Ini yang Terjadi Jika Gaya Hidup Kita Terlalu Bersih

Kalina

Moderator
KOMPAS.com - Orang di zaman modern terpapar lebih sedikit mikroba dibanding para pendahulunya. Bukan hanya sistem sanitasi yang baik, akses terhadap air bersih, dan berbagai produk sabun antibakteri, membuat kita hidup sangat bersih.

Meski begitu, menurut hipotesa kebersihan (hygiene hypothesis) terlalu higienis justru akan mengubah bakteri yang tinggal di tubuh kita. Akibatnya, kita pun lebih rentan alergi, asma, dan penyakit yang berkaitan dengan sistem imun.

Hipotesa tersebut dibuktikan dalam penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Cell.

Menurut hipotesa kebersihan, lingkungan di mana bayi dibesarkan dan paparan mikroba di awal kehidupannya, berpengaruh besar pada tipe kuman yang hidup alami di tubuhnya. Mikroba itu nantinya berpengaruh pada risiko penyakit di masa depan.

Ilmuwan dari Broad Institute of MIT dan Harvard menemukan, bakteri di usus bayi yang lahir di pinggiran Rusia berbeda dengan bayi yang lahir di kota besar seperti Finlandia dan Estonia.

Pada bayi yang lahir di Rusia, bakteri yang mendominasi adalah E.coli atau jenis bifidobacterium, sementara bayi di Finlandia flora ususnya adalah jenis Bacteroides. Sementara bayi di Estonia memliki dua jenis bakteri itu, karena pertumbuhan ekonomi di negara tersebut membuat penduduknya bergeser dari pola agraria ke perkotaan.

Perbedaan jenis bakteri pada populasi yang berbeda ini ternyata juga terkait dengan tingkat diabetes tipe 1. Tingkat penyakit ini lebih tinggi pada bayi-bayi Finlandia dan lebih rendah pada bayi Rusia.

Bahkan setelah para ilmuwan memasukkan faktor yang berpengaruh pada kolonisasi bakteri usus, misalnya pola makan, lingkungan, dan ASI, perbedaan mikroba berdasarkan geografi ini berpengaruh paling besar.

"Anak-anak di Rusia hidup dekat dengan peternakan dan pertanian, mereka terpapar berbagai jenis mikroba dari tanah dan juga hewan," kata Ramnik Xavier, peneliti.

Sementara itu, bayi yang hidup di perkotaan Finlandia yang lingkungannya sangat bersih, jarang bermain di tanah. Karenanya, paparan kumannya tentu berbeda.

Penelitian lain menunjukkan, paparan pada spesies bakteri yang ada di tanah dan lingkungan pedesaan, terkait dengan produksi asam lemak yang bisa melawan patogen penyebab infeksi pernapasan. Bakteri ini juga berpengaruh pada metabolisme.

Perbedaan koloni kuman dan bakteri ini pada akhirnya juga menghasilkan sistem imun yang berbeda. Pengaruhnya adalah anak-anak akan lebih terlindungi, atau justru rentan pada alergi dan gangguan metabolisme seperti diabetes.
 
yg jelas kalo pakai baju astronout 1 th. ga mandi pun ga bakalan panuen.
kapan2 mau bikin pabrik wish.. sambil nyuap dpr agar diundangkan setiap warga wajib pakai baju astronout.(demi kesehatan+keselamatan)
 
yg jelas kalo pakai baju astronout 1 th. ga mandi pun ga bakalan panuen.
kapan2 mau bikin pabrik wish.. sambil nyuap dpr agar diundangkan setiap warga wajib pakai baju astronout.(demi kesehatan+keselamatan)
wkwkwk ga gitu juga kalee, repot amat pake baju astronout
 
hadeuh serba salah amat, ga mandi bau, ga makan laper, gak minum haus .. hmmmm

apalagi kl bulu ketek lebat gini ga mandi gimana tuh baunya ya

file.jpg
 
Back
Top