Cukup Dua Saja!

graphe

New member
Judul tulisan ini bukan slogan Keluarga Berencana, tapi merupakan anjuran bagi penderita tekanan darah tinggi untuk mengonsumsi dua buah pisang setiap hari.

Berdasarkan riset di Amerika Serikat dan uji coba di India, penderita tekanan darah tinggi dapat menurunkan tekanan darahnya sampai 10% dalam satu minggu setelah mengonsumsi dua buah pisang setiap harinya. Bahan ajaib apakah yang terdapat dalam buah itu?

Pisang (Musa paradisiaca) ternyata telah menjadi bagian dari diet manusia sejak ratusan tahun silam. Penelitian fosil di Papua Nugini menunjukkan adanya domestikasi dan budidaya tanaman ini lebih dari 10.000 tahun lalu. Seluruh bagian tanaman ini dimanfaatkan, mulai dari akar untuk obat-obatan, batang untuk rakit dan tali-temali, daun untuk pembungkus, dan tentu saja buahnya untuk dimakan.

Dibandingkan dengan buah lain, pisang memiliki tekstur lembut dengan rasa yang lezat. Sudah begitu, praktis, mudah dikupas tanpa alat bantu. Karena tidak mengenal musim, buah pisang tersedia sepanjang tahun dengan harga terjangkau.

Pisang berasal dari Asia Tenggara, suatu kawasan dengan keanekaragaman jenis yang sangat tinggi. Di Indonesia saja dijumpai sekitar 300 kultivar pisang, buah yang nama Musa-nya diambil dari nama dokter kerajaan di zaman Kaisar Romawi, yaitu Octavius Augustus, pada 63 - 24 SM ini.

Ada dua kelompok besar buah pisang. Kelompok pertama dapat langsung dimakan dan kelompok kedua perlu diolah terlebih dahulu (dikenal dengan istilah plantain). Contoh kelompok pertama misalnya pisang ambon, pisang raja, atau pisang barangan. Sedangkan kelompok kedua adalah pisang tanduk.

Di banyak negara Afrika, juga sebagian daerah di Papua dan Papua Nugini, plantain dijadikan sebagai bahan makanan pokok. Singgahlah di rumah makan Afrika (di Jakarta banyak dijumpai di daerah Tanahabang), dan jangan kaget kalau pisang tanduk rebus dipakai sebagai pengganti nasi yang dimakan dengan lauk pauk lainnya. Tak mengherankan kalau konsumsi pisang di benua itu sangat tinggi. Di Uganda misalnya, konsumsi pisang per kapita mencapai 243 kg/tahun. Bandingkan dengan konsumsi penduduk Indonesia yang hanya 5 kg/tahun/jiwa.

Cocok buat diet

Selain dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok, masih ada banyak ragam olahan buah ini. Lebih dari 200 resep penganan menggunakan bahan baku pisang dapat ditemui di Indonesia. Pisang juga dapat diolah menjadi pasta atau tepung pisang dan dipakai sebagai "penambah rasa" pada es krim, yoghurt, atau susu. Bisa juga dibuat bir atau saus. Semua itu tidak terlepas dari kandungan nilai gizinya yang bisa dibilang tinggi.

Dari jumlah kandungan gizi per 100 g pisang, hampir seperempat bagian dari pisang dan bahkan hampir sepertiga dari plantain terdiri atas karbohidrat yang masing-masing dapat memberikan energi sebesar 92 dan 122 kkal (kilokalori). Energi ini dapat dihasilkan dalam waktu relatif singkat jika dibandingkan dengan waktu yang diperlukan untuk mencerna bahan makanan lain.

Karena itu tidak mengherankan jika kita sering menyaksikan para atlet mengonsumsi pisang sebelum dan saat bertanding. Misalnya, dulu sering kita saksikan Michael Chang asyik menyantap pisang pada jeda pertandingan tenis. Hal ini memang dibutuhkan oleh para olahragawan yang memerlukan sejumlah besar glukosa dalam darah segera secara kontinyu agar dapat tetap mempertahankan aktivitas otot-ototnya dalam durasi yang lama.

Selain kandungan karbohidrat yang tinggi, pisang juga kaya akan vitamin (A, B1, B2, B6, dan C), serta mineral (potasium dan sodium) dengan kadar lemak rendah. Karena rendah kadar lemaknya, pisang merupakan buah yang banyak disarankan bagi orang tua dan mereka yang berbobot super.

