum itu ajari anak mana yang boleh dilakukan dan tidak. Dengan begitu, anak akan memahami mengapa ia harus menghindari hal-hal buruk.

"Jadi enggak usah terlalu proteksi. Kasih tahu saja batas-batasnya gimana. Misalnya, apa yang boleh dilakukan, apa yang tidak boleh, serta mengapa boleh dan tidak boleh," terang Nina.

Setelah anak memahami alasan dan batasannya, orangtua juga perlu memberi kepercayaan pada anak. Mengawasinya lebih baik dibanding selalu melarang anak misalnya, berpergian tanpa orangtua.

Jika terlalu protektif, anak bisa membangkang atau melawan dan justru tak mau lagi mendengar nasehat orangtuanya. Efek buruk lainnya, seperti disebut Nina, yaitu membuat anak menjadi depresi.
 
kl anak perkotaan kebanyakan ortu protktif terhadap anaknya utamanya bagi anak perempuan. Kl d kampung anak2 tumbuh dengan sendirinya dan lbh mandiri
 
Karena itulah, bay..
Cewek desa lebih "berani", terutama soal gituan..
Jadi terkesan nakal..

*itu hasil pengamatan kalin sejak tinggal di desa*
 
Karena itulah, bay..
Cewek desa lebih "berani", terutama soal gituan..
Jadi terkesan nakal..

*itu hasil pengamatan kalin sejak tinggal di desa*

tergantung dimana anak itu berada. Anak yang tumbuh dalam lingkungan kondusif maka anak2 tersebut akan cenderung lbh penurut. nah anak2 perkotaan udah diracuni gadget yang akhirnya hidup dalam dua dunia. Dunia nyata dan dunia maya. Anak perkotaan juga telah diracuni sineron2. Lbh memilih main facebook d kamar daripada kumpul keluarga
 
Selamat malam
Menurut saya memang terkadang jika orang tua terlalu protektif kebanyakan dikalangan muda mudi saat ini malah membangkang
Ada yang membangkang karna merasa risih dan mereka ingin merasa bebas tidak terlalu mau diatur ini itu.
Ada juga yang merasa sangat disayangi, maka mereka bertindak berlebihan kepada orangtuanya bahkan berani membangkang terhadap orangtuanya.

Menurut saya, memang jika orangtua terlalu protektif terhadap anaknya terkadang anak merasa jenuh dengan halhal seperti itu, karna mungkin anak anak sekarang apalagi yang sudah umur belasan tahun sudah merasa dewasa dan tahu segalanya.

Jadi protektif itu terkadang baik terkadang buruk

Berhubung saya juga masih seorang remaja, saya hanya menyarankan terhadap para orangtua untuk sering melakukan perbincangan bersama anaknya
tanyakan apa yang dia suka dan tidak suka saat para orangtua protektif terhadap anaknya.
Jadi segala sesuatunya dibicarakan dulu baru bertindak.
Cukup sekian dan trimakasih :D hehe
 
Temen kalin, klo diajak ke kota gak mau, alesannya karena malu. Entah malu ama siapa.. Tp, begitu sama laki-laki.. Om-om lagi.. Langsung hilang rasa malunya...
 
Temen kalin, klo diajak ke kota gak mau, alesannya karena malu. Entah malu ama siapa.. Tp, begitu sama laki-laki.. Om-om lagi.. Langsung hilang rasa malunya...

walaupun teman kalin yang d desa itu suka om2 tapi bukan berarti semua orang desa seperti itu kan. Ak sendiri dilahirkan d desa krn ortuku seorang tentara, dan itulah sebabnya kl ak ditanya org mana susah mewnjawabnya krn hampir semua daerah d indonesia ini ak udah tinggali :)

back to topic

keluarga berkecukupan umumnya protektif terhadap anaknya utamanya jika anak tersebut adalah perempuan. Di sulawesi selatan ada tradisi menjodohkan anak perempuannya dgn anak kerabatnya yang sama2 pengusaha atau menjodohkan anak perempuannya kepada salahsatu karyawannya. Hingga saat ini masih terjadi seperti itu. Hampir tak ada anak2nya yang membangkang.
 
Pernah tinggal di Jember?

Yaa emang gak semuanya, cuma sebagian banyak begitu..
Kebanyakan anak kota udah dpt pendidikan seks sejak kecil..
Sedangkan org desa kebanyakan mlh mikirin gmn dpt uang bnyk, sehingga mereka terpaksa menikahkan anak mrk dengan org lebih berada di, demi dapat kecipratan "berada"nya.
Ini kejadian ama prt di rmh kalin..
 
Pernah tinggal di Jember?

Yaa emang gak semuanya, cuma sebagian banyak begitu..
Kebanyakan anak kota udah dpt pendidikan seks sejak kecil..
Sedangkan org desa kebanyakan mlh mikirin gmn dpt uang bnyk, sehingga mereka terpaksa menikahkan anak mrk dengan org lebih berada di, demi dapat kecipratan "berada"nya.
Ini kejadian ama prt di rmh kalin..

ga pernah tinggal d jember tp di gambir pernah :)


namanya juga manusia yg selalu punya keinginan nah dgn uang keinginan itu dapat terkabul.
 
Back
Top