Perangi HIV/AIDS!!

Apakah Anda termasuk pelaku seks bebas?

  • Ya

    Votes: 1 3.8%
  • Tidak

    Votes: 25 96.2%

  • Total voters
    26

Kalina

Moderator
350 Remaja Indonesia Tertular HIV Setiap Pekannya

TABLOIDBINTANG.COM -

HUMAN Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) masih menjadi pembunuh nomor satu akibat infeksi di dunia.

Organisasi Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO) mencatat hampir 1,2 juta orang meninggal karena HIV/AIDS pada 2014.

Virus ini menyerang segala usia, termasuk remaja. Organisasi PBB yang bergerak menangani HIV/AIDS (UNAIDS) menyebutkan 2 juta remaja hidup dengan HIV. Angka ini terus bertambah karena setiap jam ada 26 remaja berusia 10-19 tahun yang terinfeksi HIV.

Indonesia masuk dalam enam negara yang remajanya paling banyak tertular bersama dengan Afrika Selatan, India, dan Nigeria.

Diperkirakan, ada sekitar 200 infeksi baru menjangkiti remaja perempuan dan 150 infeksi baru menular pada remaja laki-laki setiap pekan di Tanah Air.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Mohamad Subuh, mengatakan sampai September 2015, ada 68.917 kasus AIDS untuk semua kelompok umur. Sebanyak 2.089 di antaranya adalah remaja.

Kasus AIDS pada remaja ini rata-rata meningkat 0,06 persen tiap tahun.

"Kelompok remaja ini kebanyakan tertular virus akibat penggunaan narkoba dengan jarum suntik yang tak steril," katanya, Ahad, 29 November 2015.

AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV, yakni sejenis virus yang menyerang atau menginfeksi sel darah putih. Infeksi ini menyebabkan kekebalan tubuh manusia anjlok. Dunia memperingati Hari AIDS Sedunia setiap 1 Desember.
 
HIV/AIDS tak perlu ditakuti krn para pelaku seks bebas hanya akan menularkannya bagi org2 yang berhubungan badan terhadap mereka.

rahasia terbebas dari HIV/AID yaitu tidak berhubungan badan dengan org bukan pasangan sah. Dan pastingan pasangan sah itu tak punya riwayat penganut seks bebas. Juga tidak menggunakan jarum suntik bekas pakai
 
bukan ditakuti, tapi diwaspadailah..
paling engga, adik-adik kita yang baru mentas dari fase anak-anak, beranjak remaja, tuh.. tau dan mengerti bahayanya HIV/Aids.

katanya sih, udah ditemukan obatnya..
tapi harganya mahal.. -_-a
 
Ituloh.. Luka yg gk dikasih perban ato plester.. Pas dihinggapin lalat ato nyamuk, trus serangganya nemplok ke luka org lain.. Katanya kayk gitu jg bs menularkan penyakit ini..
 
Ituloh.. Luka yg gk dikasih perban ato plester.. Pas dihinggapin lalat ato nyamuk, trus serangganya nemplok ke luka org lain.. Katanya kayk gitu jg bs menularkan penyakit ini..

makanya pk plester kl luka. Masa' sih bisa nular lewat lalat? bukannya HIV/AIDS itu termasuk penyakit seksual
 
Stigma dari Nakes Hambat Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

Untuk mencegah penularan HIV-AIDS dari ibu ke anak, mengetahui status si ibu positif HIV atau tidak penting dilakukan. Sayang, masih adanya stigma dari tenaga kesehatan (nakes) seperti perawat dan bidan dapat menghambat upaya pencegahan tersebut.

Prof Dra setyowati, SKp, M.App.Sc, PhD menuturkan, walaupun tidak semua ibu hamil terinfeksi HIV, tapi ketika dia tahu statusnya
positif, maka si ibu bisa mendapat petunjuk apa yang mesti dilakukannya dari tenaga kesehatan seperti perawat dan bidan. Hanya
saja, ketika masih ada stigma dari si perawat atau bidan, ibu bisa malu untuk mengetahui statusnya.

"Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dia mengalami stigma dan diskriminasi tidak hanya di kelompoknya saja tapi juga di komunitas dan institusi
pelayanan kesehatan oleh perawat dan tenaga lain," kata Prof Wati dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (UI) di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Sabtu (16/1/2016).

Hal inilah yang menurut Prof Wati membuat ibu tidak mau terbuka dengan statusnya sehingga dia tidak mengonsumsi antiretroviral (ARV) dan akibatnya, risiko penularan HIV-AIDS ke calon anaknya pun tinggi.

Dalam penelitian Prof Wati dan tim yang berjudul 'Pencegahan Penularan HIV-AIDS di Lingkungan Ibu Rumah Tangga dengan Pemberdayaan Petugas Kesehatan dan Pelibatan Keluarga di Indonesia' , ditemukan bahwa masih kuatnya stigma dan diskriminasi yang dialami wanita ODHA dari keluarga, masyarakat, ataupun tenaga kesehatan.

Meski pemahaman ODHA terhadap HIV-AIDS cukup baik dan mereka sudah berusaha teratur mengonsumsi ARV, stigma dan diskriminasi menimbulkan perasaan sulit berkomunikasi dengan tenaga kesehatan. Penelitian ini dilakukan di 7 provinsi di Indonesia dengan partisipan 10 orang tenaga kesehatan dan 140 wanita ODHA dari tiap provinsi.
"Dari penelitian itu kita membuat 6 modul yang berisi di antaranya bagaimana pengelolaan wanita ODHA, bagaimana pendekatan dengan keluarga, bagaimana pendekatan budaya, serta bagaimana membuat kolaborasi antara LSM dengan tenaga kesehatan di puskesmas. Modul itu sudah kita berikan ke Kemenkes dan sebelumnya sudah diterapkan dalam workshop di lima provinsi," papar Prof Wati.

Prof Wati berpendapat, masih adanya stigma bahkan dari tenaga kesehatan bisa saja akibat kurangnya pemahaman tenaga kesehatan itu sendiri soal HIV-AIDS. Misalnya yang dipahami adalah HIV bisa menular melalui berpelukan, bicara, atau bersentuhan.

"Padahal kan nggak, hanya lewat pemakaian jarum suntik bersama atau cairan kelamin. Padahal pemahaman yang keliru memicu stigma dan diskriminasi akibatnya sulit untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak karena ibunya mau ke puskesmas sudah malu dan takut didiskriminasi dan mendapat stigma," kata Prof Wati.

DetikHealth
 
perkembangan/penularan penyakit sperti ini gmna sih ? dan bagaimna cara pencegahannya ?

cara mencegahnya ya seperti yg den spirit bilang

HIV/AIDS tak perlu ditakuti krn para pelaku seks bebas hanya akan menularkannya bagi org2 yang berhubungan badan terhadap mereka.

rahasia terbebas dari HIV/AID yaitu tidak berhubungan badan dengan org bukan pasangan sah. Dan pastingan pasangan sah itu tak punya riwayat penganut seks bebas. Juga tidak menggunakan jarum suntik bekas pakai
 
teman saya baru banget meninggal kena penyakit HIV/AIDS, klo dilihat kesian juga badannya seperti tengkorak tinggal tulang doang, kulitnya gatal" suka marah" gajelas gitu
 
teman saya baru banget meninggal kena penyakit HIV/AIDS, klo dilihat kesian juga badannya seperti tengkorak tinggal tulang doang, kulitnya gatal" suka marah" gajelas gitu

ihh yang bener den, ngegerogotin semua tubuh kita itu mah ya
ngeri ahh dengernya
 
Back
Top