Vitamin A bermanfaat untuk kesehatan mata. Vitamin B (tiamin) berperan dalam reaksi-reaksi penghasil energi. Kekurangan tiamin dapat menyebabkan polineuritis akibat terganggunya transmisi saraf yang kekurangan energi. Vitamin B2 (riboflavin) dan B6 berperan penting dalam proses metabolisme tubuh. Kekurangan riboflavin bisa menyebabkan gejala kulit rusak, saraf motorik terganggu, juga kelainan pada darah.

Sementara vitamin B12 merupakan vitamin yang sangat kompleks molekulnya dan berperan dalam menjaga agar sel-sel tubuh berfungsi secara normal, terutama saluran pencernaan, sistem saraf, dan sumsum tulang. Sedangkan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan yang berperan dalam menangkap senyawa radikal bebas penyebab penuaan serta munculnya sel-sel kanker.

Penangkal leukemia

Selain cocok untuk diet rendah lemak, buah ini baik pula untuk mereka yang mengalami masalah pencernaan seperti peptik ulkus, in coelioe disesse, dan in colitis. Beberapa komponen penting dalam pisang bersifat sebagai angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors. Enzim ini mengatur pelepasan angiotensin-2 yang merupakan substansi penyebab meningkatnya tekanan darah melalui konstraksi pembuluh darah.

Tekanan darah dalam tubuh pun dapat dikontrol melalui kalium yang terkandung pada pisang. Per 100 g pisang matang tersimpan 400 mg kalium. Kalium merupakan salah satu mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Begitu juga dengan magnesium yang selain dapat membantu menurunkan tekanan darah juga mencegah denyut jantung tidak teratur. Sementara itu kromium dalam pisang merupakan suatu mikronutrisi untuk mendorong aktivitas enzim dalam metabolisme glukosa untuk energi dan sintesis asam lemak dan kolesterol.

Daging buah pisang sangat lembut serta mengandung lemak dan minyak sehingga menjadikan buah ini mudah dicerna tanpa menimbulkan banyak masalah. Di dalam perut, ia mampu melapisi dinding usus dan berfungsi sebagai alat antiradang yang bersifat mempercepat penyembuhan. Pisang juga mampu melapisi, menyejukkan, dan menyembuhkan peradangan lambung yang serius. Makanya, dokter spesialis anak sering menyarankan pisang sebagai buah pertama yang dikenalkan pada bayi saat mereka mulai bisa dikenalkan pada makanan padat.

Saat diolah menjadi jus, misalnya, pisang juga dapat menetralkan refluks asam hidrolik yang terasa di bagian belakang tenggorokan dan menetralkan panas dalam. Jus pisang mampu pula membantu penyembuhan penyakit hiatal hernia dengan menekan bagian perut yang masuk ke rongga dada agar bisa kembali ke posisi semula.

Penelitian seorang epidemiolog dari University of California, Marilyn Kwan, membuktikan bahwa mengonsumsi pisang secara rutin dapat menurunkan risiko terkena leukemia. Efek ini terlihat nyata kalau pisang dimakan secara teratur 4 - 6 kali seminggu sampai bayi berumur dua tahun. Pisang mampu menjadi benteng pertahanan serangan leukemia sejak dini karena kaya vitamin C. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menurunkan risiko kerusakan DNA. Dengan demikian otomatis proses munculnya kanker dapat dihentikan. Menurut Kwan, potasium dalam pisang juga terbukti menstabilkan DNA dan menurunkan peluang mutasi.

Sebagai bahan makanan pokok, plantain pun memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan makanan pokok lainnya. Beberapa bahan makanan pokok sumber karbohidrat lain sering mengandung sejumlah senyawa yang berpotensi toksis dan mengandung faktor-faktor antinutrisional. Misalnya, ubi jalar mengandung glikosida kyanogenik dan kentang yang mengandung glikoalkaloids.

Pisang dan plantain tidak mengandung bahan-bahan itu dalam jumlah yang berarti. Sebaliknya, ia mengandung serotonin, dopamine, dan bahan amina biogenik lain dalam jumlah yang cukup besar. Sebagaimana diketahui, senyawa-senyawa itu berperan besar dalam menimbulkan perasaan tenang dan nyaman. Jadi, tak mengherankan kalau kita sering merasa rileks setelah makan pisang.

Tapi ingat ya, cukup dua saja sehari!

Penulis : Dr. Rita Megia, dosen Jurusan Biologi-FMIPA, IPB dan Tunjung Seta, alumnus Jurusan Teknologi Industri Pertanian, IPB, di Bogor
 
Back
Top