Gadis itu Bernama...

Status
Not open for further replies.

fajarsany

New member
Srat! Tepat di depan Beni, seorang pengendara sepeda motor menjambret tas milik seorang ibu-ibu pejalan kaki. Ibu-ibu tersebut berteriak minta tolong, namun keadaan yang sepi membuat si penjambret leluasa kabur.

Masih dalam pandangan, Beni langsung memacu kencang sepeda motornya. Hingga daerah keramaian, Beni masih bisa melihatnya; namun si penjambret berhasil lolos setelah memasuki wilayah pemukiman. Tidak bisa menemukannya, Beni memilih pulang; tapi bensin yang hampir kosong mengharuskannya mampir dulu ke sebuah SPBU.

Di SPBU, dia malah jengkel karena antrian yang panjang, dan adanya orang-orang 'elite' yang tidak mengantri, ditambah asap dari sebuah truk pabrik.

Tiba-tiba matanya kemudian tertuju pada seorang gadis yang sedang berdiri di ujung.

“Cantik sekali...”

Hatinya yang tadi sumpek, seketika menjadi adem.

***​

Dua hari kemudian, Beni kembali melalui jalan tadi untuk memata-matai jika jambret tersebut muncul lagi. Masih penasaran dengan si gadis, dia menuju SPBU kemarin.

Betapa senangnya Beni dapat melihat kembali si gadis. Dia ingin berkenalan, tapi belum berani. Keesokan harinya pun sama, hanya melihat dari kejauhan sambil mengagumi pesonanya.

***​

Hari keempat, Beni memberanikan diri untuk berkenalan dengan si gadis. Tapi sayangnya gadis tersebut tidak ada disana.

Hari kelima dan keenam, masih belum menyerah, dia kembali kesana, tapi gadis tersebut masih tidak ada juga.

Hari ketujuh semangatnya hampir hilang, tapi menyerah bukanlah pilihannya. Di hari ini akhirnya dia dapat melihat si gadis.

Beni turun dari sepeda motornya, lalu menghampiri si gadis. Rambutnya yang sedikit acak-acakan dia rapikan oleh tangannya.

“Sore neng.”

“Sore juga, ada apa?”

“Sa... saya... saya Beni.”

“Siapa ya?”

“Iya saya Beni... ummm... cuman mau kenalan aja.”

“Kenalan? Apa ada yang penting sekali?”

“Pengen tau aja nama eneng siapa, he...”

“Hmmm, saya Nurlaela.”

“Oh Nurlaela... dipanggilnya apa?”

“Lela.”

“Eh... ehm... neng Lela, selama ini saya suka merhatiin eneng terus. Neng itu cantik, anggun, kulitnya bersih terang, menimbulkan semacam perasaan sejuk gitu di hati saya.”

“Oh makasih, tapi ini judulnya acara gombal seperti di TV atau ngerayu gitu ya?”

“Enggak... hehehe... pengen kenalan aja....”

“Ngomong-ngomong, neng sepertinya sering sekali ada disini ya, ngapain sih neng?”

Nurlaela tersenyum kecil. “Nungguin seseorang.”

“Seseorang? Waduh... udah punya pacar dong? Atau jangan-jangan, udah punya suami?”

“Enggak, saya sendiri kok, orang masih 19 tahun juga.”

“Owh, lebih tuaan saya dong.”

“Hmmm... gitu ya?”

“Iya, hehe... jadi, nungguin siapa dong neng?”

“Saya lagi nungguin...”

“Ummm...”

“Nungguin temen saya tuh baru beres jam kerjanya, sekarang giliran saya yang kerja.”

“Kerja apa gitu neng?”

“Ngeladenin orang yang mau ngisi bensin lah, kan saya kerja disini, gimana sih akang ini.”

“Oh iya yah...” Beni menggaruk-garuk kepalanya.
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top