Prospek Ekonomi Suram, IMF Pangkas Proyeksi Global

adidananto

New member
imf-700x357.jpg


Menjelang penghujung tahun 2015, Dana Moneter Internasional (IMF) memastikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi global menjelang sisa tahun 2015 dan tahun 2016 mendatang diproyeksikan tetap ‘moderat dan tidak merata. Hal tersebut disebabkan ketidakmerataan laju ekspansi di negara-negara maju dan diperburuk dengan perlambatan di pasar negara berkembang. Menurut IMF, pemberian stimulus agresif masih sangat diperlukan di beberapa negara agar tren pertumbuhan ekonomi global di tahun ini tidak terlalu buruk.

Dalam World Economic Outlook terbaru (WEO) kemarin (6/10), IMF yang berbasis di Washington secara resmi menurunkan proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2015 menjadi hanya sebesar 3,1 persen dari 3,3 persen. Sedangkan prospek pertumbuhan untuk tahun 2016 mendatang juga diturunkan menjadi 3,6 persen dari 3,8 persen. Sebagai informasi saja pada tahun 2014 lalu, laju pertumbuhan ekonomi dunia adalah sebesar 3,4 persen.

IMF melihat secara global, perlambatan ekonomi yang tengah terjadi saat ini berpotensi berlangsung lama. Secara spesifik, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan untuk negara-negara maju menjadi 2 persen dari 2,1 persen di tahun 2015 ini dan untuk tahun 2016 mendatang dipangkas menjadi 2,2 persen dari 2,4 persen. Sementara itu, proyeksi ekonomi AS untuk tahun 2015 justru dinaikkan menjadi 2,7 persen dari 2,6 persen, sedangkan untuk tahun 2016 diturunkan menjadi 2,8 persen dari 3 persen.

Untuk proyeksi pertumbuhan kawasan euro tahun 2015 tetap dipertahankan IMF sebesar 1,5 persen, sedangkan prospek untuk 2016 dipangkas menjadi 1,6 persen dari 1,5 persen. Di antara empat negara utama di kawasan euro, proyeksi pertumbuhan Jerman untuk kedua kalinya di tahun 2015 ini diturunkan, sementara proyeksi pertumbuhan untuk Perancis dan Spanyol tetap dipertahankan, dan prospek pertumbuhan Italia dinaikkan.

Lalu untuk perkiraan pertumbuhan Jepang dan Kanada untuk kedua kalinya juga diturunkan pada tahun 2015 ini, sementara proyeksi pertumbuhan untuk Inggris dinaikkan menjadi sebesar 2,5 persen dan prospek untuk tahun 2015 mendatang tetap dipertahankan sebesar 2,2 persen. Sementare itu proyeksi rebound pertumbuhan ekonomi di pasar negara berkembang pada tahun 2016 mendatang juga tidak akan mencerminkan pemulihan secara umum.

Yang juga tidak luput dari sorotan IMF adalah proyeksi pertumbuhan Tiongkok yang diprediksi akan mencatat pertumbuhan di bawah 7 persen tahun 2015 ini yaitu sebesar 6,8 persen dan turun sebesar 6,3 persen pada 2016 mendatang. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan India untuk tahun 2015 juga dipangkas menjadi 7,3 persen dari 7,5 persen, dan proyeksi untuk tahun 2016 tetap dipertahankan sebesar 7,5 persen.

Sebelumnya, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada awal bulan Oktober 2015 ini juga telah lebih dulu secara resmi memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan dunia pada tahun 2015 dari yang semula ditargetkan sebesar 3,3 persen turun menjadi 2,8 persen. Tidak jauh berbeda dengan alasan IMF, pasalnya pemangkasan yang dilakukan WTO dengan mempertimbangkan sejumlah faktor yang membebani ekonomi global pada semester pertama 2015, termasuk penurunan permintaan impor di Tiongkok, Brasil dan negara berkembang lainnya, penurunan harga minyak dan komoditas primer lainnya, serta fluktuasi nilai tukar yang signifikan. (Lihat juga: WTO Pangkas Proyeksi Perdagangan Dunia Tahun 2015)


 
Back
Top