Membaca Peta Rawan Bencana

gupy15

Mod
umat, 28 Desember 2007 14:24:00

Membaca Peta Rawan Bencana

Datangnya musim hujan memberi kesibukan baru kepada para pegawai di lingkungan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Selama musim hujan, setiap bulan mereka harus menyiapkan peta yang menggambarkan daerah rawan bencana geologi.

Secara visual, peta itu dibuat per provinsi dan terdiri dari tiga warna. Kawasan dalam peta yang berwarna hijau menunjukkan daerah aman dari bencana geologi. Sedang kawasan yang sangat rawan diberi warna merah, dan kawasan yang rawan diberi warna kuning. Peta tersebut dikirim ke setiap pemerintah provinsi. Wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang dilanda longsor dan menelan korban jiwa hingga 72 orang, dalam peta tersebut memang berwarna merah. Menurut Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG, Kusdinar, struktur tanah dan alih fungsi tata guna lahan menjadikan Kabupaten Karanganyar menjadi rawan longsor.

Berdasar laporan tim PVMBG yang terjun ke lokasi longsor, memang terbukti di kawasan tersebut terjadi alih fungsi lahan secara signifikan. Lahan yang tadinya berisi tanaman keras, sekarang sudah berubah menjadi kebun sayur mayur. Dengan kondisi tanah yang berpasir, alih fungsi itu pun membuat peluang terjadinya longsor menjadi semakin terbuka saat musim hujan tiba. Selain Kabupaten Karanganyar, di Jawa Tengah masih terdapat beberapa daerah lain yang berpotensi tinggi longsor. Di Kabupaten Cilacap misalnya, daerah yang rawan longsor berada di Kecamatan Sidareja, Cipari, juga Majenang. Sedang di Kabupaten Banyumas, kawasan yang rawan ada di Sumpiuh.

Beberapa kawasan lain yang berada di perbukitan seperti Temanggung, Gunung Kidul, Pekalongan, serta sebagian Semarang juga menyimpan potensi terjadinya longsor. Intinya, kebanyakan wilayah pegunungan dan perbukitan memiliki potensi terjadinyaa longsor di musim hujan ini. Seperti Jawa Tengah, beberapa wilayah di Provinsi Jawa Timur (Jatim) juga menyimpan area yang rawan longsor. Di Banyuwangi, daerah yang dinilai rawan longsor adalah Pesanggrahan utara, Genteng utara, Glenmore utara, dan Kalibaru utara. Sedang di Bondowoso, wilayah potensial longsor berada di Cerme, Prajekan, Tlogosari, juga Klabang.

Wilayah lain yang juga menyimpan area rawan longsor adalah Situbondo. Di wilayah ini, trdapat tiga area yang terklasifikasi tinggi bagi peluang terjadinya longsor, yakni Asembagus, Banyuputih barat, dan Arjasa. Secara kasar dalam peta rawan gerakan tanah itu tergambar, daerah yang potensial longsor di Jatim bagian barat itu berada di dekat selatan, dan semakin ke timur, kawasan rawan itu semakin mendekati pantai utara.

Kusdinar menjelaskan bahwa di tahun-tahun yang lalu, Jawa Barat (Jabar) selalu memegang rekor sebagai daerah yang paling berpeluang dilanda longsor. Biasanya, longsor di Jabar ini juga menelan korban jiwa yang tidak sedikit. ''Tapi sekarang Jabar sudah tidak lagi seperti itu,"'' ujar Kusdinar. Meski kawasan yang masuk kategori rawan tidak banyak berubah, namun kejadian longsor di Jabar belakangan ini terus menurun. Kenyataan ini, menurut dia, tidak lepas dari gencarnya program sosialisasi mengenai kawasan rawan longsor kepada masyarakat.

Wilayah yang masuk dalam kategori rawan longsor di Jabar itu antara lain berada di Cianjur bagian selatan, Sukabumi bagian selatan, Garut baagian selatan, sebagian wilayah di Kabupaten Kuningan, dan beberapa wilayah lain. Daerah yang berpeluang besar terjadi longsor di Jabar juga bisa ditemui di Kabupaten Purwakarta (wilayah Plered), Kabupaten Sumedang (wilayah Paseh timur), dan beberapa wilayah lain.

Peta rawan longsor juga menggambar daerah yang berpotensi terjadinya musibah tersebut di Provinsi Banten. Kawasan Ciomas tengah dan Mancak selatan di Kabupaten Serang, serta wilayah Menes utara di Pandeglang termasuk daerah rawan longsor. Kusdinar juga mengungkapkan bahwa di Sumatra juga terdapat Sesar Semangko yang memanjang dari Lampung hingga Aceh. Wilayah yang dilalui sesar ini, menurut dia, juga menjadi kawasan yang berpotensi longsor. Karena itu, penduduk yang tinggal di sepanjang sesar ini pun harus selalu waspada, terutama di musim hujan.

''Pada intinya, semua provinsi di Indonesia ini memiliki kawasan yang rawan bencana geologi,'' ungkap dia. Buktinya, pada peta terlihat semua provinsi memiliki kawasan yang berwarna merah. Secara lengkap, peta kawasan rawan bencana geologi ini bisa diakses di situs portal.vsi.esdm.go.id. Kusdinar menambahkan bahwa penentuan kawasan rawan ini dilakukan dengan menggabungkan peta gerakan tanah, serta peta curah hujan yang dikeluarga Badan Meteorologi dan Geofisika.

Dia juga menekankan bahwa bencana geologi itu memiliki sifat perulangan. Karena itu, penduduk yang tinggal di wilayah yang pernah dilanda longsor, pada musim hujan ini juga harus waspada karena bencana serupa bisa terulang. Staf di Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG, Suranta, menambahkan bahwa pada Januari 2008 mendatang, kecenderungannya tidak jauh berbeda dari bulan ini. Artinya, penduduk di kawasan yang pada bulan Desember 2007 ini masuk dalam wilayah rawan, pada bulan mendatang juga harus tetap waspada. irf

Ikhtisar:

- Kawasan Sesar Semangko di Sumatra Kusdinar juga menjadi kawasan yang berpotensi longsor.

- Bencana geologi memiliki sifat perulangan. Karena itu, penduduk yang tinggal di wilayah yang pernah dilanda longsor harus waspada.

http://republika.co.id/koran.asp?kat_id=13
 
Back
Top